Museum Angkut, Kota Batu
KOTA BATU SEMAKIN LAYAK MENJADI TUJUAN wisata di Indonesia, karena kota ini memiliki banyak pilihan tempat wisata. Sebut saja, Jatim…
KOTA BATU SEMAKIN LAYAK MENJADI TUJUAN wisata di Indonesia, karena kota ini memiliki banyak pilihan tempat wisata. Sebut saja, Jatim Park I, Jatim Park II (Secret Zoo), Batu Night Spectacular (BNS), Agrowisata Kusuma. Pada awal 2014 Pemerintah Kota Batu kembali membuka satu wahana wisata yang diberi nama Museum Angkut dan Movie Star Studio. Museum ini merupakan konsep wisata pertama di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Bera di sini pengunjung akan terkagum-kagum saat melihat sejarah angkutan di dalamnya. Museum ini merupakan perpaduan tempat wisata yang sangat unik tentang sejarah dan perkembangan dunia angkutan yang dipadu dengan legenda Movie Stars atau para bintang film di jamannya dengan latar belakang kota-kota dan bangunan eksotis seperti di Batavia, Eropa, Amerika, Pecinan, dan sebagainya. Desainnyapun ditata dengan apik dan detail sehingga membuat para pengunjung seolah-olah berada di dalam wilayah nyata sesuai lokasi atau tema. Konsep ini sudah ada di Amerika, namun untuk wilayah Asia Teng¬gara baru pertama kalinya di Indonesia, khususnya di Kota Batu.
Terletak di lereng G. Panderman, pembangunannya di atas area tanah empat hektare, tersaji 300 lebih jenis koleksi angkutan, baik tradisional maupun modern. Museum ini resmi dibuka, masih soft opening, 9 Maret 2014 lalu. Ide ini dibangun untuk menghargai para pencipta berbagai jenis angkutan di dunia, mengingat perkembangan teknologi angkutan terus berkembang setiap saat. Bahkan dunia angkutan telah membawa perubahan berarti bagi kehidupan umat manusia, utamanya memberikan kemudahan untuk melakukan aktivitas dan perjalanan. Untuk menuju tempat ini bisa ditempuh dengan perjalanan dari Surabaya ditempuh dalam waktu 2-3 jam. Saat libur sekolah pengunjung bisa mencapai 15- 30 ribu orang. Di hari-hari biasa sekitar 5 ribu orang. Di museum ini kita seolah merasakan berkeliling dunia, menelusuri aneka kendaraan tempo dulu dan masa kini dari berbagai negara asal pembuatnya. Yang menarik, tidak seperti kebanyakan museum yang terkesan membosankan, kemasan Museum Angkut ini dengan konsep “Pintu Ajaib”.
Gedung dan pintu masuk museum dibangun sangat menarik dengan dilengkapi menara Apollo yang bisa dinaiki para pe- ngunjung. Menara ini menyerupai sawat luar angkasa yang menjulang tinggi de¬ngan dihiasi warna merah, sehingga para pengunjung seperti menyaksikan peluncuran pesawat ruang angkasa ke bulan. Di dalam menara, pengunjung bisa me- lihat pemandangan yang ada di sekitarnya, seperti Agro Wisata Kusuma dan Jatim Park, Bahkan para pengunjung bisa melihat pemandangan Kota Batu yang indah. Salah satu koleksi yang bisa membuat pengunjung tertegun adanya helikopter Kepresidenan Pertama milik Indonesia. Doni, Marketing officer, menjelaskan, helikopter bagian dari faktor politik antara presiden pertama RI Ir. Soekarno dengan Pemerintah USA untuk pembebasan agen CIA Allen Pope yang terlibat pemberontakan PRRI Permesta, dan tertembak Mustang P41AURI ketika me- nerbangkan Bomber B26 di Laut Ambon.
