Upacara Khitanan, Kabupaten Bondowoso
Pelaksanaan Upacara Sunat di Bondowoso, seperti juga upacara molangare, upacara khitanan dimeriahkan dengan pembacaan selawat Nabi (diba’ atau barjanji). Anak…
Pelaksanaan Upacara Sunat di Bondowoso, seperti juga upacara molangare, upacara khitanan dimeriahkan dengan pembacaan selawat Nabi (diba’ atau barjanji). Anak yang disunat dituntun untuk berjabatan tangan dengan para undangan (kedka hadirin berdiri). Ini dimaksudkan sebagai upacara menyambut kehadiran muslim baru yang mulai mualaf (dipandang sudah mampu dibebani syariat salat). Menilik hal itu nyatalah bahwa budaya khitanan dijadikan upaya “pengislaman” bagi anak yang telah Kebudayaan Islam di Bondowoso dikhitan.
Upacara khitanan itu berbeda-beda pelaksanaannya di beberapa tempat. Di Caruban, Madiun, masih ada upacara “arak sunatan”. Anak yang disunat itu mengendarai kuda, berpakaian “mempelai”, bertopi “pacul gowang (bagian belakang topi itu terbuka), diarak sepanjang jalan, serta dimeriahkan dengan hadrah dan burdah, serta dilagukan syair kasidah barzanji.
Di Bondowoso ada juga yang dimeriahkan dengan acara khataman Alquran pada malam sebelum anak dikhitan. Alquran dibaca bergandan seperti pada kegiatan khatmil Quran. Tetapi ada yang hanya membaca dga belas surat pendek pada jus amma (Surat 102- 114) oleh anak yang baru sembuh dari sunat. Artinya, upacara sunatan itu dilakukan setelah beberapa hari seorang anak disunat. Hal ini dimaksudkan untuk mendidik anak menjadi muslim dengan kemampuan membaca Alquran dan salat.
Kini budaya sunat bukan lagi menjadi monopoli umat Islam, melainkan telah mendunia, dimiliki oleh siapa saja yang merindukan kesehatan dan kebahagiaan. Yang disunat bukan lagi hanya anak- anak muslim, namun juga kaum non-muslim. Bukan saja saat masih kanak-kanak, bahkan ada yang sudah setengah baya minta disunat (dengan pergi ke dokter). Ini merupakan sumbangan umat Islam kepada umat manusia. Semakin nyata bahwa agama Islam adalah agama Allah (QS 3: 19) yang diserukan kepada umat manusia [::]
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Dr. H. Mashoed MSi. Sejarah dan Budaya Bondowoso. Surabaya, Papyrus, 2004. hlm.