Wednesday, October 9, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Puntuk Gereng, Kabupaten Mojokerto

Diceritakan ketika pusat kekuasaan beralih ke Demak, di ibukota Majapahit hanya diperintah seorang adipati. Suatu ketika sultan Demak mengadakan upacara…


Diceritakan ketika pusat kekuasaan beralih ke Demak, di ibukota Majapahit hanya diperintah seorang adipati. Suatu ketika sultan Demak mengadakan upacara pelantikan Adipati Pajang, utusan dari Majapahit tidak hadir.

Ketidakhadiran Adipati Majapahit ini merupakan suatu pembangkangan yang harus dihukum. Se­buah expedisi dikirim dari Demak untuk meng­hukum Majapahit akan tetapi setelah sampai di sebelah Kubur Panggung terjadilah keajaiban. Dengan tiba-tiba pasukan dari Demak tersebut menjadi sakit dan sampai menangis tersedu-sedu (dalam bahasa Jawa = gereng-gereng), karena kesak­tian sang adipati Majapahit.

Peristiwa pasukan Demak menangis tersedu-sedu atau gereng-gereng, inilah kemudian yang menyebabkan tempat tersebut diberi nama “Puntuk Gereng”.

Kejadian selanjutnya adalah karena sang adipati merasa bersalah kemudian datang ke tempat pasukan Demak tersebut dan siap untuk mene­rima hukuman.

Dikemukakan hukuman hen­daknya datang dari Tuhan bukan dari sesama manusia. Anehnya setelah sang adipati menge­mukakan kata-kata tersebut kemudian hilang musnah tidak diketahui rimbanya, sedangkan pasukan Demak tiba-tiba menjadi sembuh kem­bali.

Sebagai peringatan kemudian di tempat itu dibuatkan makam petilasan yang dikemudian hari dikenal dengan nama Kubur Panggung.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Soeyono Wisnoe Whardono,  Pesona & Informasi OBYEK-OBYEK WISATA di DAERAH MOJOKERTO, KPN PURBAKALA MOJOKERTO, hlm. 60