Pada pertengah- an 1960, Presiden AS John F. Kennedy memberi barter berupa 10 unit Hercules C-130 B Short Body, 1 unit Heli Bell- 47J Siwalet, 2 unit Executive Bizjet Jetstar Saptamarga dan Garuda, Mobil VVIP Limousine Chrysler Le Baron. Selain helikopter, juga ditampilkan mobil bekas Presiden RI pertama seri Chrysler Winsor Deluxe produksi 1952. Mobil ini baru saja dibawa dari IstanaBukit Tinggi, sehingga pengunjung bisa membayangkan bapak bangsa ada di atasnya menjelajah nusantara. Hall utama menampilkan miniatur kendaraan-kendaraan dari berbagai negara yang didisplay di balik kaca. Miniatur-miniatur itu diperoleh dari berbagai negara karena di Indonesia sangat sulit untuk memperoleh koleksi miniatur mobil. Di sisi lain, kereta kencana khas Yogyakarta, cikal bakal mobil balap F1 sebagai koleksi di Hall Utama. Masuk museum diawali dari lantai dasar, yang sudah menampakkan aroma alat angkutan mulai kereta kuda hingga mobil balap, beserta patung Michael Schumacer. Pengunjung bisa menyusuri perjalanan ke lantai dua dengan menaiki tangga ataupun lift. Bagi pengunjung yang menggunakan kursi roda atau membawa stroller bayi, tidak perlu khawatir, karena kondisi museum memungkinkan untuk para pengguna kursi roda dan stroller bayi untuk berkeliling dengan leluasa. Di lantai dua, pengunjung bisa menikmati view alam Kota Batu dari ujung Apollo yang menyerupai pesawat ruang angkasa. Untuk bisa masuk diperlukan kesabaran karena harus antri menaiki satu spot tertinggi di museum tersebut. Perjuangan untuk menaiki menara Apollo ini terbayar dengan pemandangan indahnya Kota Batu, dengan pepohonan dan pegunungan yang mengitari kota. Sejuknya Kota Batu saat berada di me¬nara, membuat pengunjung enggan turun dari menara dan bagi penggemar fotografi bisa mengabadikannya dari lokasi.
Salah seorang pengunjung dari Pemalang Jateng mengungkapkan, Museum Angkut merupakan tempat yang tepat menyalurkan hobi fotografinya. arsitekturnya di setiap bangunan dibuat penuh karya seni. Misalkan saja Zona Hollywood yang memamerkan kendaraan- kendaraan serta pernak-pernik khas Holly¬wood seperti Bat Mobile (Kendaraan Batman), atau patung Hulk yang sedang menghancurkan mobil. “Semua tempat di Museum Angkut sangat bagus diambil gambarnya, saya bahkan membawa beberapa model. Walaupun kami harus membayar lebih, rasanya tidak akan rugi,” katanya. Dari Apollo, rute selanjutnya membawa pengunjung menuju ke pameran koleksi kendaraan jaman dulu seperti becak yang dipajang di plafon. Setelah melewati aneka becak, pengunjung memasuki zona edukasi. Di zona ini, pengunjung bisa mendapatkan informasi sejarah angkutan darat, laut, dan udara baik tradisional khas Indonesia maupun di dunia. Para pengunjung bisa menemukan cara baru belajar yang menyenangkan dan interaktif.
Di satu sisi zona edukasi ditempeli papan yang diberikan simbol tanda tanya dan di bawahnya terdapat tombol berwarna merah jika ditekan maka akan mengeluarkan bunyi menyerupai klakson kereta api atau knalpot kendaraan tertentu. Pengunjung bisa menebak bunyi apakah yang dimaksud. Untuk jawabannya, pengunjung bisa melihat di balik simbol tanda tanya.
Tidak hanya tebak suara, pengunjung juga bisa menjawab pertanyaan yang diberi¬kan di monitor touch screen di area yang sama dengan tebak suara. Pertanyaannya sekitar jenis angkutan dan sejarahnya. Setelah puas bermain dengan fasilitas zona edukasi, para pengunjung juga bisa mempelajari jenis-jenis mesin dan cara kerjanya. Ternyata banyak hal tidak diketa- hui masyarakat umum mengenai cara kerja mesin berdasarkan jenisnya. Misalkan saja mesin diesel berbeda dengan mesin berba- han bakar premium Seusai mempelajari jenis-jenis mesin, pengunjung menyusuri jalanan dan dibawa ke sebuah zona yang bernama Batavia dan Pecinan. Di satu sisi khas angkutan dan budaya Batavia, sedangkan sisi lainnya khas angkutan dan budaya Pecinan. Satu tempat dengan perpaduan budaya ini sangat menarik untuk dikunjungi. Bahkan pengunjung merasa senang untuk mengam- bil gambar. Zona ini seperti replika kota tua di Jakarta dan kawasan pecinan. Ada sketsel Pelabuhan Sunda Kelapa, Sta- siun Jakarta Kota di sana. Di tempat ini, pengunjung harus mengantri untuk berfoto di spot-spot unik yang tersedia. Berbagai alat transportasi mulai dari kereta roda yang ditarik sapi, sepeda, hingga mobil tua ada di sana.
