Masjid Jamik Sunan Giri
Masjid Jamik Sunan Giri ini berada di wilayah Gresik, 20 km dari kota Surabaya dan terletak di Kampung Sunan Giri,…
Masjid Jamik Sunan Giri ini berada di wilayah Gresik, 20 km dari kota Surabaya dan terletak di Kampung Sunan Giri, Kelurahan Sunan Giri, Kecamatan Kebomas, Kotamadia Gresik, Provinsi Jawa Timur. Masjid Jamik Sunan Giri berbatasan dengan pabrik PT Semen Gresik sebelah utara, sebelah selatan dengan jalan raya, sebelah timur dengan pemukiman penduduk, dan sebelah barat berbatasan, dengan pemakaman. Masjid berdampingan dengan kompleks makam Sunan Giri di Bukit Giri. Untuk mencapainya harus menaiki tangga sebanyak 105 buah.
Masjid Jamik Sunan Giri merupakan kompleks paling besar diantara masjid-masjid di Gresik. Luas lahan tanah 3.000 m2 dengan luas bangunan 1.750 m2. Kompleks ini terdapat dua buah pintu gerbang yang terbuat dari beton. Pintu gerbang tersebut mempunyai ukuran panjang 95 cm, lebar 1,5 m dan tinggi 3,5 m. Kompleks masjid terdiri atas ruang utama, serambi, dan bangunan lainnya.
Ruang utama
Ruang utama masjid dibentuk oleh empat buah dinding. Keempat buah dinding masjid tersebut terbuat dari tembok dan berdiri di atas pondasi setinggi 0,7 m. Tebal dinding 0,9 m, tinggi 6 m. Dinding utara dan selatan masing-masing tiga buah jendela. Pada dinding barat terdapat dua buah jendela. Pada ruang utama lama terdapat juga tiang-tiang yang berjumlah empat buah dengan empat persegi.
Pada setiap dinding terdapat pintu-pintu dengan susunan sebagai berikut: satu buah ditengah sebagai pintu masuk dengan tiang empat persegi. Pintu utama diapit oleh dua buah tiang kiri-kanan. Pada bagian atas dibuat berlapis-lapis sehingga menyerupai pelipit. Jendela pada ruangan berada pada dinding barat dan utara saja. Jumlahnya ada enam buah dan masing-masing berukuran 1 x 3 m. Sedangkan daun jendela berupa kayu berukir. Jendela dilengkapi pula dengan teralis besi berjumlah enam buah berwama kuning berhias bulatan.
Ruangan ini terdapat tiang sokoguru atau tiang utama dan tiang penopang lainnya. Jumlah tiang secara keseluruhan adalah 16 buah. Sembilan buah merupakan tiang utama sedangkan sisinya merupakan penopang. Tiang utama berbentuk bulat. Bagian tiang penopang maupun tiang utama dilapisi porselin berukuran tinggi 30 cm.
Mihrab
Seperti masjid tua lainnya, Masjid Agung Sunan Giri memiliki mihrab yang merupakan sebuah ruangan yang menonjol keluar disisi barat, berukuran 1,5 x 1,2 x 3,5 m. Berbentuk ruangan kecil yang terbuat dari beton dengan dua buah tiang persegi empat berwama coklat tua tanpa hiasan. Dinding belakang pengimanan terutama pada bagian atas terdapat kuncup teratai. Atapnya terbuat dari semen dan berbentuk limas melengkung. Pada sudut-sudutnya terdapat tonjolan seperti mahkota. Tonjolan ini melengkung ke arah ujungnya seperti tanduk kerbau.
Mimbar
Mimbar mempunyai ukuran 1,3 m x 80 cm x 3,5 m. Menuju ke atas mimbar dijumpai pipi tangga yang yang juga berhias empat persegi panjang. Tangga mimbar terbuat dari kayu dengan empat buah anak tangga. Pada mimbar atas terdapat tiang persegi empat yang menopang puncak mihrab. Pada tiang mimbar ini dilapisi emas.
