Batik Suminar, Kabupaten/Kota Kediri
Kediri memiliki nilai sejarah yang tinggi karena adanya kerajaan Kediri, Kediri juga memiliki potensi alam dan potensi wisata. Potensi alam…
Kediri memiliki nilai sejarah yang tinggi karena adanya kerajaan Kediri, Kediri juga memiliki potensi alam dan potensi wisata. Potensi alam berupa tanaman pertanian, tanaman perkebunan, perikanan, Potensi wisata seperti Goa Selomangkleng, pegunungan Wilis, aliran Sungai Brantas, Pemandian Kuwak dan Dermaga Brantas.
Berangkat dari keberagaman potensi yang ada di Kediri tersebut, pada tahun 1992 dra. Suminarwati Sundoro menggagas pembuatan batik khas Kediri. Batik khas Kediri ide Ibu Suminarwati memiliki motif yang menarik digali dari sisi sejarah Kediri, peninggalan arkeologis, serta perkembangan masyarakat. Maka lahirlah “Busana Kediren”, berupa Batik Bolleches dengan nama motif garuda mukha dan teratai mekar dengan warna utama ungu cerah kebiruan atau nila, kuning dan merah soga.
Gaya motif batik bolleches Kediri lebih banyak dipengaruhi oleh motif batik pantai utara. Motif – motifnya sama sekali tidak terikat oleh pakem, coraknya lebih bebas dan seringkali bermotifkan pola gambar natural dan tematis, sementara warnanya cenderung dekat dengan corak warna batik madura dengan warna-warna yang lebih berani dan eksotis.
Tehnik Pembuatan Batik Suminar sama dengan tehnik pembuatan batik pada umumnya, meliputi:
- Moordating; proses melepas lapisan lilin dari kain katun dengan cara direbus selama ± 5 menit.
- Memola membuat Gambar Pola; proses membuat pola diatas kain katun atau prissima dengan cara ngeblat (meniru/menjiplak) pola motif yang sudah ada, menggunakan pensil 2B atau canting.
- Nyanting ; proses mengolesi malam yang telah dipanaskan menggunakan canting, pada kain yang telah dipola.
- Nyolet; proses pemberian warna batik secara sporadis atau setempat-setempat misalnya, motif daun diberi warna hijau, ranting atau pohon warna coklat, bunga atau buah warna terang.
- Nemboi atau nutup adalah proses memberi warna pada coletan yang sudah kering lalu ditemboi atau ditutup malam dengan canting yang berfungsi sebagai pembuatan blok pada kain.
- Nyelup: proses memberi warna dasar kain batik, dengan jalan mencelupkan kain pada pewarna biasanya warna gelap.
- Nglorot/Ngelungsur; proses melepas lapisan malam dengan cara merebus kain batik selama ± 10 menit dengan diberi serbuk soda abu untuk mempercepat proses lepasnya malam.
- Pembilasan dan Pengeringan; setelah proses ngelungsur atau ngelorot , dilakukan proses membilas dengan air lalu di angin-anginkan.
Perkembangan Batik Suminar cukup baik, terbukti dengan adanya motif batik yang berjumlah ± 115, yang dimulai pada tahun 2004. Motif- motif batik tersebut bertema flora fauna dan sosial budaya yang ada di Kabupaten Kediri, sekaligus mengangkat potensi alam dan pariwisata baik kabupaten maupun kota Kediri.
Proses Pemasaran Batik Suminar dan pengenalan ke masyarakat luas diupayakan dengan cara mulut ke mulut, internet, brosur, media elektronik dan media cetak. Galeri dan butik yang dibuat digunakan untuk memperkenalkan kepada masyarakat luas batik dan produk-produk yang dihasilkan oleh batik Suminar. Upaya pemerintah sangatlah penting dalam memdukung perkembangan batik Suminar, hal ini terbukti dengan penyelenggaraan pelatihan dan pembinaan oleh DISKOPERINDAG kabupaten/kota. Industri batik Suminar juga mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan adanya cabang cabang batik Suminar baik yang ada Kabupaten/kota di Jawa Timur, Bahkan membuka galeri-galeri Batik Suminar di Surabaya dan Jakarta bertujuan untuk memperkenalkan batik khas Kediri kepada masyarakat Indonesia.
