Tuesday, October 15, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Jenis Bentuk Instrumen Gamelan

Bila ditinjau dari segi bentuknya, pada dasarnya gamelan dapat dikelompokkan kedalam 2 golongan, yaitu : Gamelan Pencon dan Gamelan Ricikan…

By Pusaka Jawatimuran , in Magetan Seni Budaya Th. 1995 , at 25/02/2013 Tag: , , , ,

Bila ditinjau dari segi bentuknya, pada dasarnya gamelan dapat dikelompokkan kedalam 2 golongan, yaitu : Gamelan Pencon dan Gamelan Ricikan atau Wilahan. Kendatipun keduanyadibuat dengan teknik tempa, tetapi karena bentuknya yang berbeda, maka proses pembuatannyapun sedikit berbeda. Sebelum melanjutkan tinjauan tentang proses pembuatan gamelan secara terperinci, Iciranya perlu pula terlebih dahulu mengenal nama-nama bagian dari gamelan baik gamelan Ricikan maupun gamelan Pencon. Hal ini sangat penting artinya karena proses pembuatan gamelan pada prinsipnya merupakan rangkaian pentahapan kerja yang tiap-tiap tahapan kerja bertujuan membentuk bagian-bagian dari gamelan tersebut. 

GAMELAN PENCON

GONG001Yang dimaksud dengan gamelan pencon adalah suatu jenis gamelan yang mempunyai bagian khusus yang disebut pencu, yaitu merupakan tempat pukulan pada saat gamelan tersebut dibunyikan. Jenis gamelan yang termasuk kelompok gamelan pencon, meliputi: Bonang, Kenong, Ketuk, Kempul dan Gong Besar. Jenis Bonang, Kenong maupun Ketuk, Kempul dan Gong Besar. Jenis Bonang, Kenong maupun Ketuk, bentuknya sama; perbedaanya terletak pada ukurannya. Ukuran Kenong jauh lebih besar bila dibandingkan dengan Bonang ataupun Ketuk. Bahan yang dipergunakan untuk membuat Kenong hampir sama dengan bahan yang dipergunakan untuk membuat kempul. Sedangkan Bonang dan Ketuk baik bahan bentuk maupun ukurannya tidak jauh berbeda. Kempul dan Gong mempunyai bentuk yang sama; perbedaannya terletak pada ukurannya , karena bahan yang dipergunakannyapun berbeda pula. Gong-Totogan termasuk gamelan yang memiliki ukuran paling besar. Untuk jenis kempul, ukurannya berbeda-beda; Kempul barang dan Kempul manis ukurannya sama, kempul enem sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan kempul barang atau kempul manis. Sedangkan Kempul dhadha dan Kempul Suwukan besarnya hampir sama, sedikit lebih besar bila dibandingkan dengan jenis Kempul Enem.

BONANG001Perbedaan bentuk gamelan pencon disamping mempengaruhi banyaknya bahnan yang dipergunakan, juga berpengaruh terhadap jumlah tenaga kerja yang diperlukan dan lamanya waktu memprosesnya. Untuk jenis Bonang dan Ketuk, melibatkan tenaga pande sekitar 4 hingga 5 orang dan tenaga pengikir antara 2 hingga 3 orang. Untuk jenis Kenong dan Kempul, diperlukan tenaga pande antara 6 hingga 7 orang dan tenaga pengikir antara 2 hingga 3 orang. Sedangkan untuk jenis Gong-Totogan diperlukan tenaga pande antara 12 hingga 14 orang dan tenaga pengikir antara 3 hingga 4 orang. Waktu pengerjaannyapun berbeda pula. Untuk jenis Bonang atau Ketuk dalam satu hari dapat diproduksi sebanyak 2 hingga 3 buah. Untuk jenis Kenong ataupun Kempul dalam satu hari dapat dihasilkan 1 buah. Sedangkan untuk Gong-Totogan yang berukuran garis tengah sekitar 77 Cm dapat selesai dikerjakan dalam satu hari.

Tetapi yang berukuran garis tengah diatas 80 Cm, kadang-kadang harus dikerjakan hingga 2 hari. Hasil produksi gamelan jenis pencon yang dihasilkan oleh pande gamelan di daerah Kidal, sedikit berbeda dengan hasil produksi pande gamelan dari daerah Bekonang atau Jatiteken Kabupaten Sukoharjo. Gamelan pencon jenis Kenong atau Kempul yang diproduksi di Kidal pada umumnya tidak diberi tikel (cekungan kecil yang melingkari pencu gamelan). Sedangkan gamelan pencon hasil Produksi pande gamelan dari daerah Sukoharjo pada umunnya dilengkapi dengan tikel. Oleh karena itu banyak pande gamelan dari daerah Kidal tidak memiliki alat untuk membuat tikel yang biasa disebut Bubutan. Perbedaan lain terletak pada bentuk bahunya. Bentuk bahu gamelan yang dibuat di Kidal relatif lebih melengkung bila dibandingkan dengan bahu gamelan yang

GAMELAN RICIKAN ATAU WILAHAN 

gamelan001Jenis gamelan yang tergolong gamelan Ricikan adalah; Gender, Slentem, Demung, Saron,, dan Peking. Bentuk dasar dari gamelan Ricikan adalah empat persegi panjang. Dalam kenyataannya bentuk dasar tersebut dikembangkan bagian atasnya, sehingga dikenal bentuk ‘sigar penjalin’ dan bentuk ‘blimbingan’. Perkembangan bentuk tersebut sebenarnya tidak merubah warna suara yang dihasilkannya; semata-mata bertujuan untuk mempercantik bentuk. Bentuk sigar penjalin biasanya dipakai untuk Slentem, Demung, Saron dan Peking. Sedangkan untuk gender, pada umumnya memakai bentuk Blimbingan. 

Pemberian nama ‘sigar penjalin’ didasarkan pada keadaan bentuknya yang mirip dengan belahan rotan (sigar = belah atau pecah, dan penjalin = rotan). Nama ‘blimbingan’ didasarkan pula pada keadaan bentuknya, khususnya bentuk wilahan tersebut memiliki sudut-sudut yang mirip dengan buah blimbing. Ditinjau dari cara pengerjaannya, wilahan bentuk blimbingan lebih sukar mengerjakannya bila dibandingkan dengan wilahan bentuk sigar-penjalin.

Sebagaimana halnya gamelan jenis pencon, gamelan wilahanpun mempunyai bagian-bagian dengan nama-nama tertentu dan berlaku untuk wilahan bentuk sigar- penjalin maupun wilahan blimbingan. Mengenal nama bagian-bagian dari gamelan jenis wilahan/ricikan mempunyai arti yang penting untuk mengenal lebih dalam teknik pembuatan gamelan wilahan tersebut. Secara umum teknik pembuatan gamelan jenis wilahan relatif lebih muda pengerjaannya bila dibandingkan dengan teknik pembuatan gamelan pencon. Demikian pula kerawanan kerjanya. Hal ini disebabkan karena gamelan jenis wilahan relatif lebih tebal bila dibandingkan dengan gamelan jenis pencon. Oleh karena itu tenaga yang mengerjakannypun relatif lebih sedikit jumlahnya. Demikian pula waktu yang diperlukan untuk mengerjakannya

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Proses Pembuatan Gamelan: di Kidal desa Kauman, Kecamatan, Karangrejo, Kabupaten Magetan, Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Jawa Timur, Surabaya, 1995, hlm. 3843