Saturday, December 7, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Kendang, Instrumen Gamelan Jawatimuran

Kendang dan Bedug adalah jenis Instrumen Membranophone pada Instrumen gamelan Jawatimuran. Kendang di dalam gamelan Jawatimuran ialah “Drum” yang ditutup…


KENDANGKendang dan Bedug adalah jenis Instrumen Membranophone pada Instrumen gamelan Jawatimuran. Kendang di dalam gamelan Jawatimuran ialah “Drum” yang ditutup dengan kulit kedua ujungnya (head) dan dipukul dengan telapak tangan dan jari, sedangkan Bedug ialah Kendang di dalam bentuk lebih besar dan cara memainkan dipukul dengan pemukul.

 

Kendang dalam instrumen gamelan Jawatimuran dapat dianggap sebagai pimpinan seluruh permainan, karena Kendang sebagai pemberi aba-aba untuk memulai permainan, mempercepat atau memperlambat gending ataupun mengakhiri seluruh permainan.

Ada tiga Kendang yang biasa dipergunakan dalam instrumen gamelan Jawatimuran ialah Kendang Gending atau Kendang Ageng untuk permainan Gending yang lembut, yang digabung dengan kendang Ketipung menjadi sepasang Kendang Kalih.

Kendang yang lebih kecil disebut Kendang Batangan atau Kendang Ciblon yang biasa dipergunakan untuk mengiringi pagelaran Wayang Kulit, dengan pukulan – pukulan kendang yang disesuaikan dengan gerakan wayang atau tarian sehingga dapat menghidupkan gerakan wayang ini.

Pukulan Kendang Ciblon ini merupakan tiruan dari bunyi “ciblon”, yaitu bunyian yang biasanya dimainkan oleh anak-anak pengembala di sungai, cukup sulit untuk memainkan Instrumen kendang yang satu ini.

Oleh karena Kendang dianggap sebagai pimpinan di dalam permainan gamelan Jawatimuran di dalam susunan Gamelan, biasanya  Kendang ini diletakkan di tengah susunan kelompok gamelan Jawatimuran berdekatan dengan Rebab, Gender dan Suling. Sehingga isyarat- isyarat musik dan dinamikanya dapat disambut dengan tepat oleh instrumen-instrumen lainnya. =S1wh0T0= 

Sumber:

Proses Pembuatan Gamelam; Di Kidal Desa Kauman, Kec. Karangrejo, Kab. Magetan.: Bagian Proyek Permuseuman Jawa Timur 1994/1995.

Proses Pembuatan Gamelam: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan Jakarta 1995/1996