Lontong Rumo Gresik
Gresik memang asyik. Banyak wisata di sana, mulai wisata budaya, agama hingga kulinernya yang’aneh-aneh’. Tapi berbicara kuliner Gresik, orang pasti…
Gresik memang asyik. Banyak wisata di sana, mulai wisata budaya, agama hingga kulinernya yang’aneh-aneh’. Tapi berbicara kuliner Gresik, orang pasti tertuju pada nasi krawu. Padahal nasi krawu merupakan buah karya perantauan dari tanah Madura. Justru yang khas Gresik adalah lontong rumo atau sega rumo, walau keberadaannya bisa dihitung dengan jari.
SEGA rumo sesuai nama asal- nya merupakan makanan khas dari Desa Roomo atau Rumo. Sebuah desa di kawasan Ke- camatan Manyar, sekitar 5 km dari pusat kota Gresik ke arah Mariyar. Dulu desa tersebut banyaktambak bandeng dan tambakgaram, tapi sekarang Desa Rumo menjadi kawasan pabrik.
Konon, ada perempuan yang kesu- sahan memenuhi kebutuhan hidupnya. Lalu atas saran seorang sakti, dia disuruh berjualan. Dia mengambil bahan-bahan yang ada di dapurnya, lalu mengolah dan menjualnya dengan berkeliling kampung sambil berteriak, “Lontong RomoJ!” Sejak itulah makanan ini terkenal.
“Makanan ini sudah tidak asing lagi di lidah saya, zaman masih kecil, ini merupakan menu favorit untulcsarapan. Dulu selalu ada di pagi hari mulai pukul 05.30 sampai sekitar pukul 10.00. Harganya pun murah meriah, zaman tahun 1990-an, hanya Rp 250,- dan itu bikin kenyang/’ungkap lelaki paruh baya yang mengaku bernama Cumi.
Makanan sega rumo ini bisa dibilang mirip buburtapi bukan bubur, karena bisa disajikan dengan lontong atau nasi. Ben- tukfisik makanan ini berupa nasi/ lontong yang ditaruh di atas pincuk daun pisang, lalu di atasnya ditaruh sayur kucuk (sejenis kangkung yang tumbuh di sawah) dan disiram dengan bubur berwarna coklat kemerahan. Saat ini sangat sulit untuk me- nemukan sayur kucuk, sehingga banyak penjual lontong rumo menggantinya dengan daun sirigkong.
Kekhasan makanan ini adalah bubur penyiram lontong/nasi. Bubur ini dibuat dari tepung beras, santan kelapa, tumbukan udang, cabai merah, bawang dan rempah-rempah lainnya. Warna merah bisa jadi karena daging udang dan cabai merah yang menjadi bumbu utama. Sebagai pelengkap di atasnya ditaburi kelapa sangrai dan keru- puk rambak yang sudah diremas.
Menemukan makanan ini gampang-gampang susah karena sistem penjualan- nya yang nomaden dan dijual hanya pada pagi dan sore hari. Kebanyakan penjual lontong rumo ini biasanya berkeliling ke kampung-kampung, dan sedikit sekali yang menetap di satu tempat. Ada juga yang menjajakannya di pinggir jalan, lesehan di selasar toko atau di ujung gang.
Meskipun begitu, saat ini cukup sulit mencari sega rumo di tempat asalnya. Pasalnya, penjualnya pun kini bisa dihitung dengan jari.Tapi jangan khawatir, tak hanya di Desa Romo, sego rumo juga banyakdijajakan di belakang PasarGresik. Tepatnya di Desa Sukodono, Pasar Gresik Kota. Bagi anda yang kebetulan mampir ke Gresik, sego rumo bisa jadi salah satu alternatif menu yang patut dicoba. Selain harganya yang murah sekitar Rp 5.000 sampai Rp. 6.000 perpincuk-anda juga tidakakan menemukan menu semacam ini di tempat lain, kecuali Gresik. (ati)
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: majalah PUSPA Edisi 35, Desember 2013, halaman42
Comments
Wah enak nih
***
https://lombokceplus.wordpress.com/2015/03/07/video-cara-membuat-ketupat/