Suramadu Bukan Sekedar Jembatan Penghubung
-November 2009- GUBERNUR: Suramadu Bukan Sekedar Jembatan Penghubung Suramadu bukan hanya sekedar jembatan penghubung, tetapi juga bisa sebagai tempat untuk…
-November 2009-
GUBERNUR: Suramadu Bukan Sekedar Jembatan Penghubung
Suramadu bukan hanya sekedar jembatan penghubung, tetapi juga bisa sebagai tempat untuk menyelenggarakan event internasional dan sebagai tempat atlet-atlet handal Indonesia bersaing dengan atlit internasional Hal tersebut dikatakari Gubernur Dr. H. Soekarwo, ketika hadir dalam Suramadu Run di Jembatan Suramadu, Minggu (29/11).
Pernyataan Gubernur tersebut diwujudkan dengan diselenggarakannya Lomba Lari Internasional atau A Run for Unity Suramadu International 10 K di atas Jembatan Suramadu. Event ini selain diikuti pelari elit nasional juga diikuti oleh 35 pelari professional kelas dunia, seperti Kenya, Maroko, Amerika Serikat, Thailand dan Ethiopia.
Lebih lanjut Soekarwo mengatakan bahwa sejak dioperasikarinya Jembatan Suramadu tingkat kunjungan wisatawan baik luar maupun dalam negeri meningkat 18%, dia juga mengharapkan agar semua media dan masyarakat ikut menginformasikan kepada seluruh masyarakat luas termasuk masyarakat dunia bahwa Jawa Timur memiliki Jembatan Suramadu yang merupakan jembatan terpanjang di Asia Tenggara.
Pada kesempatan yang sarna Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Alfian Malarangeng juga mengatakan bahwa Suramadu bukan sekedar jembatan penghubung tetapi juga sebagai Land Mark Jawa Timur, bukan hanya milik masyarakat Jawa Timur tetapi milik seluruh komunitas Indonesia, dan bisa digunakan sebagai tempat untuk melahirkan atlet-atlet nasional untuk bersaing dengan atlet internasional. Tahun 2010 diharapkan diadakan lari marathon internasional.
Sebagai Ketua Pelaksana Wakil Gubernur jawa Timur Drs. H. Saifullah Yusuf, melaporkan bahwa tujuan diadakannya Suramadu Run adalah untuk mempringati Hari Pahlawan dan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur, meningkatkan prestasi atlet Indonesia, memasyarakatkan olah raga. Suramadu Run diikuti oleh 7.500 peserta terdiri dari 35 pelari manca negara, pelari elit nasional, TNI & Polri, pelajar dan masyarakat umum. Walaupun harapan untuk memecahkan rekor lari 10 km di Bali yaitu 27 menit 31 detik kandas, tetapi penyelenggaraan ini bisa dikatakan cukup suskes, dibuktikan dengan banyaknya masyarakat dari seluruh Indonesia mengikutinya. Adaplin hasil dari lomba tersebut adalah untuk pelari atlet manca Negara putra diraih oleh Mathew Segei asal Kenya dengan waktu 30 menit 7,06 menit, putri diraih Emily Cehpkemoy juga asal Kenya dengan waktu 34 menit 35,53 detik, mereka mendapatkan hadiah sebesar 5.000 US Dolar.
Sedangkan untuk pelajar putra diraih oleh pelajar dari SMA 3 Banten Wiliam Lokollo dengan waktu 35 menit 20,54 detik. Wiliam merupakan atlet pelajar nasional, prestasi yang pernah diraih adalah juara I Popnas Yogyakarta tahun 2009 dan juara III di Thailand Asean School tahun 2009. Untuk putri diraih Yanitasari dengan waktu 41 menit 31 detik. yaitu 27 menit 31 detik. Untuk pelari elit nasional putra diraih Ridwan pelari asal Bali, putri diraih Olivia Sadi.
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Prasetya, No. 11, November 2009, hal. 22.