Soedharmono, Kabupaten Gresik
12 Maret 1927, H. Soedharmono, S.H. lahir di Cerme, Gresik, Jawa Timur, Indonesia, dari pasangan Ibu Soekarsi meninggal ketika melahirkan…
12 Maret 1927, H. Soedharmono, S.H. lahir di Cerme, Gresik, Jawa Timur, Indonesia, dari pasangan Ibu Soekarsi meninggal ketika melahirkan adik bungsunya (1930) dengan Ayah R. Wiroredjo meninggal 6 bulan kemudian. Sehingga Soedharmono sudah menjadi yatim piatu dari kecil sejak usia 3 tahun, selanjutnya Soedharmono berpindah-pindah orang tua asuh.
Pendidikan Soedharmono SD, SMP, SLTA, telah dilalaluinya dengan tiada hambatan.
Tahun 1956, Soedharmono kuliah di Akademi Hukum Militer dan Perguruan Tinggi Hukum Militer (lulus 1962).
Tahun 1957-1961, H. Soedharmono, S.H. menjadi jaksa tentara tertinggi di Medan, jaksa tentara merangkap perwira staf Penguasa Perang Tertinggi.
Tahun 1966-1972, H. Soedharmono, S.H. menjadi Sekretaris Kabinet merangkap Sekretaris Dewan Stabilitas Ekonomi.
Tahun 1983, Musyawarah Nasional III Golkar, diusulkan sebagai Wakil Presiden kelima RI masa bhakti (1988-1993), sekaligus menjadi ketua Umum Golkar.
11 Maret 1988 – 11 Maret 1993, sejak SU MPR (1988) H. Soedharmono, S.H. mencapai kursi puncak tertinggi kedua RI, Wakil Presiden kelima RI (1988-1993), dan
H. Soedharmono, S.H, pilihan Presiden Soeharto . Dalam sidang yang akan menetapkan Sudharmono sebagai wakil presiden. Brigjen Ibrahim Saleh, seorang anggota Fraksi ABRI, melakukan interupsi, memang terjadi ketegangan antara pihak Golongan Karya unsur sipil (Jalur G) dan birokrasi (Jalur B) yang menginginkan terpilihnya Sudharmono dan Golongan Karya unsur militer (Jalur A) yang menginginkan terpilihnya Try Sutrisno. Namun upaya penghadangan ini gagal, karena Brigjen Ibrahim Saleh segera dikeluarkan dari ruang sidang.
Rabu malam, 25 Januari 2006, sekitar pukul 19.40 WIB, H. Soedharmono, S.H. dipanggil Sang Khalik di usia 78 tahun, setelah menjalani perawatan selama dua pekan di Rumah Sakit MMC, Jakarta, sejak 10 Januari 2006.
26 Januari 2006, Esok paginya, H. Soedharmono, S.H. dimakamkan di TMP Kalibata dengan pimpinan upacara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. meninggalkan seorang istri, Emma Norma, dan tiga orang anak.
Rabu 18 Juli 2012 pukul 14.30, Istri mantan Wakil Presiden ke-5 RI Soedharmono, Hj. Ratu Emma Norma Soedharmono, meninggal pada usia 85 tahun. di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Sebelum dimakamkan di TMP Kalibata, jenazah Hj. RT.E.N. Soedharmono pada Kamis (19/7), diserahkan dari pihak keluarga kepada negara, diwakili anak bungsunya Tantyo Adji Pramudyo Soedharmono kepada Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
Acara serah terima jenazah yang dilakukan secara militer ini dilangsungkan di Rumah duka, Jalan Senopati 44 di kawasan, Kebayoran, Jakarta Selatan.
Kamis 19 Juli 2012, Wakil Presiden Boediono bertindak sebagai Inspektur Upacara. Wakil Presiden Boediono melakukan penimbunan liang lahat secara simbolis setelah pihak keluarga melaksanakan penaburan bunga.
Sekilas tentang Hajjah Ratu Emma Norma Soedharmono
3 Maret 1928, Hajjah Ratu Emma Norma Soedharmono Lahir di Purwakarta, adalah anak dari pasangan alm. Tubagus Ilyas Angkawidjaja dan almh. Ubaid Djubaedah.
Pendidikan pernah mengenyam pendidikan guru agama.
Pernah bekerja di kantor pengacara,
Ketua Umum Pertama Presidium Dharma Wanita Pertama, yang menyatukan organisasi-organisasi kewanitaan di seluruh departemen dan non departemen menjadi satu organisasi Dharma Wanita.
Turut menggagas pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Tahun 1992-1997, menjadi Anggota DPR-MPR RI.
Hj. RT.E.N. Soedharmono, Bintang Mahaputra Adipradana dari pemerintah, telah beliau dapatkan.
Selain menerima Tanda kehormatan dari pemerintah juga pernah memperoleh bintang kehormatan dari negara lain seperti Quwait, Kamboja, Venezuela serta Korea.
=S1Wh0T0=