Thursday, November 14, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Filosofis Topeng Madura

Adapun Filosofis topeng Madura, mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan topeng yang lain. Hal ini dapat dilihat pada ekspresi wajah…

By Pusaka Jawatimuran , in Kesenian Madura Seni Budaya Th. 1995 , at 15/02/2013 Tag: , , , , ,

Adapun Filosofis topeng Madura, mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan topeng yang lain. Hal ini dapat dilihat pada ekspresi wajah topeng yang mencerminkan perwatakan, sifat perangai setiap tokoh.

Makna simbolik yang terkandung dalam topeng Madura ini diantaranya dapat terlihat dari pemberian warna dasar sebagi berikut.

Warna Dasar Hijau :

Memiliki simbol sebagai bayangan insani yang selalu mencapai tujuan hidup lestari memenuhi norma-norma yang benar, jalan yang lurus, (sesuai dengan kaidah agama Islam). Simbol ini ada pada topeng Arjuna.

Warna Dasar Putih.

Memiliki simbol sebagai tokoh suci dengan watak yang arif, setia dalam mengabdikan diri pada keadilan dan kebenaran. Simbol ini ada pada tokoh semar.

Warna Dasar Merah.

Memiliki simbol yang melambangkan keberanian, ambisius, angkuh, sombong, serakah, dengki, keji dan licik meskipun demikian tidak semua tokoh berwajah merah selalu merupakah tokoh negatif, tetapi ada kalanya menjadi tokoh kesatria, misalnya tokoh dalam topeng Gatotkaca.

Warna Dasar Hitam

Memiliki simbol sebagai pandangan dunia suku Madura mengenai jagat raya yang menempatkan manusia sebagi mahkluk kecil dalam lingkungan alam raya ciptaan Tuhan, dimana kehidupan manusia sangat tergantung kepada kemurahan Tuhan, secara fisik bermakna tergantng kepada kemurahan alam raya hal itu terdiri dari unsur utama yaitu angkasa yang mengatur cuaca, musim dan bumi yang memberikan sumber air, sandang dan pangan. Simbol ini ada pada topeng Kresna.

Selain warna di atas, ada dua warna lainnya yaitu warna dasar coklat, dadu, kelabu, biru muda untuk tokoh satria yang kurang penting.

Mputantular: Seri Mengenal koleksi museum Negeri Propinsi Jawa Timur, Surabaya: Bagian Proyek Pembinaan Permuseuman Jawa Timur,1995, hlm.39-40