Masjid Al Arfiyah atau Masjid Mojoduwur, Kabupaten Nganjuk
Desa Mojoduwur. Kec. Berbek Kabupaten Nganjuk, tepatnya lebih kurang 3 Km sebelah selatan Berbek atau lebih kurang 10 Km dari…
Desa Mojoduwur. Kec. Berbek Kabupaten Nganjuk, tepatnya lebih kurang 3 Km sebelah selatan Berbek atau lebih kurang 10 Km dari Kota Nganjuk. Desa ini memiliki Masjid yang sudah cukup tua umurnya. Dibuat pada Tahun 1726 oleh Kyai Arfiyah. Untuk mengenang jasa pendirinya, masjid tersebut kemudian diberi nama : Masjid Al Arfiyah. Atau masyarakat lebih mengenal dengan nama Masjid Mojoduwur.
Mengenai asal usul Kyai Arfiyah, menurut penuturan beberapa keluarga, berasal dari Sewulan Madiun. Kyai Arfiyah putra dari Kyai Djumalim, yang asal-usulnya dari Kyai Sambu – Pangeran Benawa – Djoko Tingkir – Ki Ageng Pengging – Maulana Iskak. Setelah menginjak usia dewasa dan sudah waktunya untuk menikah, pemuda Arfiyah diambil menantu oleh Basjarijah, seorang Kyai Pondok Pesantren di Sewulan Madiun. Namun karena wujud fisik Arfiyah yang kurang rupawan dibandingkan dengan ipar dan menantu Basjarijah yang
lain, maka ia tidak disukai oleh ipar-iparnya. Bahkan isterinya sendiri malu mengakui Arfiyah sebagai suaminya. Oleh karena itu, selama menjadi menantu Basjarijah, Arfiyah tidak tidur dirumah mertua, tetapi membuat tempat sendiri ditengah pekarangan (membuat gubuk), sehingga hal itu berlangsung sampai 4 tahun.
Karena merasa ditolak oleh isteri dan selalu diancam akan dibunuh oleh ipar-iparnya, maka Arfiyah kemudian meninggalkan Sewulan menuju ke arah timur. Perjalanannya itu baru berhenti setelah sampai di Kuncir (Dukuh Ngledok). Setelah tinggal beberapa saat di Kuncir, kemudian menuju Mojoduwur. Disini membuka lahan/baru untuk didirikan Masjid. Di Masjid yang didirikan itulah ia tinggal bersama murid- muridnya.
Sementara itu Basjarijah menyuruh mencari menantunya. Untuk keperluan, itu Basjarijah menyuruh muridnya sebanyak 60 Orang untuk menemukan tempat tinggal Arfiyah. serta sekaligus mengajaknya pulang ke Sewulan. Ternyata mereka menemukan Arfiyah di Mojoduwur, namun mereka tidak berhasil membujuknya pulang ke Sewulan. Gagal pada uSaha yang pertama, Basjarijah mengirim murid-muridnya lagi berjumlah 100 Orang. Mereka ditugasi memaksa Arfiyah pulang ke Sewulan. Namun tugas inipun mengalami kegagalan. Bahkan murid-murid yang semula ditugasi mengajak pulang Arfiyah ke Sewulan tidak mau kembali. Mereka menetap dan menjadi murid Arfiyah di Mojoduwur.
Wujud Fisik Bangunan
Masjid Al Arfiyah yang dibangun pada tahun 1726 ini. mula-mula terdiri dari bangunan induk dan serambi seluas : 220 M:, beratap sirap dengan pola atap tumpang. Namun masjid ini sekarang telah mengalami perubahan perbaikan sebanyak 2 kali. Pertama tahun 1920 diadakan penambahan serambi depan- Kedua pada tahun 1986/1987 serambi depan diperluas lag1– sehingga ada serambi tengah dan serambi depan.
Serambi depan ditopang oleh tiang beton yang kokoh sebanyak 8 buah, disebelah kiri serambi ada kentongan dan bedug yang cukup besar (bedug dari Masjid A1 Mubaarok. Berbek). Memasuki halaman tengah (serambi tengah) ada tiga pintu dengan motif lengkung tanpa daun pintu. Memasuki ruang utama lewat pintu tengah. Dikanan dan kiri pintu terdapat cendela.
Bangunan utama tersebut dari kayu, atapnya disangga oleh 4 tiang besar dari kayu jati. Bangunan ini semula beratap sirap, namun sekarang sudah diganti genting dari tanah liat. Mihrap Masjid ini ada 2 yang diberi batas agak lebar. Ternyata batas yang agak lebar antara dua mihrab tersebut terdapat makam Kyai Arfiyah sekalian. Dikanan kiri mihrab terdapat cendela. Sebelah kiri dekat mihrab terdapat mimbar dari kayu berukir dengan motif daun.
Disebelah kiri dan belakang masjid terdapat serambi sederhana yang dipergunakan tempat para santri mondok untuk memperdalam kitab Suci Al Qur’an. Disebelah kanan masjid terdapat tempat wudhu dan mandi, sedangkan dibagian belakang masjid dijadikan tempat makam sanak famili Kyai Arfiyah.
Sejak awal didirikan Masjid ini telah difungsikan sebagai pondok pesantren. Umumnya yang menjadi santri di masjid ini berasal dari Jawa Tengah. Antara lain dari Yogjakarta, Cilacap, Kebumen dan Demak. Tahun ini tercatat tidak kurang dari 100 santri dari daerah tersebut. mulai dari usia 6 tahun – 20 tahun.
15 Maret 1987 atau 15 Rajab 1407 H, dengan nama “Pondok Pesantren Salafiyah : Al Arfiyah”. masjid yang juga berfungsi sebagai Pondok Pesantren ini telah diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tk. II Nganjuk. Dengan harapan Untuk lebih meningkatkan peranannya sebagai pembangun manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan agama.
——————————————————————————————-Artikel di atas dinukil oleh: Wahyu, dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur : Nganjuk dan Sejarahnya, 1994, .
Comments
Assalamualaikum wr wb,,mohon maaf saya dari kalimantan timur…kebetulan saudara ipar dari provinsi jawa timur kabupaten nganjuk desa mojoduwur,,sdh 1 tahun saudara saya tidak kontak dengan orang tua nya dijawa dikarenakan kehilangan no telepon,,kebetulan rumah saudara ipar saya dekat masjid mojoduwur…,,jika berkenan saya meminta no telepon atau no Hp pengurus masjid Mojoduwur untuk dapat menghubungi keluarga saudara ipar saya…mohon sebelumnya