Fokker, Anthony Herman Gerard Fokker (Tony), Blitar
6 April 1890, Anthony Herman Gerard Fokker (Tony) orang Belanda yang lahir di Blitar, Keresidenan Kediri, Jawa Timur, Neederlandsch Indië…
6 April 1890, Anthony Herman Gerard Fokker (Tony) orang Belanda yang lahir di Blitar, Keresidenan Kediri, Jawa Timur, Neederlandsch Indië (Indonesia). Ayah Tony, Herman Fokker Sr pemilik perkebunan kopi di Jawa Timur.
Usia empat tahun, Fokker kecil dibawa pulang oleh orang tuanya kembali ke negeri asalnya di Haarlem, Negeri Belanda. Kegemaran Tony kecil adalah membuat percobaan mesin uap dan bermain dengan model keretaapi-keretaapian. Hal ini mengakibatkan ia agak tertinggal di sekolah.
Fokker bersama kawannya Frits Cremer, membuat ban anti bocor namun hak patennya sudah dimiliki oleh seorang berkebangsaan Perancis, baru diketahui waktu mencoba mendaftarkan patennya.
Tahun 1910, diusia 20 tahun Fokker dikirimkan ayahnya ke Jerman untuk memperdalam keahliannya dalam bidang otomotif. Namun Fokker hanyabetah sehari ia lebih berminat pada rancang-bangun, pembuatan pesawat terbang. lalu pindah ke Mainz dan masuk sekolah mengemudi yang ternyata kemudian mengajarkan konstruksi pesawat terbang dan menerbangkannya.
Fokker menunjukkan bakatnya yang luar biasa dalam hal pembuatan pesawat terbang. Masa itu seluruh Eropa sedang “demam” pesawat terbang, menyusul ditemukannya pesawat terbang untuk yang pertama kali di dunia oleh Orville dan Wilbur Wiright pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, North Caroline, Amerika Serikat.
Tahun 1910 akhir, Fokker membuat gempar seluruh Jerman pada waktu ia berhasil menciptakan pesawatnya yang pertama. Pesawat ini diberi nama “De Spin” yang dalam bahasa Jerman berarti Laba-Laba (The Spider). Namu pesawat udara ini mengalami kecelakaan, menabrak pohon dan rusak. Pada percobaan berikutnya, dengan pesawat buatannya yang ke dua dari jenis yang sama Fokker berhasil mendapatkan license penerbangnya.
Tahun 1911, diatas langit Amsterdam. Dalam acara hari ulang tahun Ratu Belanda, Fokker mengadakan Joy Flight atau atau terbang perkenalan dengan meminta pembayaran sekedarnya untuk menumbuhkan minat kedirgantaraan sekaligus merebut hati ayahnya.
Tahun 1912, Fokker mendirikan pabrik pesawat terbangnya yang pertama, yang diberi nama Fokker Aeroplanbau di Johannisthal dekat Berlin, dengan usaha menjual pesawat terbang dan memberi pelajaran terbang.
Usahanya menarik perhatian kalangan militer Kekaisaran Jerman. Ketika pecah Perang Dunia I, Fokker telah menjual hampir 4000 pesawat kepada militer, belum termasuk rancangannya yang telah dibuat oleh pabrik-pabrik pesawat terbang yang lain yang kemudian tercatat sekitar 40 jenis pesawat. Ialah yang mengorganisasi produksinya. Sebagian besar dibuat oleh staf konstruksi. Yang paling mencolok adalah mekanisme terminasi yang memungkinkan pilot menembakkan senapan dengan baling-baling pemutar. Fokker mendapat bantuan dari seseorang yang mengalahkan Morane (buatan Perancis) dengan peralatan primitif dari jenis yang sama (ditemukan oleh Raymond Saulnier). Ketika digabungkan ke Fokker Eindecker yang terkenal, penggunaan mesin kendali tangkai dorong itu menuju pada fase superioritas udara Jerman yang dikenal sebagai Fokker Scourge.
Tahun 1914, pabriknya dinasionalisasi oleh pemerintah Jerman (Perang Dunia I). Tapi Anthony Fokker dipertahankan sebagai pimpinannya. Sejak itu ia berhasil memproduksi lebih dari 40 tipe pesawat terbang untuk kepentingan militer Jerman. Salah satu penemuannya yang spektakuler pada masa itu adalah sistem yang mampu mensinkronisasikan penembakan peluru senapan mesin yang dipasang dipesawat, melalui celah baling-baling pesawat yang sedang berputar.
