Ria Enes
Ria Enes lahir di Malang, 29 Juni 1968. Beragama Islam. Pendidikan SD hingga SMA ia selesaikan di kota Malang. Meraih gelar…
Ria Enes lahir di Malang, 29 Juni 1968. Beragama Islam. Pendidikan SD hingga SMA ia selesaikan di kota Malang. Meraih gelar sarjana Fakultas llmu Komunikasi, Jurnalislik Universitas Dr. Soetomo Surabaya.
Penyanyi yang punya nama asli Wiwik Suryaningsih karirnya dimulai menjadi penyiar di Radio Carolina selama 9 bulan (1987). Kemudian tahun 1988-1994 pindah di radio Suzana. Sering pula dimintai menjadi MC pada acara-acara khusus di TVRI Surabaya.
Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya, diantaranya HDX Award 1991 untuk album “Si Kodok”, dua tahun yakni 1992 dan 1993 menerima HDX Golden Award untuk albumnya “Susan punya cita-cita”. Terakhir dia mendapat julukan sebagai “Srikandi Award Tahun 1994 sebagai wanita berprestasi”.
Putri ke delapan dari pasangan Abdul Jahlal dan Umi Kusnul tinggal bersama keluarga di Jalan Simpang Darmo, Permai Selatan VIII/3 Surabaya.
Siapa yang tak kenal Suzan? Tentu, pandangan kita tertuju pada artis kelahiran kota apel ini. Dialah Ria Enes, bukankah Suzan itu Ria Enes, dan Ria Enes adalah Suzan?
Tapi agaknya, bukan ia kalau tidak mampu memilahnya. Meski dalam batas-batas tertentu dibumbui subjektivitas pribadi. Terbukti bisa menyekat ruang yang seolah tanpa batas antara dirinya dan boneka Suzan. Hasilnya gelar Sarjana Komunikasi dari Fikom Unitomo Surabaya buat dia yang wisudanya digelar bulan Januari yang lalu.
Mungkin inilah enaknya jadi penghibur semacam Ria. Ia tak perlu jauh-jauh mencari topik skripsi sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana. Boneka Suzannya yang fenomena itu, ia teliti sendiri kadar kredibilitasnya di mata anak-anak penggemarnya.
Maka jadilah skripsi berjudul “Tanggapan Anak-Anak Terhadap Figur Suzan Sebagai Penyampai Pesan”, (studi penelitian Diskriptif tentang tanggapan anak-anak usia TK-SD di Surabaya dan Jakarta terhadap Figur Suzan sebagai penyampai pesan) uang mengantarkannya ke gerbang kesarjanaan.
Sebagai artis penyanyi, tentu banyak mendapat pengalaman, baik itu suka maupun duka. Ia lalu menceritakan pengalamannya yang sangat berkesan di hatinya.
“Mulanya saya cuma hobi bermain boneka”, ujar Ria yang punya filsafah hidup, hidup itu tidak perlu ngaya. Lantas keterusan. Malah jadi populer. (AS-4)
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Apa & Siapa Orang Jawa Timur Edisi 1995-1996, editor Setyo Yuwono Sudikan. Semarang: Citra Almamater 1996. hlm. 30 (CB-D13/1996-…)