Saturday, February 8, 2025
Semua Tentang Jawa Timur


Sejarah Sekolah guru di Jawa Timur

Pemerintah Hindia Belanda yang pada waktu itu sudah banyak menerima pengaruh aliran liberal, telah mulai memper- hatikan kehidupan rakyat Indonesia….

By Pusaka Jawatimuran , in Sejarah Th. 1986 , at 27/05/2013 Tag: , , , ,

Pemerintah Hindia Belanda yang pada waktu itu sudah banyak menerima pengaruh aliran liberal, telah mulai memper- hatikan kehidupan rakyat Indonesia. Bidang pengajaran yang di­buka bukan hanya untuk anak-anak orang Belanda, tetapi sudah memperhatikan juga keputera-putera bangsa Indonesia, terma- suk anak-anak orang kebanyakan.

Pemerintah selain memperhatikan bidang pendidikan ke- juran seperti pertukangan, juga memperhatikan Sekolah Pendi­dikan Guru (Kweekschool). Sekolah Guru yang pertama didirikan di Jawa Timur pada tahun 1875 di kota Probolinggo. Tahun- tahun sebelum itu kota-kota lain di luar Jawa Timur telah lama pula didirikan sekolah guru. Antara lain Bukittinggi (1856), Tanahbatu (1864; Tapanuli), Surakarta (Solo), dan Magelang. Sekolah guru di Surakarta merupakan sekolah guru yang pertama dibuka oleh pemerintah pada tahun 1852. Sekolah ini pada ta­hun 1875 kemudian dipindahkan ke Magelang.

Peraturan Pemerintah yang dikeluarkan pada tahun 1871 berdasarkan beslit kerajaan, artikel 1, mengatur sekolah pendidi­kan guru atau Kweekschool dengan pertimbangan bahwa pemben- tukan sekolah dasar bumiputra harus didahului dengan pemben- tukan tenaga pengajarnya. Karena sekolah ini akan mengeluar- kan tenaga pengajar atau guru, maka jelas sudah bahwa di seko­lah ini diberikan pelajaran bahasa Belanda. Bahasa Belanda merupakan mata pelajaran wajib yang sebenarnya sudah diberi­kan sejak tahun 1865. Mata pelajaran itu diberikan karena Kweek­school dianggap sangat penting kedudukannya dalam rang- ka perluasan sekolah-sekolah dasar bumiputera48) sehingga jumlahnya diperbanyak oleh pemerintah. Agaknya sekolah semacam ini belum dapat menarik perhatian. Karena itu perlu adanya rangsangan untuk menggairahkan para pemi- nat. Maka oleh pemerintah gaji guru lulusan Kweekschool dari f 30,- sampai f 50.- dinaikan menjadi f 75.- sampai f 150,- setiap bulan. Namun demikian rangsangan itu masih belum menarik perhatian anak-anak priyayi tinggi. Karena itu banyak pelajar yang berasal dari anak-anak priyayi kecil, pedagang, dan rakyat biasa. Jumlah lulusan sekolah guru ini tidak banyak, sebab di samping mata pelajaran yang banyak dan bertumpuk- tumpuk, bahasa Belanda dianggap sebagai mata pelajaran wajib yang sulit. Karena itu kekurangan tenaga guru tidak dapat mengharapkan dari lulusan sekolah guru itu. Hal demikian menyebabkan pemerintah mengangkat guru melalui ujian.