Suramadu, Pipa Kodeco
Gubernur Berang Pipa Kodeco Tak Juga Beres Penyusunan RT RW dan Investasi di Suramadu Menjadi Terhambat SURABAYA (SI) • Lambannya…
Gubernur Berang Pipa Kodeco Tak Juga Beres
Penyusunan RT RW dan Investasi di Suramadu Menjadi Terhambat
SURABAYA (SI) • Lambannya penyusunan rencana tata ruang wilayah (RTRW) di kawasan Suramadu membuat Gubernur Jatim Soekarwo geram. Gubernur meminta kabupaten/kota yang terlibat langsung dapat meninggalkan kepentingan daerahnya dami kebutuhan orang banyak.
Soekarwo menuturkan, penyusunan RTRW harus bisa selaras antar daerah, baik yang di Madura maupun Surabaya. Setelah keempat daerah di Madura serta Surabaya menyelesaikan, baru provinsi Jatim menyusun lanjutan RTRW sebelum diserahkan ke Pemerintah Pusat. “Investasi disana cukup tinggi sehingga kami berharap semuanya cepat selesai,” ujar Pakde, sapaan populer Soekarwo, kemarin.
Orang nomor satu di Jatim itu melanjutkan, ada juga kendala vital yang kini belum terselesaikan, yakni keberadaan pipa kodeco yang menghalangi pembuatan dermaga di batas Madura dan Gresik.
Pemprov, lanjut dia, sudah melayangkan protes terkait keberadaan pipa kodeco yang bisa bocor kalau program pelabuhan diteruskan. Karena itu, dia terus menekan pemerintah untuk menanam pipa kodeco sesuai peruntukkannya. Sejauh ini keberadaan pipa itu yang terus mengganggu. Kami tidak ingin ada hambatan terus-terusan,” ungkapnya.
Suami Nina Kirana ini letap ngotot kalau pipa kodeco harus diubah dengan cara ditanam lebih dalam. Dengan demikian, kapal yang ingin bersandar tldak terganggu dengan keberadaan pipa.
“Kami sangat optimistis investasi berjalan lancar. Karena itu, berbagai upaya dilakukan. Sebagai Gubernur, saya ingin pipa yang mengganggu itu segera ditanam meskipun pihak kodeco terus menolak,” ujamya.
Pakde menambahkan, tahun ini investasi di Jatim terus meningkat. Pakde tidak mau kendala teknis mengganggu laju investasi yang terus mengalami tren kenaikan. Menurut dia, bukti kenaikan investasi tinggi tertihat jelas hingga akhir bulan kemarin. Setidaknya sampai akhir April nilai investasi dari pihak ketiga mencapai Rp 192 triliun. Jumlah itu setara dengan investasi selama setahun yang terjadi sepanjang 2009.
Padahal, jumlah itu baru empat bulan. Namun, sudah melampaui capaian investasi sama seperti setahun,” paparnya.
Dengan peluang investasi tersebut, pejabat yang diusung Partai Demakrat ini optimistis pada akhir 2010 investasi di Jatim yang diambilkan dari dana pihak ketiga mencapai Rp 320 triliun. Salah satu investsi besar yang ingin diraih tentu dengan keberadaan Suramadu.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Jatim Mahdi mengatakan, komunikasi antar daerah yang berhubungan dengan Suramadu harus berjalan 0ptimal. Salah satunya tentu saja terkait pembangunan pelabuhan di Madura. Selama ini lambannya penyusunan RTRW tak lepas dari minimnya komunikasi yang lerjalin antar wilayah. Sebab, penyusunan itu harus sinkron dengan aturan yang dlbuat Pemprav rnaupun Pernerintah Pusat.
“Kami mendukung upaya Pemprov yang ingin meningkat-kan layanan pelabuhan, apalagi kalau ada peluang untuk meningkatkan pendapatan serta daya tarik investasi,” bebernya. (aan haryano)
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: SEPUTAR INDONESIA, Senin, 12 Juli 2010, hal. 11