Dari zona Batavia dan pecinan, rute selanjutnya mengantar pengunjung menuju pameran koleksi sepeda dari jaman bahela. Bahkan ada roda kendaraan terbesar dan terkecil juga ditampilkan. Setelah melalui itu semua, tibalah pe¬ngunjung ke tempat yang bernama zona Gangster atau Gangster Town. Saatnya beraksi dan siap membawa pengunjung terlibat di dunia gangster, serta broadway street yang menjadi tempat impian para artis tersohor dunia. Di sini banyak pengunjung yang mengambil foto dengan kendaraan- kendaraan yang biasa digunakan para gangster yang ditampilkan di televisi. Sua- sananya agak panas karena memang tidak ada tempat berteduh untuk di zona ini. Di sekitarnya, terdapat toko oleh-oleh yang menjual pernak-pernik seperti baju, gantungan kunci, juga dijual minuman dan makanan ringan. Namun sayang, pernak- perniknya hanya sedikit yang menyantum- kan nama Museum Angkut. Setelah itu pengunjung akan memasuki dimensi benua Eropa atau yang disebut Zona Eropa. Zona ini menggambarkan kota-kota di Eropa seperti Italia dengan ken-daraan vespanya, Perancis, Jerman dengan kendaraan VWnya, dan Inggris. Dalam sketsa-sketsa yang dibuat berdasarkan negara-negara di Eropa, terdapat koleksi kendaraan lengkap dengan spot foto yang mewakili ikon masing-masing negara.
Pencahayaan di Zona Eropa ini cenderung agak gelap, sehingga bagi penikmat fotografi harap memperhatikan setting pencahayaan kamera masing-masing untuk memperoleh hasil yang baik.
Keluar dari Zona Eropa, pengunjung disambut dengan air mancur dan taman- taman indah. Dengan bunga-bunga khas pegunungan, menyimbolkan pengunjung akan memasuki zona Istana Buckingham. Suasanya pun sejuk sekali dengan cipratan air dari air mancur. Replika Istana Buckingham yang memiliki nilai sejarah, kini hadir sebagai salah satu koleksi historical building dengan nuansa yang romantis. Di dalam istana, pengunjung bisa menjumpai mobil-mobil mewah khas kerajaan yang biasa ditumpangi para raja, ratu, ataupun pangeran. Di atas plafon dipasang lampu-lampu Kristal yang kisaran harganya sekitar Rp 10 juta per lampu. Bagi yang lelah mengelilingi museum, para pengunjung bisa duduk di kursi-kursi menyerupai mobil. Lepas dari zona Istana Buckingham, pengunjung akan memasuki zona Las Vegas. Kota Las Vegas yang dihiasi dengan gemerlap dunia malam. Hadir dengan beberapa mobil jenis limousine yang sangat panjang, di dalamnya ada beberapa televisi. Berikutnya pengunjung langsung menuju zona Hollywood. Di zona ini, pengunjung bisa menemukan replika tokoh-tokoh film terkenal Hollywood beserta angkutan fa- voritnya. Ada patung iconic yang ada di zona itu yakni Patung Hulk yang menginjak mobil. Pengunjung ramai sekali untuk mengambil foto dengan berbagai pose di patung hulk ini.
Zona Hollywood merupakan sket terakhir dari seluruh rangkaian di Mu¬seum Angkut. Keluar dari zona tersebut, pengunjung akan digiring untuk memasuki sensasi simulator gerbong kereta api yang dibuat persis bergerak seperti jika kita menaiki kereta api jaman dahulu untuk kemudian berhenti di area food market dan pasar seni, Pasar Apung.
Sebelum memasuki museum, sebaiknya para pengunjung makan dan minum secu- kupnya terlebih dahulu. Sebab di dalam lokasi, kita tidak diijinkan untuk mem- bawa makanan dan minuman dari luar. Sedangkan pos penjualan minuman ber- ada agak jauh di dalam (dekat spot theater). Bagi mereka yang berkunjung sore hari, ada baiknya membawa jaket atau minimal pasmina sebagai penghangat badan. Suhu udara di luar ruangan sangat dingin.
