Irene Jati, menjaga Kualitas mebel
Salah satunya adalah UD Irene Jati, di Jl Brigjen Sutoyo 126 Bojonegoro, sebuah perusahaan mebel atau furniture di Bojonegoro. UD…
Salah satunya adalah UD Irene Jati, di Jl Brigjen Sutoyo 126 Bojonegoro, sebuah perusahaan mebel atau furniture di Bojonegoro. UD Irene Jati merupakan perusahaan turun temurun dari keluarga yang berdiri sejak tahun 1996 yang dipegang Khoiruddin. Lelaki yang lahirdiTuban tahun 1963 ini adalah lulusan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surabaya Fakultas Hukum. Dia memiliki lima anak. Nama perusahaan UD Irene Jati diambil dari nama anak kedua yakni Irene, sedangkan kata jati berasal dari nama kayu yang dibuat sebagai bahan baku. Kebetulan, Irene adalah anak perempuan satu-satunya.
Dl sepanjang Jalan Brigadir Jenderal Sutoyo, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro, bisa jadi sebagai sentra pembuatan mebel. Di sepanjang sentra mebel ini, banyak dijumpai tangan- tangan terampil yang telaten memahat, mengukir, dan menghaluskan aneka ker- ajinan mebel dan ukir-ukiran dari kayu jati yang terkenal bagus kualitasnya.
Kerajinan mebel dan ukir-ukiran kayu jati dari Bojonegoro bukan dikenal karena bentuk atau modelnya, melainkan juga kondang karena kualitas bahan bakunya yang dikenal bagus. Kualitas kayu jati asal Bojonegoro selama ini tidak ada yang menandingi. Kayu jati yang dihasilkan dari daerah hutan di Bojonegoro berwarna merah bata, seratnya rata, kering, padat, dan kuat. Kayu jati itu bila dipakai sebagai bahan baku lemari, bufet, kusen, dan dipan akan tahan lama hingga puluhan tahun.
Sampai saat ini, Irene Jati memilik se- banyak 13 pekerja. Bahan yang diutama- kan adalah kayu jati dan mahoni. Kayu jati selain diperoleh dari Bojonegoro, juga didapat dari Ngawi dan Nganjuk. “Memang, untuk selalu menjaga keinda- han tekstur, kami memilih warna kayu jati sebagai bahan baku utama. Sebagai finishing yang digunakan ada beberapa jenis, antara lain melamine, teak oil, maupun plitur agar kesan yang timbul semakin membuatnya tampak bagus,” tutur sulung dari lima bersaudara ini.
“Apalagi kepada setiap pembeli, kami menawarkan kenyamanan berbelanja furniture dengan memilih motif desain dan ukuran yang dapat ditentu kan pembeli sendiri.Tak lupa kamijuga menyediakan gambar katalog untuk desain furniture. Para pembeli bebas melihat proses produksi. Soal harga ukiran bila dibanding dengan Jepara lebih murah, karena ongkos tukang murah dan peralatannya lengkap serta ada paguyubannya. Di Bojonegoro ma- hal karena kualitas jatinya takada yang menandingi “tutur Iqbal, panggilan akrabnya, ramah.
Maka, tak heran pula setiap hari terdengar suara berisik pemotongan kayu jati, suara penggergajian kayu, dan tangan-tangan terampil menghaluskan kayu.
Sentra kerajinan kayu jati di Kelurahan Sukorejo itu juga memberikan banyak lapangan kerja bagi warga Bojonegoro. Anak-anak muda banyak yang bekerja sebagai tukang gosok mebel, sementara mereka yang sudah berpengalaman bisa menjadi tukang.
Namun, Iqbal juga mengakui bila para perajin mebel belakangan agak kesulitan mencari bahan baku kayu jati. Namun, bahan baku yang sulit itu tidak membuat para perajin menyerah.