Tuban Mencetak Pembatik Muda
Batik Gedog Masuk Mulok Potensi dan keberadaan batik tulis tenun gedog perlu dilestarikan, apalagi produk tradisional ini masih diterima masyarakat….
Batik Gedog Masuk Mulok
Potensi dan keberadaan batik tulis tenun gedog perlu dilestarikan, apalagi produk tradisional ini masih diterima masyarakat.
KEBERADAAN perajin batik tulis tradisional memang telah banyak ditinggalkan, karena pendapatan yang diperoleh kecil. Padahal lewat tangan-tangan terampil para perajinlah dapat menikmati karya budaya bernilai seni tinggi.
Untuk itu tahun 2005 Pemkab Tuban melalui Dinas Pariwisata Tuban mengusulkan memasukkan kerajinan batik gedog pada muatan lokal (mulok) di Sekolah Dasar. Maka sejak 2005, batik gedog dimasukkan dalam mulok bagi siswa SD di Tuban.
Sebagai uji coba empat Sekolah Dasar telah dibina yaitu SDN Gaji I, SDN Gaji II Kecamatan Kerek, SDN Margorejo, dan SDN Ke-dungrejo I. Selama empat tahun, delapan siswa telah mampu memproduksi batik sendiri.
Menurut guru pembina, Cipto Sampumo saat mendampingi siswanya latihan membatik di alun-alun Tuban, 90% siswa didiknya perempuan. Wajar, karena membatik memang butuh ketelatenan. Meski begitu, Cipto sangat bersyukur dengan adanya mulok batik dapat meregenerasikan warisan budaya bangsa yang mulai tergeser oleh budaya asing.
“Jika saat ini percontohan mulok batik masih diterapkan pada
empat SD, saya sangat optimistis batik gedog akan mampu bertahan dan tetap dapat berkembang lebih • pesat lagi,” ungkapnya.
la berharap mulok batik tidak hanya di empat SD di Kec Kerek, namun dapat dikembangkan hingga ke seluruh Tuban.
Tambah Penghasilan
Walaupun hanya belajar, namun mereka dapat tambahan penghasilan di luar sekolah. Seperti dilakukan Nuryati, siswa kelas VI asal SDN Gaji II yang mampu mengerjakan 10 lembar batik gedog per minggu yang diterimanya dari produsen batik. “Saya membatik sendiri di rumah untuk mengisi waktu senggang di luar jam „ sekolah,” ujarnya.
Per lembar batik, Nur mendapat upah Rp 2.500. Jika dalam seminggu ia mampu mengerjakan 10 lembar, upah yang diperolehnya Rp 25.000. “Saya dapat membiayai sekolah, jadi tidak sampai merepotkan orang tua,” ungkapnya sembari tersenyum.Sama halnya dengan Nuryati, Sakdiyatun Nikmah, siswa kelas V dari SDN Margorejo juga dapat mengerjakan 10 lembar batik per minggu. Namun ia lebih tertarik menabung. “Uang yang saya terima sengaja ditabung untuk persiapan melanjutkan ke SMP tahun depan. Dengan uang tabungan tersebut, saya juga ingin membuat usaha batik sendiri,” tuturnya penuh harap.
Untuk meningkatan produksi, Dinas Perekonomian dan Pariwisata Tuban, mengadakan pelatihan rutin tahunan. Pelatihan itu lebih difokuskan pada pengembangan motif batik dan pewarna. Batik gedog Tuban mempunyai ciri tersendiri, di mana motif dasarnya berbentuk sirip yang becabang banyak.
Upaya lain, yakni studi banding di Pekalongan dan Yogyakarta. Adapun studi banding yang dilakukan lebih difokuskan pada teknologi pewarnaan dan pemasaran.
Saat ini, batik Gedog telah dikembangkan di empat desa di Kecamatan kerek, yakni Desa Gaji, Desa Mergorejo, Desa Karang Lo, dan Desa Kedungrejo, awal 2009 Jumlah pengusaha di Desa Gaji mencapai 25 orang dengan nilai produksi Rp 120 juta/tahun. Desa Margorejo, jumlah pengrajin 110 orang dan mampu menghasilkan produksi Rp 300 juta per tahun.
Untuk Desa Karanglo 17 orang pengrajin dengan nilai produksi per tahun mencapai Rp 45 juta. Sedangkan untuk Desa Kedungrejo, jumlah pengrajin mencapai 50 orang dengan jumlah nilai hasil produksi mencapai Rp 150 juta.
Kasi Produksi Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kab Tuban, Heru Trijatmiko menjelaskan, produksi terbesar dari Desa Margorejo. Pasalnya, Margorejo merupakan sentra batik gedog terbesar di Kec Kerek, sehingga jumlah pengrajinnya banyak dan nilai produksinya tertinggi.
Untuk mengembangkan usaha batik bagi pengusaha mikro kecil dan menengah di Kec Kerek, juga dilakukan kerjasama dengan PT Semen Gresik sebagai mitra usaha. Kerjasama tersebut, diharapkannya mampu mengembangkan potensi dan hasil produksi batik gedog. (M Afrizal Akbar/r)
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur
Comments
yang pengen cari batik tuban secara online saya kunjungi saya ya!