Sunday, September 8, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Prof. Dr. K.H. Mohammad Nuh, Surabaya

17 Juni 1959, Muhammad Nuh  “Arek Suroboyo”  lahir di Gununganyar Surabaya, Jawa timur,  anak ketiga dari 10 bersaudara . Ayahnya…

By Pusaka Jawatimuran , in Sosok Surabaya Th. 2012 , at 23/11/2012 Tag: , , ,

17 Juni 1959, Muhammad Nuh  “Arek Suroboyo”  lahir di Gununganyar Surabaya, Jawa timur,  anak ketiga dari 10 bersaudara . Ayahnya H. Muchammad Nabhani, seorang petani adalah pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya.

Tahun 1983, M. Nuh lulus S1 Teknik Elektro ITS. Gelar S2 dan S3 diraihnya dari Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis. Istrinya  seorang dokter gigi Laily Rachmawati, dan ayah dari seorang putri yang saat ini sedang yang diberi nama  Rachma Rizqina Mardhotillah.

Tahun 1984, M. Nuh mengawali karirnya sebagai dosen Teknik Elektro ITS. Ia kemudian mendapat beasiswa menempuh magister di Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Perancis. Mohammad Nuh juga melanjutkan studi S3 di universitas tersebut.

Tahun 1987,  S2 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier, Pranci

Tahun 1990,  S3 Jurusan Signaux et System, Universite Science et Technique du Languedoc Montpellier Prancis.

Tahun 1992-1993, Prof Dr Ir Muhammad Nuh sebagai Ketua Jurusan Teknik Elekronika, Politeknik Negeri Surabaya ITS.

Tahun 1997, (1997-2003), Prof Dr Ir Muhammad Nuh diangkat menjadi Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS. Berkat lobi dan kepemimpinannya, PENS menjadi rekanan terpercaya Japan Industrial Cooperation Agency (JICA) sejak tahun 1990.

15 Februari 2003, (2003-2006) Prof Dr Ir Muhammad Nuh dikukuhkan sebagai rektor ITS.

Mohammad Nuh adalah rektor termuda dalam sejarah ITS, yakni sewaktu menjabat baru berusia 42 tahun saat.

Selain sebagai rektor, juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jawa Timur, Pengerus PCNU Surabaya, Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya, Anggota Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya, serta Ketua Yayasan Pendidikan Al Islah Surabaya.

Dikenal pula sebagai seorang ulama (kiyai) dikarenakan sering memberi ceramah dan khutbah jumat di berbagai masjid di Surabaya.

Pada tahun yang sama, Prof Dr Ir Muhammad Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.

Semasa menjabat sebagai rektor, ia menulis buku berjudul Startegi dan Arah Kebijakan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SAKTI).

Tahun 2003 ia memperoleh penghargaan JICA Special Awards atas keseriusannya menangani  bantuan proyek-proyek dari JICA di ITS. Penghargaan itu merupakan penghargaan pertama yang diberikan kepada orang Indonesia.

Tahun 2004, menjabat Guru Besar ITS, memperoleh anugerah gelar guru besar bidang ilmu digital system.

Tahun 2006, M. Nuh meraih Award of Highest Honor dari Soka University, Jepang, atas kontribusi dan keterlibatannya dalam mempromosikan pendidikan tinggi, kebudayaan, kemanusiaan dan perdamaian

5 Mei 2007, M. Nuh ditelepon oleh staf Presiden SBY untuk menemui Presiden di Puri Cikeas, Bogor. Saat dipanggil itu, Nuh tidak merasa terkejut. Dia sudah menduga bakal dipercaya masuk kabinet.

Sebab sempat ditawari tiga hingga empat jabatan setelah tidak menjabat rektor, namun yang ditawarkan itu tidak ada yang cocok dengan semangat kecintaan dan idealismenya. Itulah sebabnya dia memilih kembali menjadi dosen pada pascasarjana ITS mata kuliah “Digital Control System” dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.

“Tapi, cinta terhadap pekerjaan saja tanpa ada idealisme juga tidak akan sukses, apalagi kalau yang dicari hanya uang dan uang,” katanya.

Apalagi setelah berbincang dengan Presiden di Cikeas itu, membahas seputar informasi dan teknologi. Nuh, sudah yakin bahwa pos yang akan dipercayakan kepadanya adalah Menkominfo.

“Ketika saya dipanggil Presiden ke kediamannya di Cikeas, beliau bilang, tolong dikembangkan ICT (information and communication technology),” kata Nuh. Kendati diminta konsentrasi di bidang teknologi informasi, Nuh mengaku tidak akan mengabaikan bidang lain seperti masalah penyiaran dan pers.

