Thursday, September 12, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


MASJID BAITUR ROHMAN, (Masjid Munder) Kabupaten Lumajang

Masjid Baitur Rohman merupakan peninggalan bangunan bersejarah yang disakralkan. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lumajang mengidentifikasi sebagai Bangunan Cagar Budaya….

By masadmin , in Kabupaten Lokasi Lumajang Wisata Wisata Relegi , at 30/09/2016 Tag: , , , , , ,

mesjid-baitur-rahman-aMasjid Baitur Rohman merupakan peninggalan bangunan bersejarah yang disakralkan. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lumajang mengidentifikasi sebagai Bangunan Cagar Budaya. Keberadaan masjid ini di dusun Munder, desa Tukum kecamatan Tekung, dan berdiri tepat di pinggir perkampungan penduduk dan pada sisi lainnya merupakan areal persawahan. Jarak menuju ke masjid ini  dari Kota Lumajang 7 km, Akses jalan beraspal.

 Rujukan informasi tentang sejarah pendirian masjid ini sangat kuranga sekali, namun ada angka yang menunjuk 1919, angka tersebut tertera pada salah satu atap masjid, apakah angka ini merupakan tahun pembangunan masjid tersebut, hal tersebut masih merupakan tanda tanya.  Namun Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Lumajang mendeskripsikan bahwa Masjid Baitur Rohman ini awalnya dibangun Tahun 1912.  Mesjid ini adalah mesjid yang pertama di bangun di Desa Tukum.

Masjid ini konon didirikan dengan segala kekhusyukan dan kesucian,  dari para pendahulu-pendahulu baik kyai maupun santri Masjid ini, penggagas bangunan masjid adalah Kyai Usman,  beliau wafat pada tahun 1928.

mesjid-baitur-rahman-bSelanjutnya pada generasi ke-2, pada tahun 1930 mesjid ini di bangun oleh Kyai Syukhaimi lebih bagus dengan dinding tembok dari batu bata dan di tambah dengan 3 bangunan Pondok. Sehingga menjadi Mesjid Pondok Pesantren, dan Pondok Pesantren sendiri di beri nama dengan Pondok Pesantren Torekho Nakhsofandi. Di masa-masa itu merupakan masa kejayaan pondok pesantren Torekho Nakhsofandi, karena pondok pesantren yang dikelola oleh Kyai Syukhaimi tersebut mengasuh sekitar 650 santri, dan beliau wafat pada tahun 1957.

Kemudian selanjutnya pada generasi ke-3 Pondok Pesantren ini pengelolaan dilanjutkan oleh Kyai Ismail adalah beliau putra Kyai Syukhaimi, Namun beliau mengelola Pondok Pesantren hanya selama 6 bulan saja, di karenakan beliau sakit dan wafat.

Sepeninggalan beliau pondok pesantren ini tidak ada lagi yang mengelolanya, pondok pesantren ini sudah tidak ada lagi yang merawatnya. Pada tahun 1960, ada seorang tokoh ulama desa tukum yang bernama Kyai Ashari, beliau merasa sayang dengan keadaan sarana peribadatan yang terbengkelai tersebut, maka dirawat dan dikelolanya areal pondok tersebut, terutama mesjidnya yang merupakan sarana peribadatan warga sekitar.  Dulunya orang akrab dengan sebutan Masjid Munder, baru pada era 80-an, masjid tersebut diganti nama menjadi Masjid “Baiturrahman” (Muhammad Khoirul Anam).

Konon awal di bangunnya Masjid “Baiturrahman” pondasi bangunan hanya berupa umpak (batu yang terdapat pada tiap-tiap tiang), tiangnya materialnya adalah bongkotan  (bagian bawah bambu), dan beratapkan daun kelapa.   Di halaman mesjid sisi sebelah barat terdapat makam dari keluarga pendiri mesjid dari berbagai generasi. Masjid Baitur Rohman memiliki menara berbentuk mangkuk dan trisula, bangunan masjid ini  bergaya arsiktektur lama, tembok dan struktur bangunan Masjid masih sama dengan bentuk aslinya. Bangunan tak begitu luas. Nuansa warna putih, hijau, dan coklat kayu, kental dalam suasana penuh Islami, pada beranda masjid terdapa bedug dan kentongan bambu.

Pilar beton kokoh tak terlalu tinggi menyangga masjid ini, masuk ke masjid ini memang rasanya berbeda dengan masjid kebanyakan, bangunan masjid dengan postur bangunan tua ini dalam sangat unik, banyak frame-frame atau kerangka pintu dengan bentuk kubah sebanyak 31 buah di petak-petak ruangan inti masjid, didalam Masjid terdapat 7 ruangan, dan terdapat 9 jendela. Sedangkan material atap, jendela maupun pintu terbuat dari kayu jati.

——————————————————————————————-134N70nulisDW
Sumber:
DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN LUMAJANG
[email protected]; website: www.wisatalumajang.com