Batik Kediren
Kabupaten Kediri juga memiliki sentra batik berada wilayah Desa Sekoto Kecamatan Badas, Desa Besuk Kecamatan Gurah dan Desa Menang Kecamatan…
Kabupaten Kediri juga memiliki sentra batik berada wilayah Desa Sekoto Kecamatan Badas, Desa Besuk Kecamatan Gurah dan Desa Menang Kecamatan Pagu, Desa Semen Kecamatan Semen. Batik Kediri sebenarnya sudah mempunyai bentuk dan ciri khas tersendiri, namun batik tulis Kediri yang di kenal dengan sebutan “Batik Kediren” sampai saat ini tetap dikembangkan. Batik Kediren telah dirintis dan beredar di pasar perbatikan kurang lebih sekitar 30 tahun yang lalu.
Berkat kerjasama Pemerintah Kabupaten Kediri dengan para perajin batik, batik kediren bisa menampilkan identitasnya kembali, dan bisa memberikan manfaat pada semua pihak, khususnya dalam pelestarian sejarah, budaya, maupun dalam usaha menciptakan lapangan kerja, sehingga kehadiran batik Kediren dalam kehidupan masyarakat menjadi penting, pada semua tatanan kehidupan masyarakat di Kediri.
Sejarah Batik Kediren
Tidak diketahui dengan pasti kapan munculnya batik di daerah Kediri, namun yang pasti sampai saat ini perkembangannya bisa terlihat dan dirasakan. Konon awalnya keberadaan batik di wilayah Kediri ini disekitar pinggiran sungai Brantas, hal tersebut bisa dimaklumi sebab sungai brantas merupakan sungai terbesar di Jawa Timur yang sejak zaman kuno mempunyai arti penting sebagai jalur perdagangan antar daerah di Jawa Timur. Karena adanya sungai Brantas sebagai sarana transportasi, sehingga Kabupaten Kediri pernah menjadi pusat perdagangan sekaligus menjadi lokasi bisnis perniagaan, termasuk perdagangan batik. Sehingga masyarakat sekitar aliran sungai brantas inilah yang mula-mula terpengaruh budaya dari luar Kediri. Sungai Brantas melewati beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur, diawali dari Desa Sumber Brantas kecamatan Bumiaji kota Batu, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Jombang, Mojokerto, dan Surabaya-Sidoarjo.
Dengan meluasnya budaya gemar batik, sehingga batik kediren mengalami perubahan dan perkembangan, semula fungsi batik kediren semata-mata untuk kepentingan busana tradisi keraton saja, kemudian berkembang pada masyarakat biasa namun hanya digunakan saat melaksakan upacara adat, kini batik sudah menjadi pakaian masyarakat umum. Perbedaan kondisi lingkungan dan letak geografis serta seni tradisi yang khas menimbulkan keragaman budaya, kondisi ini terlihat pada bentuk, bahan yang digunakan serta motif batik. Di zaman modern ini motif batik kediren berkembang dan banyak diciptakan motif-motif baru untuk mengantisipasi permintaan pasar.
Motif Batik Kediren
Motif utama pada struktur pola batik Kediri merupakan gambaran keadaan geografis yang terdapat di wilayah Kediri dan sekitarnya, di antaranya:
- Motif flora/tumbuh-tumbuhan: bambu, sakura, pelem (mangga) podang, anggrek bulan, buah naga, bunga dahlia, seruni, rosella, ron kates (daun pepaya), brambang, daun mangkuk, daun pisang, daun ketela, bunga tunjung, daun sirih (suruh), anggur, bunga sepatu, pisang, mawar, melati, blarak (daun kelapa), kambil (kelapa), bunga matahari, markisa, teratai, jeruk, kantil, palem, kopi, nanas, dan lain-lain.
- Motif fauna/hewan: peksi/manuk (burung); (garuda, merak, gelatik, bangau), ayam, kupukupu, tupai, kijang, kera, ikan, dan lain-lain.
- Motif figuratif: manusia
- Motif geometris: garis, bidang,
- Motif pariwisata dan budaya: Gunung Kelud, Monumen SLG (Monumen Simpang Lima Gumul), Air Terjun Dolo, Pamuksan Sri Aji Jayabaya, relief Candi Tegowangi, relief Candi Surowono.
Sedangkan untuk motif isian, batik Kediri sebagian isiannya banyak menyerupai batik klasik, tetapi pada penerapannya serta istilah yang digunakan tidak semuanya sama, hal ini merupakan ide dan gagasan dari perajin batik.