Muhammad Noeh mengatakan akan merencanakan suatu sistem yang terintegrasi antardepartemen, sehingga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lebih mudah memantau kinerja tiap departemen.

Senin 7 Mei 2007, Setelah pengumuman reshuffle kabinet yang, Nuh mengatakan akan segera mempelajari portofolio Departemen Komunikasi dan Informatika serta meneruskan rencana jangka pendek maupun jangka panjang departemen tersebut. Nuh mengaku tidak akan mengubah banyak apa yang sudah berjalan saat ini. Namun, ia berkeinginan menyatukan semua informasi dari tiap departemen dengan konsep information bridge.

Tahun 2007-2009, sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid I menggantikan Sofyan Djalil pada perombakan kabinet tahun 2007.

Pada tanggal 2 April 2008 Muhammad Nuh selaku Menkominfo mengeluarkan surat bernomor 84/M.KOMINFO/04/08 yang isinya memerintahkan ISP di Indonesia menutup akses situs-situs yang memuat film “Fitna”, antara lain Youtube, MySpace, Metacafe, Rapidshare, Multiply. Liveleak. Tindakan ini adalah sebuah susulan setelah dirampungkan UU ITE atas dasar rekomendasi dari Depkominfo juga, yang memberikan hak pada pemerintah untuk mengontrol isi komunikasi di internet. Pihak-pihak yang menentang UU dan keputusan ini mengkhawatirkan bahwa ini adalah bukti perubahan Depkominfo dari departemen pengayom I.T. menjadi departemen sensor ala Departemen Penerangan di era Orde Baru.

9 April 2008, pembukaan kembali situs yang ditutup juga disebabkan Google, telah mengirimkan surat menawarkan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk membatasi akses IP dari Indonesia dalam mengakses Youtube yang bertentangan dengan Hukum di Indonesia.

11 April 2008, penutupan akses tersebut telah dibuka kembali, setelah mendapatkan kritikan dari berbagai kalangan yang menilai keputusan tersebut tidak berdasar hukum, karena UU ITE belum disahkan presiden dan kurang tepat.

Tahun 2009-2014, menjabat Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas).   Sosok Mohammad Nuh Dari seorang pengajar “Guru”  hingga menjadi seorang Menteri Pendidikan Nasional yang duduk di meja cabinet, sangat pas sekali.

Kamis – 8 Pebruari 2012, di Kota Jambi Mohammad Nuh mendapat penghargaan, Medali Emas Kemerdekaan Pers dari Komunitas Hari Pers Nasional (HPN) 2012, melibatkan Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Perusahaan perS (SPS), Serikat Grafika Pers (SGP), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), dan Asosiasi Televisi Lokal Seluruh Indonesia (ATVLI), diserahkan oleh Ketua/Penanggungjawab HPN 2012, H. Margiono.

Anugerah tersebut diberikan atas komitmennya membela kemerdekaan pers dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan saat menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika menegaskan bahwa karya jurnalistik bukanlah obyek dari penerapan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Perhatian Mohammad Nuh dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM) kewartawanan diwujudkan dengan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang terus berkarya melahirkan insan pers berkualitas.

28 Oktober 2012, Bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda, Prof. Dr. K.H. Mohammad Nuh selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Republik Indonesia. Bertempat di Museum Arsip Nasional Jakarta meresmikan Gerakan Indonesia Berkibar.

Kamis (8/2/2012), di Kota Jambi Mohammad Nuh mendapat penghargaan, Medali Emas Kemerdekaan Pers dari Komunitas Hari Pers Nasional (HPN) 2012, melibatkan Dewan Pers, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Serikat Perusahaan perS (SPS), Serikat Grafika Pers (SGP), Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI), Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), dan Asosiasi Televisi Lokal Seluruh Indonesia (ATVLI), diserahkan oleh Ketua/Penanggungjawab HPN 2012, H. Margiono.

Anugerah tersebut diberikan atas komitmennya membela kemerdekaan pers dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan saat menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika menegaskan bahwa karya jurnalistik bukanlah obyek dari penerapan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Perhatian Mohammad Nuh dari sisi pengembangan sumber daya manusia (SDM) kewartawanan diwujudkan dengan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) yang terus berkarya melahirkan insan pers berkualitas. =S1Wh0t0=

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
sumber berbagai koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur + http://www.edubenchmark.com/mohammad-nuh.html

http://pedomanrakyat.blogspot.com/2009/10/profil-mendiknas-prof-dr-  ir-muhammad.html