Upacara Brobosan, Tradisi Kematian Daerah Jawa Timur
Setelah sambutan-sambutan selesai, adat tradisi daerah Jawa Timur, dilanjutkan dengan melaksanakan Brobosan. Keranda yang masih diusung itu dimajukan ke tengah…
Setelah sambutan-sambutan selesai, adat tradisi daerah Jawa Timur, dilanjutkan dengan melaksanakan Brobosan. Keranda yang masih diusung itu dimajukan ke tengah halaman, untuk memberi kesempatan para keluarga melakukan brobosan.
Brobosan adalah berjalan di bawah keranda yang sedang berhenti, yang dilakukan sebelum jenazah diberangkatkan ke makam. Brobosan ini dilakukan oleh anak cucunya. Anak cucunya melakukan secara bergantian, masing-masing mengulang sampai tiga kali.
Dimulai dari sebelah kanan jenazah, berbalik atau berputar ke muka dan masuk lagi dari sisi kanan. Di desa ini ada kebiasaan, makin banyak kali brobosan, semakin baik, karena selain brobosan itu bermaksud untuk menghormati yang meninggal, juga bermaksud untuk mendapatkan swab, atau tuah dari yang meninggal itu.
Lebih-lebih kalau orang meninggal itu usianya panjang, akan berpengaruh terhadap usia yang menerobos itu. Jika yang meninggal itu orang yang kesdik, ilmunya dapat sumrambah, terserap oleh orang yang melakukan brobosan.
Ada suatu kebiasaan juga bahwa jika yang meninggal itu seorang perempuan, yang melakukan brobosan itu terbatas pada sanak keluarga yang terdekat dengan almarhumah. Demikian juga jika yang meninggal itu anak-anak, atau remaja, brobosan itu tidak dilakukan.
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur:Upacara Tradisional (Upacara Kematian) Daerah Jawa Timur : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan; Direktorat Sejarah Dan Nilai Tradisional; Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah 1985 – 1986,