Berbagai bentuk dan gambaran yang mempengaruhi meliputi, kesejarahan, ragam seni dan budaya, kondisi wilayah, pariwisata dan produk unggulan Kabupaten Kediri menjadi sumber inspirasi, ide, dan gagasan bagi pengrajin batik kediren untuk menciptakan batik kediren yang berbeda dengan daerah pembatikan yang lainnya. Hal ini terlihat dari beberapa bentuk pola dan motif batik yang dibuat oleh masing–masing pengrajin batik kediren di wilayah Kediri diantaranya adalah:
- motif batik sawung tunjung tejamaya dan motif batik padma loka moksa mendapat pengaruh dari aspek kesejarahan;
- motif batik jaranan (kuda lumping) mengacu pada corak seni budaya daerah Kediri;
- motif batik Gunung Kelud, Anak Gunung Kelud, Monumen SLG (Monumen Simpang Lima Gumul) dan pemandangan alam di wilayah Kediri menggambarkan tempat pariwisata di Kediri;
- motif batik mangga podang dan nanas podang mengambil obyjek dari produk unggulan Kabupaten Kediri.
Sentra Batik Kediren
Sentra batik kediren-pun kini juga sudah berkembang dan menyebar dibeberapa wilayah Kediri, pusat-pusat sentra batik tersebut meliputi, Desa Sekoto Kecamatan Badas, Besuk dan Dadapan Kecamatan Gurah, Menang Kecamatan Pagu, dan Mojo Kecamatan Mojo.
Pola Batik Kediren
Batik Kediren pola klasik masih diproduksi oleh perusahaan batik Citaka Dhomas meki hanya berdasarkan pesanan, dengan masih adanya konsumen yang tertarik terhadap pola batik kediren klasik ini, memicu perusahaan batik di Kediri menyediakan batik kediren pola klasik. Batik Kediren pola klasik biasanya dibuat dalam bentuk jarit (kain panjang), saat ini pola batik kediren klasik ini dipakai masyarakat pada acara-acara resmi, upacara adat, pernikahan, mitoni (masa hamil usia tujuh bulan), dan upacara adat lainnya. Macam-macam batik kediren pola klasik kebanyakan pembuatannya ditentukan oleh pihak pemesan, beberapa pola tersebut di antaranya: pola wahyu tumurun, pola babon angrem, pola semen romo, pola sidoluhur, pola sidomukti, pola sidomulyo, dan lain-lain.
Batik Kediren pola kreasi merupakan inovasi baru hasil kreativitas individu pengrajin batik kediren, jadi sifatnya lebih pada karya pribadi, namun untuk menciptakan motif-motif batik kediren para pengrajin batik kediren masih mengacu pada bentuk kesejarahan, ragam seni budaya, kondisi wilayah, pariwisata dan produk unggulan Kabupaten Kediri.
Pola batik kreasi yang ada di Kediri menurut pembagian pola dibagi dalam tiga kelompok antara lain:
- Batik pola sugesti alam, penggambaran wujud alam sekitar adalah bentuk sugesti/pengaruh dari lingkungan dan kehidupan sehari-hari di sekitar sehingga batik kreasi kediren mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri yang berbeda dengan daerah lain. Pola atau motif batik sugesti alam yang dibuat oleh pengrajin dan pengusaha batik Kediri, antara lain: motif batik bunga sakura, rosella, bunga sepatu, rumpun bambu, sawung tunjung, angsa, lung merak, mawar seronce, mangga podang, semongko sesigar, dhong suruh, teratai, dan lain-lain.
- Motif batik kediren pola abstrak mengetengahkan beberapa elemen unsur-unsur seni, diwujudkan dalam motif batik (motif bebas/kontemporer).
- Pola batik kediren bermotif pariwisata dan budaya mengetengahkan berbagai pariwisata dan budaya yang ada di wilayah Kabupaten Kediri, di antaranya: Gunung Kelud yang berada di Kecamatan Ngancar, Air Terjun Dolo yang berada di wilayah Kecamatan Besuki, Gereja Puh Sarang yang berada di Kecamatan Semen, Monumen Simpang Lima Gumul yang berada di Kecamatan Ngasem, Pamuksan Si Aji Joyoboyo dan Sendang Tirta Kamandanu di Desa Menang Kecamatan Pagu.
Teknik produksi Batik Kediren
Batik tulis ;
Batik semi tulis;
Batik cap;
Batik printing.
Pewarnaan Batik Kediren
- Warna alam: menggunakan bahan-bahan yang di dapat dari alam, zat warna alam di ambil dari kulit kayu mahoni, kulit pohon mangga, daun mangga, daun jambu biji, kulit buah jolawe, dan lain-lain.
- Warna sintetis Produksi batik Kediri pada umumnya menggunakan warna sintetis, seperti, Garam napthol, Indighosol, Campuran napthol dan indighosol – Remasol
————————————————————————————-134N70nulisDW; GELAR Jurnal Seni Budaya Volume 13 Nomor 1, Juli 2015
Mujiono
KEBERADAAN BATIK KEDIRI JAWA TIMUR
UPTD SMP Negeri 3 Wates Jl. Kediri No. 449, Wonorejo, Kediri, Jawa Timur