Thursday, November 14, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Pakaian adat tradisi Madura, Kabupaten Bangkalan

Pakaian adat  tradisi Madura, Kabupaten Bangkalan. Pakaian Ibadah Pria Dewasa Bangsawan. Nama pakaian bagian atas kelambi Tagwa, bagian bawah :…


Madura1Pakaian adat  tradisi Madura, Kabupaten Bangkalan. Pakaian Ibadah Pria Dewasa Bangsawan.

Nama pakaian bagian atas kelambi Tagwa, bagian bawah : Sarung kotak-kotak berwarna biru atau hijau. Perlengkapan pakaian bagian kepala , Tutup kepala memakai Odheng Peredan bahannya batik tulis, dengan memakai motif storjaan, Bera’songay atau Toh Biru. Warnanya, warna terang, dan ukurannya sesuai dengan lingkar kepala si pemakai. Bentuknya seperti pada umumnya ikat kepala yang ber bentuk segitiga. Namun mempunyai kelompok hanya sebuah. Selain itu ujung simpul di bagian belakang hanya satu.

Pakaian Bagian atas memakai, kelambi Tagwa bahan kelambi ialah katun tidak memakai motif, sedangkan. Warna pada umumnya putih, ukuran sesuai dengan tubuh si pemakai, dan bentuknya seperti piyama, tidak memakai leher memakai saku 3 buah, 2 di bawah kanan kiri dan 1 buah di atas. Kancing baju biasanya 5 biji.

Pakaian bagian bawah memakai Ikat pinggang (Sabbuk) bahan sabuk adalah kain tenunan asli. tidak bermotif dengan warna coklat tua. Bentuknya seperti pada umumnya ikat pinggang dengan timang besar di tengah-tengah. Sarung Palekat dari bahan katun, bermotif kotak-kotak besar. Warnanya dasar putih berwarna biru atau hijau. Alas kaki Terompah bahannya kulit sapi, polos, berwarna hitam. Ukurannya sesuai dengan ukuran kaki si pemakai. Bentuknya terbuka tetapi di bagian ujung depan ter- dapat suatu alat penjepit yang terbuat dari bahan yang sama. Fungsi alat penjapit ini untuk pengikat jariyang lain.

Cara memakai pakaian.

Mula-mula memakai sarong, Caranya: Setelah ke dua kaki dimasukkan ke dalarn sarong. Kemudian bagian atas sarong dilipat ke kiri lalu ke kanan. Setelah itu dilipat ke arah perut dan digulung dari atas pan- jang sarong sampai di bawah mata kaki. Sebagai penguat sarong memakai sabbuk. Dan terakhir baru mengenakan Kelambi Taqwa. Adapun cara memakai ikat kepala peredan agak miring di kepala (tidak tegak), boleh miring ke kanan atau miring ke kiri, jika miring ke kiri yang mencuat kelopak ka­nan dan bila miring ke kanan yang mencuat kelopak kiri.

Fungsi pakaian

Kelambi Taqwa ini sebenarnya adalah untuk mengunjungi acara adat, misalnya upacara peled kandung (upacara nujuh bulan kandungan). Baju ini khusus dipakai oleh para sesepuh terutama yang keturunan para kyai atau para ulama. Selain untuk upacara adat, kelambi Taqwa ini juga untuk upacara keagamaan, misalnya untuk sholat idhul fitri atau untuk sholat di masjid. Hanya bila untuk sholat tidak memakai ikat ke­pala melainkan memakai kopiah/peci. Ikat kepala peredan biasa dipakai oleh pejabat yunior bila bepergian ke acara yang resmi.

Arti simbolis dari warna dan bentuk baju :

  • Warna putih, melambangkan suatu kesucian.
  • Bentuk baju, melambangkan arti ke taqwaan si pemakainya kepada Allah Yang Maha Esa.
  • Bentuk peredan, melambangkan pemakainya masih kuncup belum sempurna. Selain itu ujung simpul di bagian belakang yang hanya 1 melambangkan huruf “alif” yang merupakan huruf awal dari bahasa Arab.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Pakaian Adat Tradisional Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta,  1987. hlm. 48-49