Bubuksah-Gagang Aking
Bubuksah-Gagang Aking Cerita dari Relief candi Penataran pada lokasi: dinding pendopo teras sisi timur, dengan urutan adegan: prasawya, membaca…
Bubuksah-Gagang Aking
Cerita dari Relief candi Penataran pada lokasi: dinding pendopo teras sisi timur, dengan urutan adegan: prasawya, membaca dari kiri ke kanan.
Cerita singkat:
Adalah dua orang bersudara masing-masing dikenali dengan nama Bubuksah dan Gagang Aking. Kedua bersaudara tersebut bertapa untuk mencapai tingkat kesempurnaan hidup. Caranya memang berbeda dalam melaksanakan “laku”, Bubuksah makan segala makanan sehingga badannya gemuk sedangkan Gagang Aking menjauhi makan minum sehingga menjadi kurus kering.
Pada suatu ketika Betara Guru mengutus Kalawijaya yang sebenarnya juga seorang dewa yang menyamar sebagai harimau putih untuk menguji kedua kakak beradik tersebut. Kalawijaya mengatakan menginginkan daging manusia, ketika permintaan ini disampaikan ke Gagang Aking serta merta ditolaknya dengan alasan tak ada gunanya memakan dirinya yang kurus itu.
Sedangkan Bubuksah menyediakan diri sepenuhnya untuk dimakan harimau putih karena dirinya dalam menjalankan laku juga memakan segala jenis makanan dan juga binatang-binatang.
Harimau putih kemudian menjelma kembali menjadi Kalawijaya, Bubuksah dinyatakan lulus dalam ujian. Setelah meninggal rokh Bubuksah didukung di atas tubuh harimau tersebut sementara Gagang Aking hanya bergelantung di ekornya saja.
Relief Bubuksah-Gagang Aking dapat kita saksikan di candi-candi yang lain misalnya di Candi Surowono yang terletak di daerah Pare, Kediri dan di Candi Gambar Wetan yang terletak di perkebunan Gambar, Nglegok, Blitar.
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Memperkenalkan Komplek Percandian Penataran di Blitar, KPN PURBAKALA MOJOKERTO, Mojokerto, 1995, hlm. 19