Tuesday, March 28, 2023
Semua Tentang Jawa Timur


Makam Sunan Bonang, Kabupaten Tuban

Makam Sunan Bonang merupakan salah satu dari makam Sunan di Jawa Timur yang menempati posisi penting setelah Sunan Ampel dan…

By Pusaka Jawatimuran , in Tuban Wisata Wisata Relegi , at 08/05/2013 Tag: , , , , ,

makam Sunan BonangMakam Sunan Bonang merupakan salah satu dari makam Sunan di Jawa Timur yang menempati posisi penting setelah Sunan Ampel dan Sunan Giri.Sunan Bonang menempati posisi kedua setelah Sunan Ampel dalam jajaran kewalian.Ia menjadi guru beberapa wali lain, seperti Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Drajat. Bahkan Sunan Giri (Raden Paku) juga pada tahap awal belajar kepadanya. Makam Sunan Bonang terletak di kompleks pemakaman Astana Bonang di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Tuban, tepatnya di sebelah barat Masjid Agung Tuban.Makam Sunan Bonang dikelilingi tembok dengan empat buah pintu gerbang untuk masuk kompleks makam. Pintu gerbang di makam Sunan Bonang berupa gapura paduraksa. Pintu gerbang di sebelah selatan berbentuk Semar Tinandu dengan atap berhias ornamen bunga-bunga dengan dinding di kanan dan kirinya berhias piring-piring dan mangkuk keramik Cina. Makam Sunan Bonang terletak di dalam sebuah cungkup berbentuk joglo dengan atap bertingkat. Pada dinding selatan cungkup terdapat hiasan flora dan fauna berupa panorama dan ragam hias geometris. Pada dinding ini terdapat candra sengkala jalma wihana kayuning sawit jagat yang menunjuk angka tahun 1611 Jawa (1687 Masehi), yaitu angka tahun yang menunjuk waktu dibangunnya cungkup tersebut. Kompleks makam Sunan Bonang dike- lilingi tembok keliling dan terbagi menjadi tiga bagian yang disusun berurut ke belakang dari arah selatan ke utara, masing-masing halaman dibatasi pagar tembok penghubung antara halaman satu dengan yang lain berupa gerbang berbentuk gapura paduraksa. Di halaman dalam banyak makam dari kerabat Sunan Bonang dan makam Sunan Bonang dilindungi sebuah cungkup dengan atap dari sirap kayu jati yang berukir. Makam Stman Bonang masih ditutupi lagi dengan kelambu, sehingga terkesan sangat keramat, di kompleks tersebut juga ada sebuah masjid yang dikenal dengan nama Masjid Astana Sunan Bonang. Pada halaman pertama ini terdapat dua bangunan pendopo, dan terletak bersebelahan.Bangunan pendopo itu bentuknya limasan dan konstruksi bangunan kayu, namun tidak berdinding. Unsur bangunan yang perlu diperhatikan disini adalah umpak- umpaknya, yang berwarna putih dan terbuat dari tulang ikan pari. Fungsi bangunan semacam itu selain untuk istirahat, pada waktu- waktu tertentu dipergunakan sebagai tempat istrahat. Untuk masuk ha- laman kedua, kita me- lewati sebuah gapura paduraksa yang terbuat dari bata.Pintunya terbuat dari kayu, dan dihiasi dengan ukir- ukiran yang indah.Di kanan kiri gapura ter- dapat lubang, sehingga dinding tembok ter- sebut dapat dipakai untuk jalan.Gapura ini mempunyai hiasan yang cukup menarik yang berbentuk geometris, motif sulur-sulur daun, dan hiasan tumpal.Pada tubuh gapura tersebut, dihiasi dengan piring-piring Cina.Pada halaman ini terdapat beberapa bangunan fasilitas seperti kamar mandi, toilet, serta bangunan masjid yang menurut keterangan dibangun pada tahun 1921.Selain bangunan fasilitas, di sini juga terdapat beberapa tinggalan purbakala seperti tempayan, yoni, pipisan, dan peti batu.Benda-benda purbakala tersebut sekarang disimpan di dalam halaman kecil yang oleh penduduk setempat disebut sebagai pendopo rantai (rante). Setelah melewati halaman kedua, kita dapat meneruskan ke Mlamanketiga (utama) untuk berziarah ke makam Sunan Bonang. Gapura yang langsung menuju makam Sunan Bonang berhiaskan piring-piring dengan ornamen bunga dan tulisan Arab. Tulisan-tulisan itu di antaranya ada yang berbunyi Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Setelah sampai di halaman ketiga, maka nampak halaman yang penuh dengan makam-makam baru, namun beberapa di antaranya terdapat juga makam kuno. Makam Sunan Bonang terbujur di tengah sebuah cungkup inti seluas 11,29 x 13,25 meter persegi dengan nisan berbentuk akuladewa. Di samping itu terdapat pula benda-benda yang berkaitan dengan kompleks makam tersebut, yaitu yang termasuk dalam periode Islam adalah: gapura, rana, pendapa, nisan dan cungkup makam Sunan Bonang. Di kompleks makam Sunan Bonang banyak pula ditemukan nisan-nisan kuno dari batu andesit.Di kompleks tersebut, selain makam Sunan Bonang juga terdapat makam para Bupati dan kerabat Sunan Bonang.Makam Sunan Bonang terdiri dari Jirat dan Nisan. Bentuk Jirat makam Sunan Bonang seperti profil candi. Pada Nisan makam Sunan Bonang terdapat hiasan yang menyerupai hiasan surya Majapahit. Di dalam kompleks makam Sunan Bonang terdapat dua buah prasasti singkat. Dua buah di antaranya yang menarik perhatiarC yaitu:

  1. a.                   Pintu gerbang pertama.

Di bagian atas pintu gerbang pertama terpahat sebaris tulisan dengan huruf Jawa berbunyi rasa tunggal pandhita wahdat. Kalimat itu sesuai dengan nama Sunan Bonang yang juga disebut Sunan Wahdat di dalam Suluk Wujil. Kalimat rasa tunggal pandhita wahdat merupakan sebuah kronogram (candra sengkala) yang melambangkan nilai angka tertentu, yaitu: rasa (rasa) bernilai 6, tunggal (tunggal), pandhita (pendeta), dan wahdat (selibat). Angka itu apabila dibaca dari kanan ke kiri atau dibalik menjadi tahun 1716Jawa(1789 M).

  1. b.                  Alas dinding makam.

Sebilah kayu jati yang digunakan alas dinding (gebyok) makam Sunan Bonang di sebelah kanan tangga atau pintu masuk dipahat dengan tulisan Jawa Baru yang sebagian sudah aus.Prasasti singkat itu berbunyi Janma wahyana kayuning SAWit jagat. Kalimat itu berarti ‘hakekat manusia merupakan batang kayu (pohon) dunia’. Kalimat Janma wahyana kayuning SAWit jagat merupakan candra sangkala atau angka tahun yang melambangkan nilai angka tertentu, yaitu: janma (manusia) bernilai 1, wyahana (hakekat, keadaan) 1, kayu (kayu, pohon) 6, dan SAWit jagat (pohon, awal dunia) 1. Jadi berarti tahun 1611 Jawa (1687 M). 178 – 183

%d blogger menyukai ini: