Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III, Bupati Madiun ke 16
Menggantikan kedudukan Bupati Madiun diangkat putra almarhum yakni Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III dan memangku jabatan Bupati Madiun ke XVI…
Menggantikan kedudukan Bupati Madiun diangkat putra almarhum yakni Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III dan memangku jabatan Bupati Madiun ke XVI dari tahun 1797 sampai 1810. Bupati Mancanegara Timur dengan sejumlah 14 Bupati di bawah pengawasannya. Selama memerintah dan menjabat Bupati mempunyai tempat kedudukan di beberapa tempat tiga tempat masing-masing Yogyakarta, Wonosari dan Maospati. Sejak masa mudanya ia tinggal di Yogyakarta untuk mendapat didikan kerajaan. Ia juga sebagai menantu dari Sultan Hamengku Buwono II yakni Kanjeng Gusti Ratu Maduretno.
Bupati Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III ini selain mengepalai 14 Bupati dan disegani bukan saja para Bupati itu, tetapi juga oleh Pemerintah Belanda di Indonesia pada waktu itu. Sebab ia berwatak keras, pemberani serta besar pengaruhnya terhadap pusat kerajaan. la juga telah diangkat dan memangku jabatan sebagai “Dewan Penasehat Kerajaan” yang beranggotakan 3 orang masing-masing:
1) Raden Adipati Danuredjo II, Patih Kerajaan dan menantu Sultan.
2) Raden Tumenggung Sumodiningrat, Wedono Lebet Kerajaan dan menantu Sultan.
3) Raden Ronggo Prawirodirdjo III, Bupati Wedono Mancanegara Timur juga menantu Sultan.
Karena kedudukannya sebagai anggota Dewan Penasehat Kerajaan, banyak waktu untuk tinggal di Yogyakarta. Tanggal 17 Desember 1810 Bupati Madiun ke XVI yang juga dalam kedudukannya Bupati Wedono Mancanegara Timur gugur melawan pasukan Belanda didaerah Kerosono.
Jenasahnya kemudian diangkut ke Yogyakarta dan pemakamannya dilakukan dengan upacara kebesaran kerajaan dan atas perintah Sultan jenasahnya dimakamkan di pemakaman Banyu Sumurup komplek Imogiri.
Sedang isterinya Gusti Kanjeng Ratu Maduretno yang juga Putri Sultan Hamengku Buwono II setelah watat dimakamkan di Giripurno di Istana Wonogiri. Gorang Gareng Magetan.
Dalam satu pertimbangan keluarga dan setelah mengalami proses yang cukup panjang di sekitar bulan Februari 1950 “kerangka” jenasah Raden Ronggo Prawirodirdjo III dipindahkan dari pemakaman Banyu Sumurup Imogiri ke makam Giripurno dan didekatkan pada makam istrinya yang tak lain Gusti Kanjeng Ratu Maduretno.
Sebelum kerangka jenasah itu dimakamkan kembali di makan Giripurno Gorang Gareng, untuk semalam disemayamkan lebih dahulu di masjid Besar Desa Taman yang sudah ditetapkan sebagai Desa Perdikan dan tempat Makam Keluarga Bupati Madiun.
Terkait:
Pengeran Timoer, Bupati Pertama Kabupaten Madiun
Raden Ayu Retno Djumilah, Bupati ke 2 Kabupaten Madiun
Bupati Kabupaten Madiun ke 3 sampai dengan ke 13
Raden Ronggo Prawirodirdjo I. – Raden Mangundirdjo, Bupati Madiun ke 14 – ke 15
Pangeran Raden Ronggo Prawirodirdjo III, Bupati Madiun ke 16
Bupati Madiun Ke 17 sampai dengan ke 21
Bupati Madiun ke 22 sampai dengan ke 24
Bupati Madiun ke 25 sampai denga ke 34
Berdirinya Madiun
Kotapraja Madiun, berdiri 1918
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Buku Kenang-kenangan Sekilas Madiun Pada Hari Jadi Ke-418. Madiun: Humas Pemerintah Kabupaten/Kodya Daerah Tingkat II Madiun, 1986, hlm. 64-65.