Waduk Saradan
Waduk Saradan Dipersiapkan untuk Daerah Wisata Waduk Saradan, yang merupakan salah satu dari 4 waduk di wilayah Kabupaten Madiun, saat…
Waduk Saradan Dipersiapkan untuk Daerah Wisata
Waduk Saradan, yang merupakan salah satu dari 4 waduk di wilayah Kabupaten Madiun, saat ini sedang dipersiapkan untuk salah satu daerah tujuan wisata. Waduk yang memiliki luas 97 hektar lebih itu sedang dalam pengerjaan beberapa alat alat besar saat ini sedang melakukan pengerukan tanah, sebab sedimentasi .atau pengendapan tanah dari erosi, mengakibatkan pendangkalan waduk.
“Pada saatnya nanti, waduk Saradan ini akan dijadikan sebagai obyek wisata. Disana akan disediakan perahu motor maupun perahu tradisional. Juga sepeda air berupa bebek-bebekan. Sedangkan di sekitar waduk akan disediakan lahan untuk restouran atau warung lesehan dan kolam pemancingan,” jelas Bupati Madiun Ir. S. Kadiono ketika ditemui pada acara lomba cipta olahan baru Holtikultura belum lama ini.
Selama ini, fungsi waduk Saradan sebagai tandon air musim penghujan dan sekaligus sebagai pencegah banjir. Baru setahun terakhir dimanfaatkan sebagai tempat budidaya perikanan air tawar dengan merriakai system keramba apung. Karena waduk Saradan sifatnya hanya menampung air hujan sementara, akibatnya begitu ada kemarau panjang seperti saat ini, waduk mengalami kekeringan, bahkan tak ada airnya sama sekali.
“Inilah yang perlu di terangkan agar rekan-rekan wartawan lebih tahu. Jadi memang waduk itu hanya untuk menampung air sementara saja. Begitu memasuki musim kemarau, langsung dipergunakan untuk mengairi sawah, kan lama-lama airnya menjadi habis. Ini setiap tahun terjadi, yah seperti bulan bulan sekarang ini,” jelas Bupati Madiun Ir S Kadiono ketika menanggapi masalah kekeringan air waduk itu. Untuk itulah pemerintah berupaya mengeruk atau lebih memperdalam waduk Saradan. Dengan harapan nantinya akan semakin banyak lagi menampung air hujan dan akan semakin luas persawahan yang bisa diairi. Menurut Bupati pengerukan yang sedang dilaksanakan saat ini menelan dana sekitar 1 milyar rupiah. Dana tersebut diambilkan dari pos dana APBN.
Ditambahkannya, walaupun dilakukan pengerukan pada musim kemarau airnya tetap akan habis. Sebab waduk ini hanya sebagai penampung saja, kecuali jika memiliki sumber air sendiri kemungkinan airnya akan tetap ada. Sedangkan salah satu tujuan penampungan air itu untuk mengairi sawah dan mencegah terjadinya banjir di musin penghujan. Soal rencana menjadikan waduk ini sebagai obyek wisata, merupakan salah satu upaya Pemda Kabupaten Madiun untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Demikian juga dengan masyarakat sekitar, bisa membuka lapangan kerja baru. Baik melalaui penyediaan jasa sarana pariwisata maupun penyediaan warung-warung dan restoran yang menjual makanan khas Madiun. Dijelaskan juga, tidak sepanjang tahun air diwaduk itu ada. Untuk itu, tambah. Bupati Kadiono, waktu dan jadwal pariwisata diatur. “Kalau memang airnya sedang tak ada, kan jasa pariwisata yang berupa persewaan perahu, termasuk kolam pemancingan, kegiatannya diperistirahatkan. Tapi untuk warung dan restorannya bisa tetap buka. Dengan demikian kita masih bisa memanfaatkan fungsi yang lain dari waduk itu sendiri,” tambahnya. (D . Poerwanto)*
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Penyebar Semangat, EDISI KMD, Periode. XVIII, No. 26/845, 28 September 1996.