Tuesday, September 10, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Mang Udel, Drs. R. Panji Poernomo Tedjokusumo, Kabupaten Pasuruan

7 Oktober 1923, Drs. R. Panji Poernomo Tedjokusumo lahir di Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. putra seorang wedana di daerah Pasuruan, Lebih dikenal dengan nama Mang Udel,  di kalangan…

By Pusaka Jawatimuran , in Pasuruan Seniman Sosok Th. 2006 , at 26/02/2013 Tag: , , , , , ,

7 Oktober 1923, Drs. R. Panji Poernomo Tedjokusumo lahir di Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia. putra seorang wedana di daerah Pasuruan, Lebih dikenal dengan nama Mang Udel,  di kalangan dekatnya dipanggil juga Mas Pung,

Tahun 1930, Mang Udel menamatkan sekolah dasar zaman Belanda, HIS,

Tahun 1936, Mang Udel melanjutkan sekolah lanjutan yaitu MULO, di Solo.

Tahun 1940, Mang Udel yang melanjutkan studi di sekolah pertanian LMS di Bogor.

Tahun 1945, Mang Udel mengisi acara Sepintas Lalu di Radio Republik Indonesia (RRI) di Jakarta.

Tahun 1946-1950, selama masa revolusi,  semua kegiatan seni Mang Udel vakum. Namun semasa perang kemerdekaan itu, Mang Udel ikut memanggul senjata berjuang di daerah Cikampek.

Mang Udel menikah dengan Sri Sufinati, anak dari Ibu Sud, pencipta lagu anak-anak Indonesia, dan dikaruniai tiga orang anak.

Tahun 1951, Mang Udel bertemu dengan pasangannya, yaitu Hardjodipuro, lantas meneruskan acara Sepintas Lalu-nya. Keduanya membentuk duet Mang Cepot dan Mang Udel bertahan hingga akhir dekade 70-an. Nama populer Mang Udel diambil dari nama tokoh dalam acara obrolan Sepintas Lalu di RRI yang dibawakan oleh dirinya dan Hardjodipuro (Mang Cepot).

Duet Mang Cepot dan Mang Udel sebagai grup lawak pertama di Indonesia yang menggunakan naskah dalam setiap penampilannya, sehingga semua detail adegan sudah diperhitungkannya.  Mereka menuangkan ide, konsep secara terinci dan menampilkannya dengan terencana, dan dengan segala perhitungan reaksi audience-nya.

Republik ini masih sangat muda,namun lawakan mereka sering menyindir keadaan sosial waktu itu. Padahal, mereka adalah para pejabat tinggi negara yang punya posisi penting di instansi masing-masing. Maka tidak heran bila PM Soebandrio melarang kegiatan dua orang tersebut.

Tahun 1952, Mang Udel untuk pertama kali bermain film berjudul “Heboh”. Kemudian bermain dalam sebuah film adopsi dari Rusia berjudul Si Mamad di bawah arahan sutradara Syuman Jaya. Di film yang cukup monumental itu, ia mendapat penghargaan atas aktingnya sebagai pegawai negeri miskin yang tertimpa masalah.

Tahun 1954, Mang Udel berperan dalam film “Heboh”.

Tahun 1956, Mang Udel berperan dalam film “Radja Karet Dari Singapura”

Tahun 1958 mereka berdua mencoba membuat trio Los Gilos yang terdiri dari Mang Cepot, Mang Udel dan Bing Slamet. Setelah berjalan beberapa lama akhirnya trio itu pecah.

Banyak yang menyayangkan tidak langgeng-nya trio Los Gilos. Ttrio Los Gilos dipandang sangat bagus karena memadukan kematangan ide, konsep yang berkualitas dengan kepiawaian olah tubuh serta gaya Bing Slamet yang sangat terkenal itu. Dengan kata lain, perpaduan antara komedi ide dengan lawakan slapstick.

Tahun 1961,  Mang Udel mendapatkan gelar sarjana muda biologi dari Fakultas Biologi Universitas Nasional, dan menjadi asisten ahli anatomi patologi di Fakultas Kedokteran UI tahun itu juga.

Tahun 1966, arek Pasuruan ini menjadi dosen luar biasa di Fakultas Kedokteran Gigi UI dan juga dosen biologi di Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Tahun 1967 – 1971, Mang Udel menjadi pejabat Dekan Universitas Nasional.

Tahun 1972, Mang Udel berperan dalam film “Intan Berduri”

Tahun 1974, Mang Udel berperan dalam film “Raja Jin Penjaga Pintu Kereta”, disutradarai oleh Wahab Abdi, dan Mang Udel mendapatkan penghargaan sebagai aktor terbaik dengan pujian FFI dalam film “Si Mamad”.

Tahun 1975, Mang Udel pensiun dari Universitas Indonesia. Namun kegiatan aktornya masih berjalan , berperan dalam film “dr. Karmila”, disutradarai oleh Ami Prijono serta dalam film “Semalam di Malaysia”, disutradarai oleh Nico Pelamonia.

1977, Mang Udel berperan dalam film “Arwah Komersil dalam Kampus”, disutradarai oleh Muchlis Raya dan dalam film  “Sinyo Adi”,  disutradarai oleh Lilik Sudjio. Mang Udel sempat menjadi pemandu wisata.

Tahun 1978, Mang Udel berperan dalam film “Nopember 1828”, disutradarai oleh Teguh Karya.

Tahun 1980, Mang Udel berperan dalam serial TV “Losmen” arahan sutradara Wahyu Sihombing, ditayangkan  oleh TVRI Stasiun Pusat Jakarta, permainan Mang Udel cukup mengesankan dan ia lantas diidentikkan dengan tokoh Pak Broto, suami pemilik losmen Srikandi yang menderita post power syndrome setelah pensiun sebagai pejabat sebuah instansi pemerintah.

Tahun 1983, Mang Udel berperan dalam film “Budak Nafsu”,  disutradarai oleh Syuman Djaya

Tahun 1986, Mang Udel berperan dalam film “Bintang Kejora”, disutradarai oleh Chaerul Umam serta berperan pada Serial TV “Losmen”.

Tahun 1987, Mang Udel berperan dalam film “Selamat Tinggal Jeanette”, disutradarai oleh Bobby Sandy

Tahun 1988, Mang Udel berperan dalam film “Bunga Desa”, disutradarai oleh A. Rachman.

Tahun 1989, Mang Udel berperan dalam film “Bercinta Dalam Mimpi”, disutradarai oleh Nasri Cheppy

Tahun 1990, Mang Udel berperan dalam film “Oom Pasikom” dan dalam film “Penginapan Bu Broto”.

Tahun 2001, Mang Udel berperan dalam film “Pasir Berbisik”,  disutradarai oleh Nan T. Achnas.

27 Oktober 2006, pada umur 83 tahun Drs. R. Panji Poernomo Tedjokusumo (Mang Udel) meninggal di Jakarta.  =S1Wh0T0=