Tuesday, December 5, 2023
Semua Tentang Jawa Timur


Mukhlas / Ali Gufron, Kabupaten Lamongan

2 Februari 1960, lahir Mukhlas atau Ali Gufron di Solokuro, Lamongan, Jawa Timur. Mukhlas menyelesaikan pendidikannya di pesantren Pondok Pesantren…


mukhlas2 Februari 1960, lahir Mukhlas atau Ali Gufron di Solokuro, Lamongan, Jawa Timur.

Mukhlas menyelesaikan pendidikannya di pesantren Pondok Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Solo, yang dipimpin mantan amir Jamaah Islamiyah, Abu Bakar Baasyir. dan sempat mengajar sana.

Tahun 1987, bertemu langsung dengan pimpinan Al Qaeda, Osama bin Laden. Mukhlas memiliki pengalaman di dalam jaringan teroris.

tahun 1980-1989, Setelah lulus dari Al Mukmin, Mukhlas pergi ke luar negeri untuk mengikuti perang di Afganistan. Kemudian, dia bersama pasukan Afganistan berperang melawan tentara Uni Soviet dari, sebagai anggota pasukan brigade internasional Osama bin Laden.

Pada 1985, Mukhlas bersama beberapa siswa dari Indonesia termasuk (angkatan 2/1986) mulai ikut pelatihan militer di Afghanistan yang diselenggarakan oleh Al-Ittihad Al-Islamy. Pogram ini di bawah koordinasi Abdullah Sungkar yang merupakan pimpinan kelompok.

Setelah berhasil mengalahkan Uni Soviet, pemerintahan Afganistan pun diambil alih oleh Taliban. Mukhlas juga kembali ke Asia Tenggara untuk menghubungkan operasi Jamaah Islamiyah.

Kemudian, dia diangkat menjadi Ketua JI mantiqi I dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Singapura, Malaysia, dan Thailand Selatan.

Tahun 1991, atas perintah Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba’asyir, Mukhlas mendirikan Pesantren Lukmanul Hakim yang ajarannya sama dengan Pesantresn Ngruki, Solo. Dikabarkan, Noordin M. Top pernah menjadi kepala sekolah di pesantren ini. Dari pesantren inilah dia merekrut Muhammad Rais dan yang lainnya untuk meledakkan JW Marriot, sedangkan Azhari bertindak sebagai direktur dewan pengurus pesantren ini.

Tahun 2002, Mukhlas adalah salah satu dari otak pelaku peristiwa Bom Bali .

11 September 2001, Pasca runtuhnya World Trade Centre, Mantiqi I berencana melakukan serangan terhadap kepentingan Amerika Serikat dan Sekutunya di Asia Tenggara. Rencana awal akan mengebom di Singapura. Namun rencana ini gagal karena keburu tercium aparat keamanan Singapura. Beberapa anggota JI Singapura diciduk oleh aparat, sebagian yang lain lari ke Indonesia dan Thailand.

Tahun 2002, para pelarian di Thailand mengadakan rapat untuk melanjutkan rencana serangan dan pada saat itu juga komando dialihkan dari tangan Hambali ke tanggan Mukhlas.

April 2002, Mukhlas berhasil masuk ke Indonesia. Ia kemudian bertemu Imam Samudra dan Zulkanaen.

Tahun 2002, Sebelum pengeboman Bali, Mukhlas mengadakan pertemuan di Solo pertengahan Agustus 2002, yang dihadiri Imam Samudra, Amrozi, Dulmatin, Ali Imron, Umar Patek, dan Sarjio alias Sawad. Rencana pengeboman Bali itu pada mulanya akan dilakukan pada 11 September 2002—sebagai cara peringatan setahun WTC. Namun usulan itu ditolak karena waktunya terlalu sempit.

