Tuesday, September 10, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Pemeliharaan Jembatan Suramadu Jadi Perhatian

Masyarakat  Madura  Harus  Jadi  Pemain SETELAH pembangunan jembatan Suramadu selesai, ke­giatan pemeliharaan menjadi perhatian utama. Hal ini karena menyangkut usia…

By Pusaka Jawatimuran , in Bangkalan Madura Sentra Surabaya , at 16/07/2012 Tag: , , , , , , , ,

Masyarakat  Madura  Harus  Jadi  Pemain

SETELAH pembangunan jembatan Suramadu selesai, ke­giatan pemeliharaan menjadi perhatian utama. Hal ini karena menyangkut usia jembatan. Ren­cananya, pada kegiatan peme­liharaan jembatan terpanjang itu pemerintah akan menerapkan teknologi Structural Health Monitoring System (SHMS).

Konsultan Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu dari PT Virama Karya, Poltak Nababan mengatakan, SHMS merupakan bidang baru dalam mendeteksi kerusakan dengan metode pengujian tak rusak de­ngan cara mengintegrasikan sis­tem dengan struktur infrastruktur jembatan. Teknologi ini dapat memperpanjang umur pela­yanan jembatan, karena penu­runan kemampuan dan keru­sakan dapat diditeksi lebih awal.

“Jika sebelumnya usia keku­atan konstruksi jembatan dipredik­si 100 tahun, dengan penerapan teknologi itu kemungkinan akan bertambah lama,” katanya.

Aktivitas teknologi SHMS adalah untuk menyediakan in­formasi dalam semua hal yang berkaitan dengan operasional dan pemantauan kondisi. Infor­masi itu diolah operator, dimana operator tersebut selanjutnya melakukan tindakan koreksi melalui perintah secara ma­nual maupun secara otomatis terhadap sistim yang ada.

Tujuan SHMS adalah untuk memvalidasi hasil perencana­an jembatan, menjamin keamanan struktur jembatan de­ngan informasi yang didapat berkaitan dengan kondisi struk­tur jembatan, mewujudkan pe­rencanaan pemeliharaan/maintenance yang rasional dan ekonomis, mengidentifikasikan penyebab kondisi struktur yang tidak layak serta untuk men­capai umur rencana jembatan, memantau dan mengawasi pe­ngoperasian jembatan dalam melayani lalu lintas. Dalam bidang pendidikan, SHMS juga sebagai sarana penelitian bagi pengembangan ilmu penge­tahuan berkaitan dengan trend dunia dimana smart structure akan menjadi suatu keharusan di masa mendatang.

Kegiatan teknologi ini nan­tinya akan menyajikan variasi kondisi struktur dan pembe­banan jembatan, menyajikan tegangan/regangan dan defor­masi dari komponen utama pa­da jembatan, mencatat kondisi khusus seperti gempa, angin kencang, kendaraan yang overweight, mengidentifikasi­kan apakah komponen utama jembatan telah mengalami kerusakan, memberi peringatan untuk kondisi yang tidak normal, memberikan informasi kapasi­tas jembatan dan memberikan informasi tentang manajemen serta pemeliharaan jembatan. “Penerapan teknologi ini meru­pakan yang pertama di Indo­nesia,” ujarnya.

Seperti diketahui, panjang total Jembatan Nasional Suramadu 5.438 m meliputi Causeway sisi Surabaya 1.458 m, Causeway sisi Madura 1.818 m. Sedang untuk bentang te­ngah panjang keseluruhan mencapai 2.162 m terdiri dari dua Approach Bridge masing-masing 672 m dan Main Bridge sepanjang 818 m. Panjang ja­lan pendekat di sisi Surabaya mencapai 4,35 km dan di sisi Madura 11,50 km. Proyek pem­bangunan Jembatan Suramadu mulai dikerjakan pertengahan tahun 2002. Pemerintah menar­getkan penyelesaian pemba­ngunan jembatan bisa dilintasi untuk umum pada April 2009.

