Teknik Menenun Di daerah Tuban
Teknik Menenun Pakan Tambahan Di daerah Tuban orang masih menenun lurik pakan tambahan dengan alat tenun gendong, serta pada umumnya…
Teknik Menenun Pakan Tambahan
Di daerah Tuban orang masih menenun lurik pakan tambahan dengan alat tenun gendong, serta pada umumnya mereka masih mempergunakan benang pintal tangan. Pada hakekatnya tenunan pakan tambahan adalah tenunan polos (Gb.A) yang sekaligus merupakan tenunan dasar, yang dihias dengan diberi/ditambah benang pakan tambahan (Gb.B).
Caranya adalah dengan jalan memasukan/menyisipkan benang pakan tersebut (Gb.B; Pt.l, Pt.2, Pt.3, dan seterusnya) di antara benang pakan dari tenunan dasar (Gb.B; PI-P2; P2-P3, P3-P4, dan seterusnya), menurut corak yang diinginkan. Benang pakan tambahan secara bergiliran di- sisipkan sekali di atas beberapa benang lungsi (Gb.B; LI, L2, L3) dan sekali diba- wahnya (Gb.B; L4,L5,L6), dan seterusnya, sesuai corak yang diinginkan. Dengan demikian terlihat benang pakan tambahan sekali berada di atas permukaan tenunan dasar, sekali di bawahnya (Gb.C).
Sebelum menenun, benang-benang lungsi yarig akan berada di atas dan di bawah benang tambahan dipisahkan terlebih dahulu sesuai corak dengan lidiidi (Gb.D). Pada saat benang pakan tambahan akan dimasukkan, terlebih dahulu lidi yang bersangkutan diganti dengan liro (bambu atau kayu pipih) yang kemudian ditegakkan, sehingga membentuk rongga (Gb.E), di antara mana benang pakan tambahan tersebut dimasukan.
—————————————————————————————Lurik; Garis- garis bertuah Nian S. Djoemena,
Jakarrta: Djambatan, 2000
hlm.: 112-113