Saturday, December 7, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


KH Zaenuddin Fanani, Kabupaten Ponorogo

23 Desember 1908, KH Zaenuddin Fanani lahir di Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Putera keenam Kyai Santoso Anom Besari. Awal…

By Pusaka Jawatimuran , in Ponorogo Sosok Th. 1967 , at 25/02/2013 Tag: , , , ,

KH Zaenuddin Fanani23 Desember 1908, KH Zaenuddin Fanani lahir di Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia. Putera keenam Kyai Santoso Anom Besari.

Awal Pendidikan KH Zaenuddin Fanani Masuk Sekolah Dasar Ongko Loro Jetis Ponorogo. sementara itu mondok  di pondok pesantren Josari Ponorogo, kemudian ke Termas Pacitan, lalu  ke Siwalan Panji Sidoarjo.

Dari sekolah  Ongko Loro ia pindah ke sekolah dasar Hollandshe Inlander School (HIS), kemudian melanjutkan ke kweekschool (Sekalah guru) di Padang. Sesudah tamat sekolah guru ia masuk Leider School (sekolah  pemimpin) di Palembang.

Tahun 1930, beliau belajar pada Pendidikan Jurnalistik dan Tabligh School (Madrasah Muballighin III) di Yogyakarta.

Tahun 1926 – 1932, menjadi guru  di  HIS.

Tahun 1934, mengajar di School Opziener di Bengkulen.

Tahun 1942, menjadi Konsul  Pengurus besar Muhammadiyah Summatera  Selatan.

Tahun 1942 – 1943, menjadi Kepala Penasehat Kepolisian Palembang.

Tahun 1944,  kemudian menjabat Kantor keselamatan Rakyat di Palembang.

Setelah itu dipilih menjadi Kepala Kantor Tata Usaha Kantor Sju Tjokan. Sejak tanggal 8 April 1953 diangkat oleh presiden menjadi anggota ” Panitia Negara Perbaikan Makanan”. Empat bulan setelah itu tepatnya pada tanggal 1 Agustus 1953 menduduki Kepala Jawatan Bimbingan dan Perbaikan Sosial pada Kementerian Sosial. Masih pada tahun yang sama beliau  menjabat Inspektur Kepala, Kepala Inspeksi Sosial Jawa Barat dan Summatera Selatan. Sejak tanggal 19 Januari 1956 mendapat kepercayaan menjadi Kepala Bagian Pendidikan Umum Kementerian Sosial. Pada pertengahan bulan Januari 1959 menjabat Kepala Kabinet Menteri Sosial.

12 Agustus 1960, menjadi Kepala Jawatan Pekerjaan Sosial. Terakhir adalah sebagai anggota BPP-MPRS sampai tahun 1967.

Pada tanggal 21 Juli 1967 beliau meninggal dunia di kediamannya di Jakarta, meninggalkan seorang istri dan seorang anak yaitu Drs. H. Rusydi Bey (Anggota Badan Wakaf Pondok Miodern Gontor).

 

Karya tulis:

Di antara karya tulis beliau yang masih menjadi bahan rujukan terutama bagi generasi penerus  Pondok Modern Darussalam Gontor adalah:

1.   Senjata Penganjur dan Pemimpin Islam.

2.   Pedoman Pendidikan Modern.

3.   Kursus Agama Islam.

4.   Penangkis krisis.

5.   Reidenar dan Jurnalistik, serta masih banyak yang lainya.  =S1Wh0T0=