Kasatker Pembinaan Jem­batan Nasional Suramadu, Ir. Yudha Handita, MT. mengatakan, rencananya, di sisi Surabaya kawasan Fairground akan untuk pembangunan ruang pameran, shooping mail, concert hal, con­vention hall dan tempat rekre­asi. Pada kawasan itu pula juga akan dibangun museum untuk mendukung kawasan wisata pantai di area tersebut.

Sedangkan di sisi Madura kawasan Fairground akan di­peruntukkan sebagai kawasan wisata yang bernuansa budaya masyarakat setempat seperti lapangan karapan sapi, pusat kerajinan dan hasil bumi. Pada kawasan itu pula juga direnca­nakan kawasan perumahan dan pergudangan untuk meng­antisipasi tumbuhnya industri di Madura. Luas lahan untuk pe­ngembangan di dua kawasan tersebut, masing-masing 500 ha untuk tiap sisinya.

Dikatakannya, makin maju dan berkembangnya masyara­kat di Pulau Madura pasca-pembangunan jembatan tergantung masyarakat setempat. Masyara­kat Madura jangan hanya men­jadi penonton atas perkemba­ngan pembangunan di kawas­an sekitar kaki jembatan. “Me­reka harus lebih aktif dan men­jadi pemain di wilayahnya,” ka­tanya.

Sebagai fasilitas publik yang berskala besar, proses pemba­ngunan Jembatan Suramadu tidak terlepas dari interaksi dengan masyarakat serta lingku­ngan sekitar. Dukungan dan pe­ran serta masyarakat, khusus­nya di sekitar proyek merupa­kan salah satu aspek penting terhadap kelancaran pemba­ngunan jembatan.

Mulai Dimanfaatkan
Hingga awal Desember, progres yang dicapai proyek jembatan Suramadu sudah 88,46%. Pembangunan Cause­way di sisi Surabaya 99,80%, dan Causeway sisi Madura 99,23%. Sedangkan untuk pembangunan Bentang Tengah (Main Span) progres yang dicapai 81,74%. Dari progres itu, rinciannya Main Bridge 84,30% dan Approach Bridge 77,96%.

Pembangunan jalan akses yang menjadi sarana menuju ke jembatan, kini juga mulai ramai dimanfaatkan masyarakat se­kitar lokasi proyek. Saat ini, pembangunan jalan akses di sisi Surabaya 96,28% dan sisi Madura 78,62%. Pada Main Bridge, saat ini pemasangan Steel Box Girder di pilar 46 dan 47 yang sudah terpasang ma­sing-masing 13 segment dari total yang dibutuhkan 18 seg­ment.

Di pilar 46 Cable Stayed yang sudah terpasang untuk arah Surabaya mencapai 2×13 kabel, arah Madura sudah ter­pasang 2×13 dari tiap-tiap arah yang dibutuhkan sebanyak 36 kabel. Sedangkan pilar 47 Ca­ble Stayed arah Surabaya yang sudah terpasang 2×13 kabel, arah Madura 2×13 kabel dari jumlah yang dibutuhkan tiap-tiap arah sebanyak 36 kabel.

Pada Approach Bridge, pe­laksanaan fisik di sisi Surabaya dari pilar 37 sampai 44 pengecoran Pier Shaft telah selesai. Pengecoran pilar pada V-Pier Leg di pilar 45 dan 48 sudah mencapai 100%, sedangkan pada bagian V-Pier Box Girder di pilar yang sama masih dalam proses pengerjaan. Di sisi Ma­dura yang dimulai dari pilar 49 sampai 56, pengecoran Pier Shaft juga sudah selesai 100%. Khusus pengecoran Concrete Box Girder di sisi Madura sudah selesai 56,9% berbeda dengan yang berada di sisi Surabaya yang baru mencapai 0,03%. (M Khoirul Rijal)

‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: POTENSI JAWATIMUR, EDISI VIII/2008, hlm. 8.