Pengembangan, Kabupaten Sumenep
KABUPATEN SUMENEP Mengembangkan Beragam Potensi Kelautan Mungkin belum banyak yang tahu bila di Jawa Timur terdapat sebuah kabupaten yang memiliki…
KABUPATEN SUMENEP
Mengembangkan Beragam Potensi Kelautan
Mungkin belum banyak yang tahu bila di Jawa Timur terdapat sebuah kabupaten yang memiliki banyak sekali pulau, baik yang berpenghuni maupun yang tidak. Tapi, ketika mendengar nama Sumenep, semua pasti sepakat bahwa kabupaten ini mempunyai banyak sekali pulau yang tidak saja indah, namun juga memiliki potensi sumberdaya alam yang besar.
Karena itu, sayang sekali bila kita, terutama yang bermukim di Jawa Timur tidak mengenal potensi kabupaten yang satu ini. Apalagi, dengan adanya jembatan Suramadu, akses ke sana tak lagi sulit. Hanya dengan waktu tempuh sekitar 3 jam perjalanan darat, kota yang terletak di ujung timur Pulau Madura ini sudah siap menanti kehadiran kita.
Beragam potensi dimiliki kabupaten ini, mulai dari pertanian hingga budaya. Dari beragam potensi ini. Yang berluang paling besar untuk dikembangkan adalah sektor kelautan, meski tak menampik kemungkinan untuk mengembangkan sektor lainnya.
Dalam catatan sejarah Kabupaten Sumenep di berbagai naskah kuno, nama sumenep lebih dikenal dengan sebutan songeneb yang secara etimologis mempunyai pengertian (1) lembah bekas endapan yang tenang, (2) lembah endapan yang sejuk dan rindang; dan atau (3) cekungan atau lembah tenang atau pelabuhan yang tenang.
Wilayah Kabupaten Sumenep terbagi menjadi 25 kecamatan (17 kecamatan di daratan dan 8 kecamatan di kepulauan. Luas keseluruhan kabupaten ini sekitar 1.998,54 km² terbagi atas 2 bagian yaitu bagian darat seluas 1.147,24 km² dan bagian kepulauan seluas 851,30 km².
Kabupaten Sumenep mempunyai banyak pulau kecil berbentuk gugusan pulau. Dari 25 kecamatan, 9 diantaranya memiliki pulau. Sebanyak 48 pulau telah berpenghuni, sisanya (78 pulau) belum berpenghuni dan atau tidak layak huni. Dengan demikian jumlah pulau di kabupaten ini sekitar 126 pulau.
Pulau terjauh yang berada di wilayah paling utara adalah Pulau Keramaian (Kecamatan Masalembu) yang berjarak ±151 mil dari Pelabuhan Kalianget (Sumenep daratan). Sedangkan pulau yang berada di wilayah paling timur adalah Pulau Sekala (Kecamatan Arjasa) yang berjarak ±165 mil dari Pelabuhan Kalianget.
Ini mengindikasikan bahwa Kabupaten Sumenep dapat disebut dengan kabupaten kepulauan. Karena itu, tak salah bila daerah ini mempunyai karakteristik unik, yakni kehidupan penduduknya tidak jauh dari sektor kelautan dan perikanan, terutama di daerah kepulauan.
Dalam skema pengembangan Madura, Kabupnten Sumenep dipersiapkan sebagai tujuan Wisata, perikanan, peternakan dan industri penggaraman. Dengan ditunjang lingkungan biofisik dan posisi yang strategis. Struktur perekonomian kabupaten ini didominasi sektor kelautan, pertanian, perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa.
Kontribusi paling besar berasal dari sektor pertanian khususnya sub sektor perikanan dan kelautan. Di antara budidnya laut yang potensial terdapat di perairan Sumenep adalah rumput laut (Echeume cottonii).
Hasil perikanan laut yang potensial di perairan Sumenep adalah teri nasi yang berorientasi ekspor. Komoditas unggulan ekspor lainnya adalah ikan kerapu, ikan hias, teripang dan lobster dengan negara tujuan ekspor Jepang, Hongkong, Singapura dan Korea Selalan.
Selain komoditi tcrsebut, perairan Sumenep juga mempunyai potensi yang cukup tinggi hasil-hasil perikanan lainnya, seperti ikan layang, tongkol, kembung, tengiri, cumi-cumi, lemuru, bambangan, peperek, kakap merah, udang dan kepiting.
Pengembangan Wisata Bahari
Kawasan pesisir Sumenep menyimpan beragam potensi wisata bahari baik berupa wisata alam, pendidikan, belanja, dan budaya. Daya tarik wisata alam antara lain tipologi ekosislem pesisir (terumbu karang, mangrove, estuaria, pantai dan pulau kecil) dan kondisi oceanografi (gelombang dan arus).
Wisata pendidikan berupa area pembelajaran ekosistem alam. Wisata belanja berupa sentra perdagangan rumput laut. Sedangkan wisata budaya dan religi berupa nilai-n.ilai budaya dan religi masyarakat pesisir yang eksolik.
Selain di kawasan pesisir daratan, potensi wisata bahari juga banyak terdapat di wilayah kepulauan. Berdasarkan hasil survei, potensi wisata yang dapat dikembangkan di wilayah kepulauan ini adalah wisata alam Di antaranya berupa wisata pantai dan wisata pemandangan bawah air khususnya berupa keindahan terumbu karang.
Juga keunikan wisata budaya dan religi yang mendukungnya masyarakat kepulauan. Ini mempunyai peluang sangat bagus bila dipadu dengan traveling antar pulau melalui transportasi laut secara reguler.
Terumbu Karang
Selain di wilayah kepulauan, sebaran terumbu karang (coral reef) juga banyak di kawasan pesisir daratan. Di antaranya di Kecamatan Dasuk, Gapura, Dungkek, Ambunten, Pasongsongan, dan Batang-Satang. Sedangkan di wilayah kepulauan, terumbu karang banyak tersebar di Kecamatan Sapeken, Arjasa, Gili Genteng, Talango. Nonggunong. Gayam, Masalembu dan Raas.
Keanekaragaman jenis ikan karang bervariasi. Di pesisir daratan secara umum ditemukan ikan karang sebanyak 45 spesies dari 12 famili. Sedangkan di wilayah kepulauan, ditemukan 342 spesies ikan karang dari 33 famili dan 96 genera. Ikan karang yang dilemukan berasal dari ikan target, ikan indikalor, dan ikan mayor.
Secara umum berdasarkan keanekaragaman jenis karang. Selat Sumenep lebih baik dibandingkan dengan bagian utara Sumenep. Hal ini, menjelaskan bahwa jenis terumbu karang yang mampu tumbuh di selatan Sumenep lebih banyak.
Pemanfaatan potensi Sumberdaya kelautan dilakukan dengan menerapkan konsep keberlanjulan (sustainable) dan keterpaduan (integrated). Karena bila tidak, akan berakibat pada rusaknya lingkungan pesisir dan lautan.
Atau mengalami penurunan fungsi dimensi ekologis yang dimilki sebagai:
1) penyedia sumberdaya (resources supplier),
2) penyedia kebutuhan pendukung kehidupan (life support),
3) penyedia jasa-jasa kenyamanan (amenities) dan
4) penampung limbah
(rif/dkp sumenep).
‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾‾
Artikel dinukil Tim dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Prasetya, No. 7, Juli 2009, hlm.11