Cak Sidik; H.M. Sidik Wibisono
6 November 1944, Lahir Sidik Wibisono, akhirnya dikenal dan terkenal dengan panggilan Cak Sidik, berIstrikan Hj Surya Dewi dikaruniai lima…
6 November 1944, Lahir Sidik Wibisono, akhirnya dikenal dan terkenal dengan panggilan Cak Sidik, berIstrikan Hj Surya Dewi dikaruniai lima anak : 1. Eka Suryanto Wibisono, 2. Dwi Agus Sugiono, 3. Mery Triana Dewi, 4. Fifi Rosiana Dewi, 5. Yeni Erawati, dan telah menjadi kakek dari 11 cucu
H.M. SIDIK WIBISONO (Cak Sidik) menemukan jodohnya dalam dunia perLudruk pula, dengan Ning Surya Dewi, pada saat itu keduanya sebagai anggota Ludruk RRI Surabaya. Bisa dikatakan Cak Sidik kena cinlok (cinta lokasi), (almarhumah Ning Surya Dewi adalah istri sekaligus kawan main ludruk bagi Cak Sidik).
Cak Sidik kini masih aktif menjadi pembina Paguyuban Pencinta Kidungan Rek (PPKR), sebuah organisasi yang berisi penggemar Kidungan Rek, acara milik JTV.
Cak Sidik merasa Ludruklah yang membuatnya ia tetap hidup, ludruk merupakan segala-galanya bagi Cak Sidik.. ludruk bagi Cak Sidik tidak tergantikan oleh apa pun.
Cak Sidik awalnya pegawai percetakan dengan gaji lumaya, pekerjaan di percetakan di lepas dan Cak Sidik terjun total di dunia ludruk. Sebagai bantahan Cak Sidik bahwa dunia Ludruk kurang prospektif, Memang terbukti Cak Sidik punya rumah cukup nyaman dan tidak kekurangan satu hal apa pun, namun itu semua kalau betul-betul ditekuni dan total.
Cak Sidik sendiri tak akan menyangka bahwa dirinya akhirnya kondang sebagai seniman ludruk yang cukup punya nama. Dulu sama sekali tak tebersit dalam cita-cita Cak Sidik untuk menjadi tukang ngeludruk. Menurut pengakuannya, dia sebenarnya orang yang tersesat dalam dunia ludruk.
Cak Sidik adalah personel Band DAMRI dan BAT. Posisinya adalah vokalis merangkap rhythm guitar. Pernah mencoba untuk menjadi penyanyi Srimulat namun ditolak.
Cak Sidik cukup dikenal saat itu. “Biasane sing nanggap yo instansi-instansi” kenangnya. Lagu-lagu yang biasa dia bawakan adalah milik Koes Plus dan oldies pop semacam Oh Carol.
Tahun 1969, Setelah dua tahun tidak ada perkembangan berarti di bandnya Cak Sidik mulai bimbang. Namun Cak Sidik muda berkeinginan kuat untuk mengembangkan karir pada dunia seni, kemudian disarankan ayahnya untuk melamar di Ludruk Tri Sakti di THR. Ludruk itu termasuk grup papan atas. Personelnya adalah pentolan-pentolan ludruk. Misalnya, Cak Meler, Cak Rukun, dan Cak Parmo. Sidik kemudian menuruti saran ayahnya.
Cak Sidik langsung disuruh mengisi bedayan (sesi awal lawak ludruk, kidungan selama satu jam). Hal ini merupakan diluar dugaan Sidik.
Cak Sidik dengan sangat percaya diri menerima tantangan tersebut. Hasilnya luar biasa, Cak Sidik berhasil melantunkan kidungan-kidungan milik Cak Meler dan memukau penonton selama hampir satu jam.
Cak Sidik ternyata juga sering melihat ludruk. Cak Meler adalah salah satu favoritnya dan setiap melihat parikan Cak Meler, dia menghafalnya.
Cak Sidik belum punya parikan sendiri, sehingga dia selalu membawakan semua parikan Cak Meler yang dihafal. Mulai cengkok, syair, hingga intonasinya, semua ditiru persis. Yang tak kalah girang adalah para pentolan ludruk seperti Cak Meler sendiri dan Cak Rukun. Setiap selesai pentas, Cak Sidik langsung disalami para dedengkot ludruk tersebut.
Cak Sidik selanjutnya diajari langsung oleh Cak Rukun dan Cak Meler. Merekalah yang meletakkan dasar-dasar ludruk pada Cak Sidik. Saat itu Cak Meler dan Cak Rukun mengarahkan Sidik ke kidungan dan lawakan. Itulah titik balik Sidik dalam dunia ludruk.
Cak Sidik bergabung dengan Ludruk RRI, setelah setengah tahun bersama di Ludruk Tri Sakti. Bersama Ludruk RRI inilah Cak Sidik mendapatkan masa keemasan.
Tahun 006 awal, Hj Surya Dewi yang telah menemani Cak Sidik hampir 40 tahun, meninggal dunia akibat tumor kandungan . =S1Wh0T0=
Sumber: www.jawapos.co.id [25 Maret 2007]