Thursday, October 10, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Jaranan Guyubing Budaya Kota Blitar

Gamelan berlalu mengiringi aksi penari jaranan, barong dan sabetan dari “Guyubing Budaya”              Guyubing Budaya merupakan grup seni jaranan yang berasal dari…

By Pusaka Jawatimuran , in Blitar [Kota] Kesenian Seni Budaya Th. 2017 , at 29/01/2018 Tag: , , , , , ,

Gamelan berlalu mengiringi aksi penari jaranan, barong dan sabetan dari “Guyubing Budaya”

             Guyubing Budaya merupakan grup seni jaranan yang berasal dari Kota Blitar. Grup yang beralamatkan di Jl.Rating Kulon Gg. 3 No.7 Kelurahan Blitar Kecamatan Sukorejo Kota Blitar itu berada dibawah bimbingan Triyas Gunadi.

Menurut Triyas, ada yang berbeda dari grup jaranan yang ia pimpin dengan jaranan yang biasa dikenal masyarakat yaitu dari iringannya yang menggunakan musik gamelan lengkap. Jika biasanya pertunjukan jaranan hanya diiringi dengan bonang, saron dan gong maka tidak demikian jaranan yang beberapa kali menjuarai festival itu.

Anggota dari grup jaranan ini mencapai 100 orang lebih terdiri dari siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa dan umum. Grup itu didirikan dengan mengangkat filosofi kebersamaan. “Sanggar ini milik kita yang mengembangkan ya harus kita sendiri bukan orang lain,” tuturnya. Prestasi yang sudah diraih sebagai penyaji terbaik dalam Jatim Spectacular di Banyuwangi (2016), 5 penyaji terbaik dan penata tari terbaik dalam Festival Jaranan se- Jawa Timur di Trenggalek (2016), juara 1 lomba jaranan di Madiun, dan 2017 meraih 10 penampil terbaik dan penata tari terbaik dalam festival jaranan terbuka se-Jawa Timur. Bahkan mereka pada tanggal 31 Oktober 2017 mewakili Indonesia untuk tampil jaranan di Amerika,

Adapun ciri khas yang dimiliki jaranan ini selain penarinya yang luar biasa adalah memiliki barongan yang di kepalanya berhiaskan lidi. “Itulah pembeda grup jaranan kami dengan jaranan lainnya,” tutur Triyas. “Lidi itu menggambarkan tentang filosofi kebersamaan karena jika hanya 1 lidi maka tidak akan berarti apa-apa tapi ketika jumlahnya banyak maka dapat berarti dan dapat digunakan. Selain itu lidi juga merupakan penggambaran syahadat.

Sumber : Majalah Seni Budaya Jawa Timur. Cak Durasim, Edisi 4 Desember 2017 [36]