September dan Oktober 2002, Mukhlas sebagai Ketua Mantiqi I JI menginstruksikan persiapan aksi pengeboman dilakukan secara intensif. Akhirnya, malam Minggu, pada 12 Oktober 2002, tepat pukul 23.05 Wita, bom tersebut memporak-porandakan Sari Club (SC) dan Paddy’s di Jl. Legian Kuta, Badung. Dua tempat hiburan paling ramai di kawasan Legian itu gosong menjadi arang.

3 Desember 2002, pukul 23.30 WIB. Mukhlas tertangkap di Klaten, Jawa Tengah pada Lokasi tempat penangkapan tersebut sangat sepi dan jauh dari keramaian kota. Sebuah perkampungan dengan lereng Merapi yang teduh dan kehidupan masyarakatnya sangat akrab. Mukhlas, kakak kandung Amrozi itu ditangkap di sebuah rumah sederhana milik Najib

Mukhlas bertemu Osama bin Ladin dan bertempur besamanya di Joji, Afghanistan saat melawan tentara Uni Soviet, sebagai “pengalaman manis”.Di medan pertempuran Afghanistan, Mukhlas menggabarkan dengan ungkapan: “Ani-ni’matu Laa Ya’rifuha Illa an dzaaqohaa”, kenikmatannya yang tidak dapat dirasakan selain orang yang sudah mengalaminya. Medan perang baginya adalah cara yang efektif untuk mentarbiyahkan dalam memantabkan tauhid seseorang, baik tauhid rububiyah, uluhiyah, maupun asma’ wa shifat.

Setelah berhasil mengalahkan Uni Soviet, pemerintahan Afganistan pun diambil alih oleh Taliban. Mukhlas akhirnya kembali ke Asia Tenggara untuk melakukan menghubungkan dan konsolidasi operasi Jama’ah Islamiyah (JI). Sepulang dari Afghanistan, Mukhlas bersama Abdullah Sungkar mendirikan sebuah pesantren yang diberi nama “Ma’had Tarbiyah Islamiyah Luqman al Hakim” di Johor Malaysia, yang salah satu muridnya adalah Dr. Azhari Husin dan Noordin M. Top. Ia juga menduduki jabatan sebagai ketua Mantiqi I JI, dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatera, Singapura, Malaysia, dan Thailand Selatan.

2 Oktober 2003,  Dalam persidangan, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Bali, menghukum Mukhlas dengan pidana mati karena terbukti bersama-sama merencanakan terorisme dan tanpa hak menguasai senjata api dan amunisi. Vonis mati itu tetap sama pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi Bali maupun tingkat kasasi di Mahkamah Agung.

23 Agustus 2007, Putusan PK Mukhlas bernomor 67 PK/Pid/2007. Surat PK MA tersebut berisikan: Mahkamah Agung menolak peninjauan kembali dari pemohon PK dan membebankan pemohon peninjauan kembali untuk membayar biaya perkara sebesar Rp2.500.

Kejaksaan Agung akhirnya memutuskan waktu pelaksanaan eksekusi mati terhadap terpidana mati Bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas, yaitu pada awal November 2008.

Minggu9 Nopember 2008pukul 00.15, pada umur 48 tahun Mukhlas bersama Amrozi dan Imam Samudra dieksekusi mati dengan cara ditembak, di Bukit Nirbaya, Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah setalah Tim Forensik dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah melakukan proses pengecekan hingga dipastikan trio bomber Bom Bali I itu tidak bernyawa lagi. Setelah itu, ketiga jenazah dimandikan pihak keluarga dan dikafankan.

Minggu9 Nopember 2008 04.00, jenazah didoakan di Masjid LP Batu

Minggu9 Nopember 20085.45, kemudian diberangkatkan menuju rumah duka.

Minggu9 Nopember 200814.35, Jenasah Amrozi dan Mukhlas dimakamkan di kampung halamannya di Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.=S1Whoto=

Sumber: http://www.lazuardibirru.org/jurnalbirru/ensiklopedia/mukhlas/

%d blogger menyukai ini: