Tuesday, October 15, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Pendiri Kerajaan Majapahit

Dalam sejarah Indonesia dapat diketahui bahwa di pulau Jawa ini pernah berkuasa beberapa kerajaan yang mempunyai kekuasaan cukup besar. Salah…


Dalam sejarah Indonesia dapat diketahui bahwa di pulau Jawa ini pernah berkuasa beberapa kerajaan yang mempunyai kekuasaan cukup besar. Salah satu diantaranya adalah kerajaan Majapahit. Pusat kota kerajaan: Majapahit terletak di daerah Trowulan dan sisa-sisa bekas reruntuhan ibukota tersebut masih kita dapati sampai sekarang. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan Indonesia Hindu yang berhasil mempersatukan ham­pir seluruh wilayah nusantara sekarang. Pengaruh kekuasaannya sangat luas, bahkan sampai di negara-negara tetangga di daratan Asia.

Berdirinya kerajaan Majapahit berawal dari run­tuhnya Kerajaan Singasari akibat serangan tentara Jayakatwang dari Kediri pada tahun 1292. Dalam pertempuran itu Jayakatwang dapat menyerbu ke da­lam kraton dan menewaskan Raja Kartanagara, se­hingga berakhirlah kekuasaan Singasari.

Raden Wijaya, sebagai menantu Kartanagara, bersama-sama dengan beberapa orang pengikutnya kemudian mengungsi ke Madura untuk minta bantu­an kepada Wiraraja, adipati Sumenep.

Raden Wijaya dengan pengikutnya diterima baik oleh Wiraraja. Atas nasihat Wiraraja, Raden Wijaya kemudian menyerahkan diri kepada Jayakat­wang dan mengabdi di Kadiri. Raden Wijaya selalu menunjukkan sikap setianya kepada Jayakatwang, se­hingga mendapatkan kepercayaan. Kemudian Raden Wijaya mengajukan permohon­an untuk membuka hutan Tarik dengan alasan untuk memudahkan perburuan. Jayakatwang memang ge­mar berburu. Penebangan hutan Tarik ini dilaksa­nakan dengan bantuan orang-orang Madura yang dikirimkan oleh Wiraraja. Dan tempat pemukiman baru ini kemudian menjadi desa bernama Majapahit. Mengingat letaknya yang strategis, dan tidak begitu jauh dari sungai Brantas, maka menarik banyak pen­duduk datang dan menetap di sana. Orang-orang Madura yang membantu bekerja membuka hutan ke­mudian juga menetap di desa itu. sehingga dalam waktu singkat desa baru itu segera menjadi desa yang ramai.

Mengenai nama desa Majapahit itu dalam Para-raton di sebutkan bahwa pada waktu orang-orang Madura itu bekerja melakukan penebangan hutan ada di antara mereka yang merasa lapar, la kemudian ma­suk ke dalam hutan dan makan buah maja. Tapi karena terasa pahit, maka buah maja itu dibuang. Sejak peristiwa itu maka desa baru itu disebut Maja­pahit.

Di Majapahit, Raden Wijaya mulai menghimpun kekuatan dan menyusun persiapan untuk melawan kekuasaan Raja Jayakatwang. Sementara itu hubung­an rahasia dengan Wiraraja tetap dijalankan untuk menentukan siasat penyerangan. Di Madura Wiraraja sendiri juga sudah mempersiapkan sejumlah tentara untuk sewaktu-waktu dikirim ke Majapahit memban­tu penyerangan ke Kediri.

Masih dalam tahun 1292 Kaisar Kubhilai Khan mengirim tentara Tartar ke Jawa di bawah pimpinan Shih-pi. Kau-hsing dan Ike Mese untuk menghukum Kertanagara, Raja Singasari. Tentara Tartar tersebut mendarat di dua tempat. Sebagian mendarat di pe­labuhan Tuban (Tuping-tsuh) dan sebagian lagi di Sedayu (Sugalu). Pimpinan tentara Tartar belum mengetahui bahwa di Jawa pada waktu itu telah ter­jadi perubahan situasi politik. Mereka mengirim utus­an tiga orang perwira ke Majapahit dan bertemu dengan Tuhan Pijaya (Raden Wijaya).

Kedatangan tentara Tartar untuk menghukum Ra­ja Kartanagara ini dimanfaatkan dengan sebaik-ba­iknya oleh Raden Wijaya untuk mencapai tujuannya menjatuhkan Jayakatwang. Kepada para utusan tentara Tartar diberitahukan bahwa Raja Kertanagara telah dibinasakan oleh Jayakatwang yang sekarang berku­asa di Kadiri.

Raden Wijaya menyanggupi membantu menyerang Kediri untuk menghancurkan Jayakatwang. Bersama-sama dengan tentara Raden Wijaya dan tentara Madu­ra yang dipimpin oleh Wiraraja. tentara Tartar me­nyerbu Kadiri. Dalam pertempuran ini Kadiri dapat dikalahkan dan Raja Jayakatwang kemudian dita­wan dan dibunuh oleh tentara Tartar. Akibat per­tempuran ini hancurlah kerajaan Kadiri yang masa kekuasaannya hanya berlangsung selama satu tahun.

Setelah peperangan melawan Kediri berakhir. Raden Wijaya kembali ke Majapahit dan kemudian se­cara mendadak berbalik menyerang tentara Tartar. Tentara Tartar menderita kekalahan besar dan sisa tentaranya mundur, melarikan diri dan kemudian diputuskan kembali ke negerinya karena tugasnya dianggap telah selesai.

Dengan hancurnya kerajaan Kadiri dan setelah tentara Tartar dapat dipukul mundur dan terus kem­bali ke negerinya, maka tercapailah usaha Raden Wi­jaya untuk mendirikan kerajaan baru. Kerajaan Maja­pahit. Pada tahun 1293 Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar Kartarajasa Jayawardhana.

Raden Wijaya mulai menyusun dan mengatur tata pemerintahan Majapahit. Semua pengikutnya yang setia dan berjasa dalam perjuangan diangkat men­duduki berbagai jabatan dalam pemerintahan. Wira­raja yang memang sangat besar jasanya dalam perjuangan memdirikan kerajaan Majapahit diberi kedu-dudukan tinggi dan kekuasaan atas daerah sebelah timur Majapahit, yaitu daerah Lumajang sampai Blambangan. Raden Wijaya berhasil membentuk pe­merintahan yang cukup kuat dan stabil yang memungkinkan kerajaan dapat berkembang. Pada tahun 1309 Raden Wijaya (Kartarajasa) meninggal dunia dan didharmakan dalam candi Siwa di Simping (Candi Sumberjati).

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Tjokro Soedjono, Trowulan Bekas Ibukota Majapahit [Booklet]. Jakarta: Proyek Pengembangan Media Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987/1988.

Comments


Leave a Reply