Karena pesawat dan produk kedirgantaraannya banyak dimanfaatkan oleh Kekaisaran Jerman, maka kemudian ketika Perang Dunia I selesai, dia mendapat tuduhan sebagai penghianat. Padahal sebelum perang, selain Kekaisaran Jerman, tidak ada negara lain menaruh perhatiannya kepada pesawat atau pun usahanya.
Tahun 1918 Perang Dunia I usai dan Traktat Versailles ditanda-tangani. Di dalam traktat ini Jerman dilarang membangun industri pesawat terbang.
21 Juli 1919, Di Tanah Airnya, Belanda, Fokker mendirikan NV Koninklijke Vlietuigen Fabriek Fokker atau Dutch Aircraft Company, yang kemudian dikenal dengan nama Fokker Aircraft Company. Industri pesawat terbang yang didirikannya kemudian dikenal sebagai Fokker. Fokker membuat pesawat F.2 yang kemudian dikenal sebagai Fokker F.2 yang dirancang sebagai pesawat penumpang. Kemudian Fokker F.VII yang kemudian menjadi pesawat yang cukup laris sebagai pesawat penumpang, kemudian maskapai penerbangan Belanda KLM menguasai seluruh jangkauan Eropa, termasuk juga pesawat yang menjadi armada KNILM, maskapai penerbangan Hindia Belanda (kini Indonesia).
Tahun 1922, Fokker pindah ke Amerika Serikat dan menjadi warga negara Amerika. Disini ia mendirikan cabang pabriknya bernama Atlantic Aircraft Corporation. Akibat persaingan yang ketat di Amerika, kekayaan Fokker berkurang sehingga ia harus pulang lagi ke Negeri Belanda dan menjadikan pabriknya disana sebagai pusat kegiatan pabrik-pabriknya yang lain. Meskipun produksi pesawat untuk penumpang terus berjalan, karir Fokker agak menurun.
Kemudian pesawat yang berhasil dibuat adalah Fokker F.18 yang kemudian memecahkan rekor penerbangan ke Batavia (Jakarta sekarang), lalu Fokker F.20 yang dapat dilipat rodanya. Keseluruhannya hingga 28 tipe pesawat.
Tahun 1927-1933, Fokker benar-benar menguasai pasar untuk tipe pesawat angkut dan bahkan perusahaan-perusahaan penerbangan di Amerika Serikat pada periode tersebut banyak menggunakan pesawat Fokker.
sebagai orang Belanda yang sukses dan dikagumi didalam industri penerbangan, Anthony Fokker kemudian dijuluki The Flying Dutchman. Di kalangan orang Belanda kuno ada sebuah tahyul atau kepercayaan mengenai The Flying Dutchman yaitu sebuah legenda tentang adanya kapal laut “jadi-jadian” atau hantu yang berlayar di lautan Atlantik dan bisa terbang.
Di angkasa raya sudah banyak berseliweran kapal terbang melang-lang buana. Dan diantara kapal-kapal terbang tersebut adalah buatan seorang anak Belanda, Tony Fokker. Nama besar Fokker terkait dengan Indonesia. Pendirinya lahir di bumi Jawa Timur, Indonesia.
Tahun 1970 -1990, pesawat jenis Fokker ini merajai di hampir seluruh bandara-bandara di dalam negeri. Jumlah populasinya di Indonesia adalah yang terbesar ke dua di dunia, setelah Negeri Belanda. Garuda Indonesia pernah memiliki pesawat jenis Fokker series F-27 Friendship, F-28 Fellowship. TNI-AU mempunyai Fokker F-27 Troopship dan Sempati Air pernah membeli series Fokker F-100. Pabrik ini akhirnya bangkrut karena rugi dan ditutup pada tahun 1996.
23 Desember 1939, Anthony Fokker meninggal dunia dalam usia 49 tahun di rumah sakit Murray Hill, New York, Amerika Serikat, karena penyakit radang paru-paru.
Beliau tidak sempat melihat bagaimana kemudian pabriknya dihancurkan pada Perang Dunia II, dan kemudian bangkit kembali melalui peran pewarisnya yang membangunnya perlahan demi perlahan dan menjadi perusahaan industri persawat yang cukup diperhitungkan di dunia kedirgantaraan, hingga akhirnya dinyatakan bangkrut pada tahun 1996.
http://teknologi.kompasiana.com/internet/2010/04/06/mengenang-anthony-herman-gerard-fokker-110547.html