Pengembangan Suramadu Terganjal RTRW dan Pipa Kodeco
-12 Juli 2010- SURABAYA-Lambannya penyusunan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) di kawasan jembatan Surabaya – Madura (Suramadu) mambuat…
-12 Juli 2010-
SURABAYA-Lambannya penyusunan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) di kawasan jembatan Surabaya – Madura (Suramadu) mambuat Gubernur Soekarwo geram. Orang nomor satu di Pemprov Jatim ini berharap tiap kabupaten/kota yang terlibat langsung dalam pengembangan ini bisa meninggalkan kepentingan pribadi untuk kebutuhan orang banyak.
Pakde, demikian ia akrab dipanggil menuturkan, penyusunan RTRW Suramadu harus bisa selaras antar-daerah. Baik yang ada di Madura maupun Surabaya. Setelah keempat daerah di Madura serta Surabaya menyelesaikannya, baru pihak provinsi menyusun lanjuan RTRW sebelum diserahkan ke pemerintah pusat. “Investasi di sana (Suramadu, red) cukup tinggi, jadi kami berharap semuanya cepat selesai,” kata Soekarwo, kemarin (11/7 ).
Diakui dia, ada juga kendala vital yang kini belum terselesaikan. Yakni, keberadaan pipa Kodeco yang menghalangi pembuatan dermaga di batas Madura dan Gresik. Pemprov, lanjut dia, sudah melayangkan protes terkait keberadaan pipa kodeco yang bisa bocor kalau program pelabuhan diteruskan.
Makanya, pihaknya terus menekan pemerintah untuk menanam pipa kodeco sesuai dengan peruntukan. “Sampai sejauh ini, keberadaan pipa itu yang terus mengganggu. Kami tidak ingin ada hambatan terus terusan,” ungkapnya.
Suami Nina Kirana ini telap ngotot kalau pipa Kodeco harus diubah dengan cara ditanam lebih dalam. Sehingga ketika kapal ingin bersandar di pelabuhan, tidak terganggu dengan keberadaan pipa Kodeco itu.
“Kami sangat optimis investasl berjalan lancar Makanya, berbagai upaya dilakukan. Sebagai gubernur, saya ingin pipa yang mengganggu itu segera ditanam meskipun pihak Kodeco terus menolak,” tutumya.
Ditambah, tahun ini investasi berjalan lancar. Makanya, berbagai upaya dilakukan. Sebagai gubernur, saya ingin pipa yang mengganggu itu segera ditanam meskipun pihak kodeco terus menolak,” tutumya.
Ditambah, tahun ini investasi dil Jatim terus mengalami peningkatan. Pihaknya tidak mau atau kendala teknis mengganggu laju investasi yang terus mengalami tren kenaikan.
Pakde juga menjelaskan, bukti kanaikan investasi tinggi terlihat jelas sampai akhir bulan. Setidaknya sampai akhir April 2010, nilai Investasi dan pihak ketiga mencapai Rp 192 triliun. Jumlah itu setara dengan investasi selama setahun yang terjadi sepanjang 2009. Padahal jumlah itu baru empat bulan, tapi sudah melampaui capaian investasi sama seperti setahun,” jelasnya.
Dengan peluang investasi tersebut, ia mengaku optimis pada akhir 2010, investasi di Jatim yang diambilkan dari dana pihak ketiga mencapai Rp 320 triliun. Salah satu investasi besar yang ingin diraih tentu dengan keberadaan Suramadu.
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: RADAR, Senin, 12 Juli 2010 hal. 5