Thursday, October 10, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Kulit Kerang Menjadi uang, Kabupaten Gresik

Kulit kerang menjadi barang bernilai rupiah ditangan  Hj. Fadilah Mubarok. Dengan keterampilannya menata kulit kerang sedemikan rupa, hasil kreasinya bisa…

By Pusaka Jawatimuran , in Gresik Sentra Th. 2012 , at 12/01/2013 Tag: , , , , ,

Kulit kerang menjadi barang bernilai rupiah ditangan  Hj. Fadilah Mubarok. Dengan keterampilannya menata kulit kerang sedemikan rupa, hasil kreasinya bisa menghasilkan omzet jutaan rupiah. Maka, tidak keliru jika wanita ini bisa mengubah kulit kerang menjadi uang.

BISNIS kulit kerang tidak bisa dianggap sepele. Dari barang yang remeh, wanita yang lebih dikenal dengan nama Hj. Mubarok ini tergolong berhasil meraup banyak keuntungan. Tapi, keberhasilan itu tidak begitu saja dia dapatkan. Kisah per juangannya berawal dari tahun 1983. Mes ki hidup berkecukupan karena dibe sarkan dari ayah yang mengabdi sebagai polisi tidak lantas membuat Hj. Mubarok ber pangku tangan.

Sejak kecil Hj. Mubarok sudah menunjukan bakat menjadi wira swasta dengan berjualan kue-kue buatan ibunya. Setelah menikah dengan pria yang dicintainya, H. Mubarok, Hj. Mubarok terdorong untuk giat bekerja membantu suami mengepulkan asap dapur.

Muncul lah ide membuat souvenir dari kulit kerang seperti korden, bros, kapal dll. “Dulu masih buat merak-merakan dari kulit kerang, dijual di pasir putih,” kata wanita yang harus membagi konsentrasi saat berjual an di lokasi wisata Pasir Putih Situbondo karena menjaga anak-anaknya yang masih kecil. Satu buah souvenir merak dulunya dijual seharga Rp 250 dan kini harganya sudah menjadi Rp 5000 per buah.

Usaha itu dia lakoni dengan penuh ketelatenan. Setiap kali ada ide, wanita ‘yang sudah memiliki anak sejak usia 16 tahun ini langsung mengaplikasikannya dengan cangkang-cangkang kerang. Model dari karyanya terus berkembang dan menurut pengakuan Hj. Mubarok, peminatnya tidak pernah sepi.

Asbak, gantungan kunci, variasi piring  beraneka bentuk, tempat shampo, tempat sabun cair, tirai kerang dan lainnya sanggup menawarkan keindahan interior rumah. Tempat tisu, botol sabun cair dan wastafel merupakan barang yang paling banyak diminati pembeli. “Pasir Putih tempat wisata, dulu orangnya juga masih awam, jadi enaknya buat kerang. Tahu kalau enak, kerja saya jadi semangat,” urai nenek 4 cucu yang tinggal di Jalan Raya Pasir Putih Pandasari, Situbondo.

Makin Banyak Pesanan

Bisnis Hj. Mubarok yang dinamai UD. Putra Tenang ini makin berkembang, menyusul dengan santernya nama Hj. Mubarok dalam kerajinan kulit kerang. Pesanan pun datang dari penjuru daerah. Souvenir buatan ibu dua anak ini lebih banyak diburu untuk dijual kembali atau untuk diikutkan pameran di Jakarta.

Sebut saja toko-toko souvenir di kawasan obyek wisata Pasir Putih Situbondo yang sudah menjadi pelanggannya, termasuk toko- toko di kawasan wisata Bali, Pantai Pangandaran, Pantai Popoh, Jakarta, dan lainnya.

Wanita asal Gresik ini juga punya pelanggan dari Chili, Korea dan negara lain. “Kalau misternya yang dari Chili ke sini, dia pilih-pilih barang terus saya kirim lewat cargo di Bali,” ujar Hj. Mubarok yang sempat tertawa malu saat ditanya apakah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa asli Chili.

Harga yang ditawarkan untuk kerajin arinya bermacam-macam. Dinding ke rang ukuran 2,10 meter x 1,60 meter har ganya Rp 250 per sentimeter atau sekitar Rp 3,5 juta hingga 4 juta, sedangkan meja kerang seharga Rp 2,5 juta, untuk meja ukuran 50 sentimeter harganya Rp 1,5 juta.

Harga jual produknya ini juga bergan tung pada jenis kerang yang digunakan. Guna memenuhi permintaan pasar yang terus bertambah, wanita yang sudah naik haji dua kali dari hasil bisnis kerajinan kulit kerang ini tidak bisa mengerjakannya seorang diri. Kini dia sudah dibantu oleh 30 orang karyawan.

Karyawannya lebih banyak menangani dibagian produksi mu lai dari pemotongan hingga menyusun kulit kerang. Hj. Mubarok juga masih aktif membuat kerajinan sekaligus mengontrol hasil kerja karyawannya. Anaknya kini telah mengikuti jejaknya menjadi pengrajin kulit kerang.

Belakangan ini rumah yang juga work­shop Hj. Mubarok terlihat makin sibuk. Pasalnya, dia mendapat order salah satu hotel di Kuta, Bali untuk mengisi inte­rior 203 kamar yang seluruhnya terbuat dari kulit kerang Mulai dari handle pintu, rak televisi, kursi, dinding kamar, tempat tisue, botol sabun hingga wastafel terbuat dari kulit kerang. Bisa dibayangkan sendiri berapa omzet yang dia kantongi, “rr

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Kirana, EDISI 74 TAHUN VII NOVEMBER 2012