Serambi dan teras
Serambi terletak di sisi utara dan selatan masjid yang menyatu bangunan ruang utama. Di dalam terdapat ruangan berukuran 25 x 7,5 x 6 m. Tangga menuju ruangan menempel pada dinding barat. Kalau ingin menuju ke serambi dan teras tersebut terlebih dahulu menaiki anak tangga sebanyaklimabuah.
Bangunan lain
-Tempat wudhu dan WC
Tempat untuk mengambil air wudhu berjumlah dua buah yang berada di sebelah sisi timur menyatu dengan masjid berukuran 10x 2 x 6 m dan di sebelah utara tempat untuk mengambil air wudhu terpisah dengan masjid berukuran 5 x 2 x 4 m. Kedua tempat yang terpisah tersebut dapat dibedakan antara tempat pria dan wanita dan juga terdapat WC umum yang berada di sebelah utara.
-Bangunan pendopo
Bangunan ini berada di timur masjid. Tempat tersebut merupakan tempat peristirahatan bagi para peziarah yang berukuran 10,5 x 10,5 x 5 m, mempunyai tiang penyangga sebanyak dua buah yang terbuat dari kayu. Pendopo tersebut berbentuk empat persegi panjang. Pendopo tersebut dihiasi oleh keramik berwama putih polos. Di samping kanan terdapat ruangan untuk menyimpan bedug.
-Makam
Di daerah Gresik juga masih terdapat suatu kompleks makam diantaranya yang terkenal ialah makam Sunan Giri. Makamnya terdapat dalam suatu cungkup yang diberi ukiran dengan warna cat-cat asli (sebagian cat baru). Bentuk kubur maupun nisan-nisannya juga masih menunjukkan corak seni pahat klasik. Kita ketahui bahwa makam terutama adalah makam Sunan Giri hanya berdasarkan tradisi. Meskipun, demikian segi ilmu purbakala bentuk nisan dan kubumya masih menunjukkan kekuasaan dari sekitar abad 16. Kecuali itu dimana terdapat masjid kuno yang telah mengalami perubahan-perubahan. Bentuk arsitektumya tetap menunjukkan corak asli. Pintu gerbang pintu gerbang yang dibuat dari batu bata menunjukkan bentuk candi-candi bentar seperti pernah didapatkan pada zaman Majapahit. Tempat ini terkenal terutama sejak Sunan Giri (kemudian Sunan Prapen), sebagai tempat pesatren yang pengaruhnya sampai ke Maluku. Di sebelah barat masjid terdapat makam Muhammad Ainul Yaqin, Raden Paku, Raden Samudra, dan Prabu Satmoko.
– Latar Sejarah
Masjid Jamik Sunan Giri dibangun pada hari Ahad, 14 Muharram 1277 H oleh H. Ya’kub, dan selesai pada hari Ahad Ramadhan 1277 H. Pendiri Masjid Giri ialah Kanjeng Sunan Giri pada tahun yang disebutkan dalam candrasengkala yang berbunyi Lawang Gapura Gunaning Ratu. Bangunan ini berdiri diatas sebuah bukit Kedaton Seda Sidomukti yaitu suatu tempat dimana Kanjeng Sunan Giri berdiam dan memimpin Pesantren. Baru pada tahun 1407 S (menurut Candrasengkala berberbunyi Pendito Nepi Akerti Ayu) secara resmi oleh beliau dijadikan masjid jamik.
Masjid Jamik Sunan Giri didirikan telah lima kali mengalami perombakan dan penambahan serta pengecetan ulang. Terakhir dipugar pada tahun 1950 M oleh Panitia Kesejateraan Makam dan Masjid Sunan Giri, pada tabun 1975 pemah dilakukan pengecetan dan perbaikan atap, tiang-tiang masjid Sunan Giri oleh PT. Semen Gresik.
——————————————————————————————-Artikel di atas dinukil oleh Dian K dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Masjid Kuno Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1999, Hlm.181-183, Deposit : CB-D13/1999-339.