Thursday, September 19, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Kabupaten Trenggalek Awal

Yang dlmaksud dengan Trenggalek Awal   ialah timbul tenggelam pemerintahan  yang mengemudikan kabupaten Trenggalek Peristiwa sebelum 1830 yang menggoncangkan pulau Jawa…


Yang dlmaksud dengan Trenggalek Awal   ialah timbul tenggelam pemerintahan  yang mengemudikan kabupaten Trenggalek Peristiwa sebelum 1830 yang menggoncangkan pulau Jawa adalah peristiva pembunuhan penduduk Cina di Batavia secara besar-besaran yang dilaksanakan oleh VOC pada tanggal 10 Oktober 1940  yang dikenal dengan nama perang Pacino atau geger Pacinan.

Akibatnya Mas Garendi yang bergelar Sunan Kuning membantu penduduk Cina dan mengadakan penberontakan menyerang Kartasura pada 30 Juni 1742. Akibat dari peberontakan ini Sunan Paku Bumana II terpaksa melarikan diri ke Ponorogo, Dengan bantuan Bupati Mertodiningrat dari Ponorogo Sunan Paku Buvana II berhasil menumpas peaberontakan tadi yang mengakibatkan putra Bupati tadi diangkat sebagai Bupati Trenggalek yang pertama pada tahun 1743. Bupati Treng­galek pertama inilah yang bernama Sumotruno. Bupati Sumotruno digantikan oleh saudaranya sendirl Bupati Jayanagara yang merangkap penguasa tunggal di Sawo Ponorogo.

Waktu perang Mangkubumen, penguasa Trenggalek adalah Ngabei Surengrana yang pada awalnya membantu Mas Said kemudian berganti haluan menggabungkan diri dan mengikuti jejak Sultan Hamengkubuwana I. Pada akhrir peperangan Mangkubumen yang mencetuakan perjanjian fiiyanti pada 13 Pebruari 1755 mengakibatkan Trenggalek dibagi menjadi dua bagian, bagian Timur masuk wilayah Ngrawa dan bagian Barat serta Selatan termasuk kabupaten Pacitan. Hal inl dapat dlbuktlkan dengan diketemukannya tugu perbatasan dari batu yang terdapat didesa Gayam kecamatan Panggul.

Baru pada tahun 1830 setelah perang Diponegaran selesai daerah Trenggalek langsung menjadi milik Belanda. Susunan tata pemerintahan pada waktu itu tidak banyak diketahui hanya dapat diperkirakan kalau tidak terlampau jauh bedanya dengan daerah-daerah wilayah kerajaan Mataram yang lain.

Pada tahun 1842 Bupati Trenggalek Raden Tumenggung Mangunnagoro meninggal dan digantikan oleh Raden Tumenggung Ariyakusuma Adinoto yang sejak awalnya menjabat sebagai bupati Besuki. Raden Tumenggung Ariyakusuma Adinoto pada tahun 1843 dipindahkan ke Berbek daerah Nganjuk, sehingga jabatan bupati daerah Trenggalek masa ini lowong, Untuk mengisi kekosongan ini diangkatlah Raden Ngabei Joyopuspo yang pada awalnya menjabat Patih Trenggalek menjadi bupati Trenggalek dengan gelar Raden Tumenggung Pusponagoro. Tidak selang lana Raden Tumenggung Pusponagoro wafat, sebagai gantinya diangkatlah Wedono Tulungagung : Raden Gondokusumo menantu Bupati Tulungagung se­bagai bupati Trenggalek dengan gelar Tumenggung Sumoadiningrat pada tahun 1845 M.

Secara berurutan Bupatl-bupati Trenggalek awal adalah sebagai berlkut :

Sumotruno                                        1743    –           …..

Joyonagoro                `                       …..     –           …..

Mangundirono`                               …..      –           …..

MangunnagoroI                              1830    –          …..

MangunnagoroII                            …..       –           1842

Aryokusumo Adinoto                     1842             1843

 Pusponagoro                                   1843               1845

Sumo diningrat                                1845              1850

Mangundiredjo                                1850               1894

Widjojokusumo                               1894                1905

Purbonagoro                                     1905     –         1932

 

Drs. MUKAYAT, Tim Sejarah Kabupaten Trenggalek Dan Tim Konsultan IKIP MALANG: Ringkasan Sejarah Trenggalek , Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Trenggalek Pebruari 1982, hlm. 13-15