Sunday, December 8, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Surya Wonowidjojo (Gudang Garam)

Sekilas, Kehidupan Almarhum Surya Wonowidjojo, Satu di antara 10 terkaya Beranjak dan hasratnya untuk mengembangkan cakrawala usaha lebih luas. Surya…

By Pusaka Jawatimuran , in Kediri Sosok Th. 1990 , at 23/10/2012 Tag: , , , ,

Sekilas, Kehidupan Almarhum Surya Wonowidjojo, Satu di antara 10 terkaya

Beranjak dan hasratnya untuk mengembangkan cakrawala usaha lebih luas. Surya Wonowidjojo membulatkan tekadnya untuk mendirikan dan mengembangkan PT Gudang Garam. Bagian dari kepribadiannya yang paling menonjol adalah sifat penuh simpati terhadap orang lain dan berkemauan keras bersama-sama karyawannya serta kemampuannya untuk melihat peluang-peluang bisnis di masa depan, yang kadang-kadang sulit diikuti dan dipahami dengan logika formal semata-mata.

Kesediaannya untuk terjun bekerja bersama karyawan sungguh menumbuhkan rasa hormat dan cinta serta memacu semangat kerja yang tangguh. Selain itu beliau menyadari adanya tanggung jawab sosialyang tidak ringan sebagaimana terbukti dari usahanya – dengan sekuat tenaga – untuk mempertahankan, bahkan meningkatkan produksi SKT (rokok non filter) yang menyerap banyak tenaga kerja.

SURYA WONOWIDJOJO dilahirkan pada tanggal 15 Agustus 1923. Masa kanak-kanaknya hingga remaja dilalui dengan berbagai tantangan dan penuh keprihatinan karena ayahnya telah tiada sejak ia masih kecil. Berawal dari pengalaman dan kehidupan yang penuh tantangan ini, beliau tumbuh menjadi seorang pemuda yang tabah dan ulet dalam menyongsong masa depan yang keras dan penuh perjuangan. Sekitar 39 tahun yang lampau. Bapak Surya Wonowidjojo mulai menekuni bidang Rokok Kretek pada NV Jiou San milik Tjoa Kok Tjiang.

Kemauan yang keras dan kesadaran akan beban tanggung jawab sosial yang be­sar menyebabkan beliau kurang memper­hatikan kesehatannya. Hal ini harus ditebus dengan mahal karena kesehatannya sema­kin memburuk. Akhirnya Surya Wonowid­jojo, Bapak Gudang Garam, telah dipang­gil oleh Tuhan Yang Maha Pengasih pada tanggal 28 Agustus 1985. Namun demikian generasi penerusnya telah siap mengambil alih tanggung jawab sosial tersebut karena beliau telah mempersiapkan generasi pene­rusnya sejak lama.

Keteladanannya meninggalkan kesan yang sangat mendalam di hati generasi pe­nerus, staf serta karyawannya, sehingga je­rih payah dan pengorbanan beliau selama hidupnya tiadalah sia-sia.

Gudang Garam Sebagai Satu Mitos

Sebut saja GG, maka orang akan tahu, bahwa yang dimaksud adalah Gudang Garam. Sekarang ini, di manapun di Jawa Timur, bahwa di seluruh Nusantara, orang kenal akan rokok Gudang Garam. Sekarang orang melihat GG tumbuh sebagai satu perusahaan yang besar. Yang gedungnya di Surabaya punya landasan Helikopter. Tapi bagaimana riwayatnya dulu? Itulah yang sering dilupakan orang. Bahwa apa yang terjadi sekarang, bahwa ia mempunyai buruh sekitar 50.000 orang, bukan satu cita-cita yang terujud dari langit. Bukan jatuh dari awang-awang. Melainkan ia terbina sejak dari awal dengan ketelatenan, keterbukaan sikap,
kerendahan hati, ketekunan dan… tabah

YANG disebut tabah ini sangat perlu. Kita tentunya jangan hanya melihat sekarang buruhnya ada 50.000. Menurut rekan Ayiek Syarifuddin yang orang Kediri, kalau pagi dan sore hari, waktu karya wan masuk dan pulang, kota Kediri macet Iring-iringan sepeda panjangnya sampai de­lapan kilometer. Andil Gudang Garam sebagai satu perusa­haan multi nasional, menurut Dr. Wuri Soe- jatmiko yang mengamati perusahaan terse­but dari sudut karyawan wanitanya menyata­kan, bahwa yang

