Bathara Katong
Konon di Kasultanan Demak, Sultan Patah duduk di singgasana dikelilingi pinisepuh, Wali Sanga serta para pembesar kerajaan. Pada pertemuan agung…
Konon di Kasultanan Demak, Sultan Patah duduk di singgasana dikelilingi pinisepuh, Wali Sanga serta para pembesar kerajaan. Pada pertemuan agung tersebut dibicarakan mengenai bekas jajahan kerajaan Majapahit banyak yang melepaskan diri dan memberontak.
Salah satu negara jajahan yang kehilangan kewenangan dan kekuatan yakni kerajaan Wengker. Untuk itu Shri Sultan memilih dan menunjuk adik sepupunya Raden Lembu Kanigara yang biasa disebut Raden Lembu Pramada atau Raden Bathara Katong untuk menjabat sebagai adipati di Wengker. Penobatan Raden Bathara Katong didampingi Punggawa kepercayaannya yang bernama Ki Selo Aji.
Diceritakan bahwa di daerah Wengker ada salah satu Tetua Desa yang menjadi panutan masyarakat pedesaan yang bernama Ki Ageng Mirah atau disebut Kyai Mirah. Sudah lama Ki Ageng Mirah sangat prlbatin melihat rakyat sekitarnya mulai tidak percaya akan adanya Hyang Tunggal.
Suasana tersebut karena adanya ulah Demang di Kutu yang bernama Ki Ageng Kutu yang disebut Ki Ageng Suryangalam, salah satu demang yang sakti mandraguna dalam ilmu-ilmu karang. Tindakan beringas merasa tidak ada yang mengalahkan, menganggap daerah Wengker sudah lepas dari kekuasaan Majapahit.
Perjalanan Raden Bathara Katong dan Ki Selo Aji tanpa disengaja tiba di rumahnya Ki Ageng Mirah. Pertemuan antara Raden Bathara Katong, Ki Selo Aji dan Ki Ageng Mirah bersama-sama sepakat mendirikan kerajaan kecil setara Kadipaten yang mempunyai tujuan luhur untuk mengembalikan kewibawaan Kasultanan Demak yang menjadi penerus kerajaan Majapahit.
Selanjutnya usaha dati Raden Bathara Katong, Ki Selo Aji dan Ki Ageng Mirah yang didukung warga pedesaan bisa berhasil membuka hutan dan kemudian memulai mendirikan perumahan. Namun anehnya bila berhasil mendirikan rumah kesatu dan memulai mendirikan rumah yang kedua, rumah yang sudah jadi itu roboh, begitu seterusnya sehingga Raden Bathara Katong bingung.
Untuk mengungkap misteri tersebut Raden Bathara Katong kemudian bersemedi memohon kepada Yang Maha Kuasa. Saat itu terlintas dihadapan Raden Bathara Katong salah satu abdi kerajaan majapahit yang bernama Jayadrana. Jayadrana memberitahukan bahwa sebenarnya di hutan Wengker ini sudah ada yang menguasai yang bernama Jayadipa.
Berkat bantuan Jayadipa usaha Raden Bathara Katong mendirikan perumahan semakin lancar tanpa halangan sesuatu apapun. Selanjutnya Raden Bathara Katong diceritakan bahwa usahanya mendirikan kerajaan kecil terlaksana dengan diberi nama Kadipaten Ponorogo. Ki Demang Kutu, mendengar tentang berdirinya Kadipaten baru dianggap sebagai penghalang kekuasaannya. Untuk itu Ki Demang Kutu langsung menyerang Ponorogo.
Pada akhirnya Raden Bathara Katong berhasil memusnahkan musuhnya yaitu Ki Demang Kutu. Begitulah pada akhir cerita yang ditulis didalam tembang mijil, sinom dan asmaradhana.
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Drs. Budi Udjianto, dkk, BANJARAN MAJAPAHIT, Surabaya: Dinas Pariwisata Daerah Propinsi Daerah Jawa Timur, 1993.