Tahun 1992-2014 perkembangan Batik Suminar cukup baik dalam menonjolkan batik sebagai ikon daerah, hal ini dibuktikan sejak motif pertama yang dibuat yaitu pada tahun 2003 hingga tahun 2014, tidak kurang dari 115 motif yang telah dihasilkan. Motif-motif tersebut dibuat untuk Kabupaten Kediri maupun Kota Kediri serta pesanan khusus pakaian pegawai-pegawai maupun putri Indonesia.
Motif dan makna batik Suminar umumya berorientasi pada keadaan lingkungan sekitar di wilayah kabupaten/kota Kediri sehingga menghsilkan suatu batik yang disebut batik Bolleches dan mempunyai warna-warna yang terang dan tidak terikat oleh pakem-pakem batik, meliputi:
- Flora/tumbuhan; Daun Dewa, Daun Pisang, Brambang Sekoto, Anggrek, Mangga Podang, Pring Sedapur, Kembang Polkadot, Godong Gedang Ontong (daun dan bunga pisang) , Teratai Ukel, Bambu Mini, Blarak Tanggung (daun kelapa Sedang), Anggrek Kangkung, Ron Telo (daun ketela), Petetan Beras kutah, Sulur seledri, Sekar Kantil (bunga kantil), Kangkung Seiket, Bunga Rambat, Garuda Teratai, daun Mangkok, Garuda Muka Suruhan, Teratai Mekar, Anggrek Truntum, Blarak Sempal (daun kelapa patah), Blarak Sempal Mini (daun kelapa patah mini), Vilokers, Ron Mawar Renteng (daun mawar berderet), Mawar melati, Semanggi Sulur, Sekar jagad Sekar renteng, Bunga Matahari, Daun Liar, Suruhan Ceplok, Anggrek Patrun, Villodendron, Kopi, Ron Kates, Pertiwi, Semanggi, Bunga Simpur Melati, Boketan, Seruni, Ron Kembar (daun kembar), Gemani, Bunga Dahlia, Podang Gunung, Buah Naga, Rosella, Anggur,
- Fauna/hewan; Ikan Koi, Kupu Tapak Dara, Ulat Bulu, Suro lan Boyo, Ikan Cupang
- Seni budaya; Kuda Lumping, Garuda Muka Kalpataru, Bangbangan Kediren, Pelem Garuda, Parangkeris Kuda Lumping, Kuda Lumping Kembar,
- Wisata; Selomangkleng, Fenomena Kelud Erupsi, Anak Kelud, Kemilau SLG (Kemilau Simpang Lima Gumul), Barong, Parangsih SLG (Parangsih SLG Simpang Lima Gumul)
- Sosial: RS Baptis kediri, keperawatan Pelem Garuda, Batik PSSI, Garuda Muka Mukti, Garuda Muka Liris, Garuda Muka Gemani, Garuda Muka Teratai Mekar, Garuda Muka Brantas, Garuda Muka Brantas, Garuda Muka Geragih, Genta, Garuda Muka Parangkeris, Sulur Awan, Sawunggaling.
Peran Pemerintah kabupaten/kota Kediri untuk menonjolkan batik Suminar sebagai ikon daerah sangat besar. Dibuktikan dengan; melatih dan membina para pembatik, mengikutkan batik Suminar keberbagai macam acara baik lokal maupun internasional, mewajibkan para pegawai pemerintah daerah (pegawai kantor dan guru) dan anak-anak sekolah memakai pakaian batik pada hari rabu, kamis dan jumat.
——————————————————————————————-AVATARA, e-Journal Pendidikan Sejarah ; Volume 3, No. 3, Oktober 2015
Novita Eka Ariana R , Yohanes Hanan Pamungkas
Perkembangan Motif Batik Suminar Sebagai Upaya Membangun Identitas Daerah Kediri Tahun 1992-2004
Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya