Thursday, September 19, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Raden Jaka Dilah

Di dalam hutan, masih termasuk wilayah kerajaan Majapahit, ada dua orang raksasa bersaudara yang sedang bertapa. Yang tua laki-laki bernama…


Di dalam hutan, masih termasuk wilayah kerajaan Majapahit, ada dua orang raksasa bersaudara yang sedang bertapa. Yang tua laki-laki bernama Ki Raseksa, yang muda perempuan bemama Ni Raseksi. Ni Raseksi mendengar berita, bahwa Raja Brawijaya (IV) adalah raja muda bestari yang sangat tampan.

Ia ingin kawin dengan raja Brawijaya IV itu. Kemudian ia menjelma menjadi seorang puteri yang sangat cantik. Ia pergi ke kota Majapahit dengan harapan agar dapat dikawini oleh Baginda. Dengan takdir dewa, Ni Raseksi yang telah berujud puteri cantik diambil sebagai isteri oleh baginda. Setelah beberapa bulan hamil, Ni Raseksi menyidamkan “gecok mentah”, semacam masakan daging mentah. Setelah makan gecok mentah itu, ia kembali ke ujudnya yang asli, yaitu seorang raseksi.

Prabu Brawijaya terkejut, mengambil sebuah tombak dan hendak membunuhnya. Tapi Ni Raseksi dengan cepat lari ke hutan. Setelah genap bulannya, Ni Raseksi melahirkan seorang putera yang sangat bagus rupanya, seri mukanya seperti suluh (= Dilah). Oleh karena itu anak itu dinamai Raden Jaka Dilah.

Setelah dewasa Raden Jaka Dilah menanyakan ayahnya. Dia diberi tahu, bahwa ayahnya sebenarnya ialah raja Brawijaya (IV) di kerajaan Majapahit. R. Jaka Dilah berkeputusan pergi ke Majapahit untuk mengabdikan dirinya. Permohonannya diterima.

Pada suatu hari baginda ingin berpesiar ke hutan berburu. R. Jaka Dilah menasehatkan raja untuk tidak pergi ke hutan, karena sangat berbahaya. Sebaliknya ia  berjanji akan membawa segala binatang perburuan ke alun-alun Majapahit. Hal itu disetujui raja.

Dengan pertolongan ibunya dan pak tuanya R. Jaka Dilah berhasil membawa segala binatang hutan ke alun-alun Majapahit. Setelah puas bennain-main dengan binatang perburuan, raja memerintahkan untuk mengembalikan semua binatang itti ke hutan. Itupun dapat dilaksanakan dengan baik oleh R. Jaka Dilah. Karena jasanya itu R. Jaka dilah diangkat menjadi bupati di Palembang bergelar Adipati Arya Damar.

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: BABAD TANAH JAWI: Galuh Mataram