Finalisasi Suramadu Diwarnai Unjuk Rasa
Dua Kelompok Massa Minta Pembubaran BPWS SURABAYA – Rapat kerja pembahasan finalisasi rencana induk percepatan pengembangan wilayah Suramadu di gedung…
Dua Kelompok Massa Minta Pembubaran BPWS
SURABAYA – Rapat kerja pembahasan finalisasi rencana induk percepatan pengembangan wilayah Suramadu di gedung negara Grahadi, kemarin (24/2), diwarnai unjuk rasa. Ratusan massa dari Forum Komunikasi LSM se-Bangkalan melakukan aksi demo untuk menuntut pembubaran Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS).
Rapat kerja itu dihadiri Gubernur Soekarwo, Kepala Badan Pelaksana BPWS Moch. Irian, sejumlah pejabat di Kementerian PU yang masuk Dewan Pengarah BPWS, bupati se-Madura, dan walikota Surabaya.
Koordinator Aksi Forkom LSM se-Kabupaten Bangkalan, Masykur Hasyim mengatakan, keberadaan BPWS justru menjadi penghambat laju perekonomian di Madura. Sebab sampai saat ini, tak ada bukti konkret kinerja yang telah dilakukan oleh BPWS. “Jadi, bubarkan saja BPWS. Percuma ada BPWS. Madura tidak berkembang dan investor swasta tidak ada yang mau masuk ke Madura,” tegasnya.
Selain itu, pengunjuk rasa uga mengeluarkan empat pernyataan sikap. Yakni, nenolak politisasi pembangunan di Madura, mendesak Presiden SBY mencabut Perpres 27/2008 tentang BPWS karena bertentangan dengan semangat otonomi daerah, pembubaran BPWS, dan kembalikan kewenang-an pembangunan Madura kepada empat pemkab (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep).
Di antara pengunjukrasa juga terlihat elemen mahasiswa yang pernah merobohkan pagar di kantor gubernur Jatim, Jl. Pahlawan, beberapa waktu lalu. Kedatangan mereka menuntut aparat kepolisian berjaga-jaga mengantisipasi adanya aksi anarkhis.
Informasi yang dihimpun, aksi unjuk rasa juga terjadi di kaki jembatan Suramadu sisi Madura. Sejumlah massa menolak finalisasi rencana induk percepatan pembangunan wilayah Suramadu. Mereka yang mengatasnamakan Forum Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat (FORMAT) Bangkalan menolak finalisasi rencana induk percepatan pembangunan wilayah suramadu.
Korlap aksi Ahmad Jailani mengatakan, FORMAT menolak BPWS membangun di Madura. “Kami akan mempertahankan kultur Madura hingga darah penghabisan. Jangan sekali-kali BPWS memaksa untuk mengatur orang Madura,” kata Ahmad.
Selain melakukan orasi, mereka juga melakukan penggalangan tanda tangan masyarakat yang hadir di atas kain putih sepanjang 30 meter. Rencananya, tanda tangan itu akan dikirim ke gedung Grahadi. (rtn/jay)
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: RADAR SURABAYA, Sabtu-25 Pebruari 2012.