Ngekak Sangger
Ngekak Sangger merupakan sebuah tradisi Upacara adat pengantin desa Legung, kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura. Tradisi ini masih beralku dan dilaksanakan, sampai…
Ngekak Sangger merupakan sebuah tradisi Upacara adat pengantin desa Legung, kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura. Tradisi ini masih beralku dan dilaksanakan, sampai sekarang.
Dalam upacara pernikahan, sebelum calon mempelai pria dipersilakan memasuki tempat upacara, terlebih dulu pihak calon mempelai wanita meminta bayaran berupa kesanggupan pihak calon mempelai pria untuk melakukan Tayub/Tandhang.
Kemudian calon mempelai pria dipersilakan masuk dengan cara berjalan jongkok menuju tempat upacara akad nikah. Upacara akad nikah dilakukan sesuai ajaran agama Islam yang dipimpin oleh seorang penghulu. Setelah pelaksanaan upacara akad nikah.
Acara selanjutnya sebuah prosesi adat yang disebut ngekak Sangger, yaitu mempelai pria diwajibkan merangkai bilah-bilah bambu untuk alas tempat tidur, mempelai pria terlebih dulu harus diuji keterampilannya, yang kelak merupakan bekal dalam mengarungi hidup berumah tangga serta dalam melindungi keluarganya.
Arti Penganten Ngekak Sangger, dengan pengertian bahwa pernikahan bukanlah sekedar pertautan kedua mempelai, namun dimaknai sebagi masuknya penganten pria dalam ikatan keluarga besar sang isteri, seperti halnya sangger.
Sangger adalah sebuah rangkain yang terdiri dari bilah-bilah bambu yang rapi tersusun dalam satu ikatan. Dalam simbol tersebut sangger mempunyai maknauntuk mendidik penganten pria untuk selalu arif dan tertip, memegang sopan santun sejajar dengan kerabat si Istri. Dilambangakan seperti dalam rangkaian Sangger.
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Soetrisno R., Ensiklopedia Seni Budaya Jawa timur; Pendekatan Kajian Budaya,Surabaya Intelektual Club(SIC), Surabaya, 2008, hlm. 330