Kolam Segaran
Dari candi Brahu bergerak ke selatan kembali ke arah jalan raya Trowulan dan sesudahnya melewati perempatan jalan sampailah kita di…
Dari candi Brahu bergerak ke selatan kembali ke arah jalan raya Trowulan dan sesudahnya melewati perempatan jalan sampailah kita di desa Trowulan dimana akan kita jumpai sebuah kolam besar yang oleh penduduk dikenal dengan nama Kolam Segaran.
Sebuah kolam sangat luas dari jaman Majapahit berbentuk segi empat panjang dengan ukuran panjang 375 meter dan lebarnya 175 meter. Pada waktu Raffles mengunjungi tempat ini pada tahun 1815, kolam tersebut sudah tertimbun tanah, tidak berair, namun di sana-sini masih nampak bekas-bekas tembok keliling yang sebagian besar ditumbuhi berbagai pohon.
Dewasa ini Kolom Segaran telah selesai dipugar kembali sesuai dengan aslinya. Pemugaran tidak dapat selesai tuntas karena ada beberapa data yang tidak diketahui atau diketemukan lagi. Data arkeologis yang dapat diketahui, disamping ukuran panjang dan lebar kolam seperti yang telah disebutkan di atas. ternyata kolam Segaran itu dikelilingi dengan tembok yang tebalnya rata-rata 1,60 meter. Sedang kedalamannya rata-rata 4 meter.
Di tengah-tengah tembok sisi barat kita dapati bagian pondasi pintu gerbang dengan susunan tangga turun ke dalam kolam. Pada waktu pelaksanaan pemugaran, khususnya waktu diadakan penggalian tanah di dalam kolam dapat diketahui adanya beberapa sumber air yang umumnya terletak di bagian timur. Namun debet airnya memang sudah sangat menurun dibanding dengan masa sebelumnya. Melihat kolam yang sangat luas (± 6 Ha) itu, tentunya orang akan bertanya apa fungsi kolam tersebut. Di kalangan rakyat dikenal sebuah dongeng yang menceritakan fungsi kolam tersebut, yaitu sebagai tamansari tempat para raja dan keluarganya bercengkerama dan juga sebagai tempat untuk menjamu para tamu raja, utusan dari luar negeri atau negara tetangga.
Para utusan dijamu dengan peralatan yang mewah, piring mangkok yang terbuat dari emas dan perak. Untuk menunjukkan bahwa Majapahit adalah keraja- an yang kaya dan makmur, maka setelah peijamuan selesai semua peralatan tadi dibuang ke tengah kolam. Bagaimana kebenarannya kita harus kembali kepada kenyataan bahwa kisah itu tadi hanyalah dongeng semata.
Namun yang perlu diperhatikan ialah bahwa di dalam tanah di sebelah selatan tempok kcdam sisi selatan terdapat beberapa sisa pondasi bangunan yang mungkin dulunya merupakan pondasi balai-balai yang berdiri mengitari kolam sebagai tempat untuk duduk berkumpul dalam melaksanakan peijamuan. Sehubungan dengan hal di atas sementara dapat diperkirakan bahwa fungsi Kolam Segaran adalah sebagai tempat rekreasi dan mungkin juga sebagai waduk persediaan air untuk kepentingan penduduk di dalam kota.
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Tjokro Soedjono, Trowulan Bekas Ibukota Majapahit [Booklet]. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987/1988