Sunday, November 3, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Prof. Dr. Riswandha Imawan, Kabupaten Bangkalan

17 Januari 1955, , Jawa Timur Indonesia. Prof. Dr. Riswandha Imawan (kadang-kadang ditulis pula Riswanda) adalah seorang ahli ilmu politik…

By Pusaka Jawatimuran , in Bangkalan Pejabat Negara Sosok Th. 2006 , at 14/05/2013 Tag: , , , , , ,

17 Januari 1955, , Jawa Timur Indonesia.

Prof. Dr. Riswandha ImawanProf. Dr. Riswandha Imawan (kadang-kadang ditulis pula Riswanda) adalah seorang ahli ilmu politik dan dosen yang dikenal luas karena pandangan-pandangan dan analisisnya yang tajam dan kritis di surat-surat kabar, khususnya mengenai politik pemerintahan Indonesia. Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi memuji Riswandha sebagai seorang pendobrak kefeodalan di lingkungan universitasnya.

Tahun 1979, Riswandha Imawan  mengabdikan hidupnya bagi Universitas Gadjah Mada, tepatnya di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisipol.

Tahun 1985, Riswandha Imawan  menyelesaikan M.A di Northern Illinois University.

Tahun 1989, Riswandha Imawan  mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Northern Illinois, Amerika Serikat.

Tahun 1989, Desertasinya Riswandha Imawan yang berjudul “The Evolution of Political Party Systems in Indonesia: 1900 to 1987” merupakan bacaan wajib bagi peminat partai dan pemilu Indonesia.

1992, Riswandha berkarya Dinamika pemilih dalam Pemilu 1992.

1997, Riswandha berkarya Membedah politik Orde Baru.

4 September 2004,  Riswandha Imawan  dikukuhkan sebagai guru besar dan menyampaikan pidato pengukuhannya yang berjudul “Pergulatan Politik di Indonesia: Pergulatan Setengah Hati Mencari Identitas Diri.”

4 Agustus 2006, Prof. Dr. Riswandha Imawan pada umur 51 tahun, meninggal di Depok, Sleman, karena penyakit diabetes dan jantung yang telah lama diidapnya.  Riswandha meninggalkan seorang istri, Dra. Herry Isminedy dan dan tiga orang anak laki-laki, Rafif Pamenang Imawan (19), Satria Aji Imawan (17) dan Arga Pribadi Imawan (13).

Jenazahnya dikebumikan di makam Keluarga Besar UGM di Sawitsari, Condongcatur, Sleman pada esok harinya. Pada saat pemakamannya, iringan mobil tidak terputus sejak dari Balairung UGM sampai Sawitsari.

Pada masa-masa terakhir menjelang akhir hayatnya Riswandha banyak meningkatkan aktivitas keagamaannya dan sempat menunaikan ibadah hajinya.