Swasembada Pangan Hewani Kelompok Ternak Desa Wonoayu Kab. Malang
Kontribusi Jawa Timur terhadap pemenuhan kebutuhan pangan nasional memang tak bisa dibantah. Pertumbuhan populasi di bidang ternak sapi yang terus…
Kontribusi Jawa Timur terhadap pemenuhan kebutuhan pangan nasional memang tak bisa dibantah. Pertumbuhan populasi di bidang ternak sapi yang terus meningkat dari tahun ke tahun, membuat nama Jawa Timur kian melambung. Nyatanya, ada upaya khusus yang mampu memikat hati para peternak. Seperti apakah?
SIANG itu, Rabu (29/8), terik mentari belum sepenuhnya menyengat. Jam di ponsel menunjukkan pukul 09.49 WIB. Beberapa warga Desa Wonoayu, Kec. Wajak, Kab. Malang terlihat bergerombol di lapangan kosong yang disulap menjadi pekarangan sapi. Lokasi yang berjarak sekitar 200 meter dari balai desa itu dimanfaatkan untuk melaksanakan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Di sudut lapangan, terpampang jelas baliho ajakan untuk mensukseskan program Upsus Siwab Provinsi Jatim tahun 2018. Pesannya, imbauan kepada peternak untuk segera menghubungi petugas guna mendapat layanan Inseminasi Buatan (IB) dan Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) secara gratis. Selain itu, peternak juga diingatkan untuk tidak lupa melaporkan kelahiran pedetnya.
Agenda ini berhasil memantik masyarakat Desa Wonoayu, tua muda tumplek blek jadi satu. Sedikitnya, 150 ekor sapi yang bisa dihadirkan. 130 ekor di antaranya betina yang sebagian besar sudah pernah dikawinkan. “Nanti bersama petugas kita pastikan sapinya bunting apa tidak, yang jelas diperiksa secara masal,” ujar Dr drh Iswahyudi MP (44), Kepala UPT Inseminasi Buatan Dinas Peternakan Jatim.
Iswahyudi lalu mempraktikkan pemeriksaan kebuntingan. Dengan menggunakan glove, pria asal Sugio Lamongan itu lalu memegang ekor sapi dengan tangan kanan. Sedang tangan kirinya dimasukkan ke rektum hingga mengenai uterus. Hasilnya, sapi milik Lamin (83) warga RT 4 dinyatakan bunting usia dua bulan dengan kondisi uterus sebesar telapak tangan. Lamin pun bersyukur, senyumnya mengembang.
Di sisi lain, beberapa sapi yang menunjukkan tanda birahi langsung dilakukan IB oleh petugas. Tandanya 3A; Abuh (Bengkak), Abang (Merah), Anget (Hangat). Abuh maksudnya, alat kelamin sapi betina terlihat bengkak. Abang maksudnya, alat kelamin sapi betina jika dibuka berwarna merah. Dan yang dimaksud anget, alat kelamin sapi betina terasa hangat bila disentuh.
Tekniknya, sebelum melakukan IB, semen beku (sperma) dalam kemasan straw harus dicairkan lebih dulu. Setelah itu dimasukkan ke dalam Insemination Gun (suntikan panjang). Kemudian sapi disiapkan dan semen disemprotkan pada badan uterus di posisi ke empat.
Bagi sapi yang kondisinya kurang sehat, petugas juga menyiapkan beberapa obat. Di antaranya; Vet Oxy La (antibiotik), Injectamin (vitamin) dan Albendissu (obat cacing).
“Karena kita berada di belakang sapi, ada trik agar kita terhindar dari hal yang tak diinginkan. Sapi itu harus diperlakukan seperti wanita, jangan langsung dipegang! Harus dielus-elus dulu. Kalau langsung, ya bisa-bisa kita ditendang,” ungkapnya lantas terkekeh cairkan suasana.
Sumber : Dinukil Dari Majalah Derap Desa, Edisi 131 September 2018 hal. 30-31