Di museum ini pengunjung juga bisa menikmati berbagai penampilan. Antara lain Welcome to Gangster Town (pukul 14.00-14.30), Super Hero Costume in Hollywood (15.00-15.30), Three Elements Show (pukul 19.45), serta parade (weekend dan holiday season pukul 17.00 WIB) start dari Buckingham Palace – Las Vegas – Broadway – Gangster Town – Sunda Kelapa, dan finish di Hollywood.
Everyday is Holiday
SEBAGAI KOTA WISATA, BATU MEMPUNYAI MOTTO “EVERYDAY IS HOLIDAY”.
Ini karena banyaknya pilihan tujuan wisata di Kota Batu. Semua bisa dinikmati setiap hari. Dibangunnya Museum Angkut (MA) sebagai salah satu alternatif tujuan wisata, menambah lengkap keragaman wisata Kota Batu. Sebagai bentuk diversifikasi wisata, MA lebih menonjolkan wisata transportasi, juga pendidikan. Dari segi pendidikan MA memberikan informasi tentang sejarah kendaraan baik dari dalam dan luar negeri. MA juga dilengkapi wisata kuliner yang menonjolkan masakan khas Kota Batu dan Kota Malang.
“Ke depan saya menyarankan untuk menambahkan hiburan berbentuk kabaret yang bertemakan angkutan,” kata Kepala Bidang Pengembangan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Adiek Iman Santoso. Animo wisatawan dengan dibukanya MA bertambah 5-10%. Untuk menambah jumlah pengunjung ke MA, Pemkot Batu ikut aktif mempromosikan dengan mengikutsertakan dalam Anugrah Wisata Nusantara (AWN). Sebab MA merupakan obyek wisata kreatif, sehingga promosi itu bertujuan agar MA bisa dikenal masyarakat luas baik regional dan nasional.
Kota Batu juga mengembangkan Desa Wisata. Saat ini ada tiga dari 12 Desa Wisata yang sedang dikembangkan. Tiga desa tersebut yakni Gunungsari, Punten, dan Sumber Rejo. Desa Wisata Gunungsari mengunggulkan wisata petik mawar, karena wilayah itu merupakan pemasok mawar terbesar ke Jakarta. Tahun 2015 direncanakan Pemkot akan menambahkan anggaran Rp. 500 juta untuk pengembangan sarana dan prasarana di Gungungsari. Sedangkan Desa Wisata Punten memiliki potensi wisata petik apel dan flying fox. Sumber Rejo memiliki potensi wisata petik mawar dan kerajian cinderamata seperti keramik. “Kami optimis keberadannya mampu menarik turis mancanegara, karena pemkot membuat program desa wisata untuk mendukung konsep wisata internasional,” jelasnya.
Di setiap kecamatan akan dibuat Rest Area. Di Kec. Bumiaji sudah dilakukan pavingisasi. Tahun 2015 akan ditambahkan fasilitas MCK, map directory wisata , gazebo, dan kios-kios agar masyarakat sekitar bisa berjualan. Di rest area itu akan disediakan bus untuk menuju lokasi wisata yang diinginkan pengunjung. Ia menyadari, dengan topologi area pegunungan, Kota Batu susah menambah jalan. Karenanya dengan dibangunnya rest area, diharapkan akan mengurangi kemacetan yang kerap terjadi di Kota Batu. Pemkot memberi kemudahan perijinan bagi pelaku usaha di Kota Batu, serta memberi pengertian kepada pengusaha hotel agar memberi harga wajar atas harga yang diberlakukan saat weekdays dan weekend. Tiga variabel yang dibuat oleh Pemkot Batu untuk mempertahankan pengunjung yaitu daya saing tinggi, rasa aman dan nyaman, serta mengoptimalkan obyek wisata yang ada. “Wisata-wisata dengan minat khusus juga sedang kami kembangkan, seperti punden-punden, dan festival bantengan/’ tambahnya. Ia berharap, semakin banyak event tahunan provinsi yang dilaksanakan di Batu. Pemkot berupaya menjadikan Batu sebagai tujuan wisata kedua setelah Bali. “Kami akan terns bekerjasama dengan agen-agen travel
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Buletin PRASETYA Volume 68b Agustus 2014, halaman 42-45