50.000 sebagian besarnya adalah wanita, kehadiran Gudang Garam tentunya satu rakhmat bagi kaum wanita di Indonesia. Menurutnya, penghidupan ber­masyarakat sebagai akibatnya jangan hanya dilihat dari upah yang diperoleh wanita seba­gai buruh di sana, tetapi dengan upah yang di­peroleh itu mereka sanggup mengembang­kan diri menjadi manusia yang utuh. Menu­rut Dr. Wuri, jumlah yang hampir 50.000 itu satu jumlah yang besar. Setidaknya pemerin­tah tidak terbebani lagi urusan mengurus me­reka. Mengurus wanita itu sulit dan lewat Gu­dang Garam mereka bisa bekerja, mencari nafkah, membina keluarga yang sehat dan se­jahtera.

Di bawah ini kami kutipkan perjalanan panjang sejarah Gudang Garam, dimana sa- lah satu pimpinannya Rachman Halim, termasuk salah satu di antara 10 orang terkaya diIndonesia Berbekal pengalaman, kesiapan, keahlian dan setelah satu tahun merenungkan, dan didukung urun rembug rekan-rekannya, mantaplah keputusan Surya Wonowidjojo untuk mandiri, dan mewujudkan impiannya untuk mendirikan pabrik rokok sendiri.

Tepatnya Pabrik Rokok Tjap Gudang Garam didirikan pada tanggal 26 Juni 1958. Pabrik ini pada mulanya bercirikan suatu industri rumahtangga mengambil lokasi di jalan Semampir II/l di atas tanah seluas ± 1000 m2 milik Bapak Muradioso yang kemudian dibeli perusahaan, dan selanjutnya disebut Unit I. Dimulai dengan dukungan dari rekan-rekan dan limapuluhan karyawan serta dengan modal awal perusahaan yang didapat dari tabungan hasil jerih payah Surya Wonowidjojo selama bekerja sebelumnya, Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa rokok klobot dan sigaret kretek tangan (SKT). Perusahaan terus berkembang dengan pesat hingga dalam waktu yang relatif singkat kehadiran Gudang Garam semakin diperhitungkan oleh pabrik rokok lainnya.

Kesuksesan ini memberikan rasa percaya untuk melangkah lebih maju lagi. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang makin meningkat. Gudang Garammembuka cabang produksi di Gurah, 13 km dari Kediri. Duaratus karyawan yang teram-iil membuat rokok klobot ini, setiap hari pu- lang pergi diangkut dengan gerbong keretaapi khusus yang disewa oleh perusahaan.Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna mengikuti perkembangan irama dunia usaha yang dirasakan perlu diperluas jangkauannya.

Dalam perjalanan hidupnya Gudang Garam juga mengalami berbagai kesulitan dan hambatan. Namun berkat Catur Dharma II yang dijalankan secara konsisten segala hambatan dan rintangan dapat dilalui dengan selamat.Sejak pemerintahan Orde Baru, kebijakan ekonomi Pemerintah dan stabilitas politik se­cara umum sangat menunjang perkembang­an perusahaan Gudang Garam. Gudang Ga­ram mendapat dukungan BNI 1946 dalam bi­dang kebutuhan modal kerja yang berawal dari hanya jumlah jutaan rupiah hingga men­jadi milyaran rupiah. Mengikuti perkembangan ini, Gudang Ga­ram pada tahun 1971 beralih statipsnya men­jadi badan hukum berbentuk Perseroan Ter­batas. Dengan adanya fasilitas PMDN, usaha perluasan produksi selanjutnya dapat dilak­sanakan lebih lancar, yaitu dengan pemba­ngunan unit-unit pabrik berikutnya.

Kepercayaan pemerintah semakin mantap dan perusahaan terus berkembang, unit-unit produksi baru terus didirikan. Hingga saat ini PT Gudang Garam Kediri telah memiliki 9 (sembilan) unit produksi yang keseluruhan­nya berdiri di atas tanah seluas ± 183 Ha de­ngan tenaga kerja lebih dari 43.000 orang dan asset senilai kurang lebih Rp 1,1 trilyun. Sejak awal Maret 1983, Pemerintah makin bertekad mewujudkan dan menciptakan ik­lim berusaha yang sehat; deregulasi dan debi­rokratisasi. Usaha-usaha Pemerintah yang demikian ini akan menjadi tonggak penun­jang bagi perkembangan dunia usaha dan in­dustri di negara kita. Dengan iklim berusaha yang demikian ini, diharapkan Gudang Ga­ram dapat berkembang lebih pesat. ■

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: LIBERTY 1720, 16-28 FEBRUARI 1990 TH. XXXVII, hlm.: