Puspa Agro Pertama dan Modern
JAWA Timur akhirnya punya pasar induk agrobisnis modern terintegrasi pertama di Indonesia, yaitu Agro Puspa. Peresmian Agro Puspa yang terletak di…
JAWA Timur akhirnya punya pasar induk agrobisnis modern terintegrasi pertama di Indonesia, yaitu Agro Puspa. Peresmian Agro Puspa yang terletak di Desa Jemundo, Taman, Sidoarjo, dilakukan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, yang disaksikan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertanian Suswono, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Sabtu 17 Juli 2010.
Itu sebabnya Jawa Timur diyakini akan menjadi provinsi penghasil dan penyuplai komoditas agro terbesar di Indonesia. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan wilayah luar pulau, namun ditargetkan mampu mengekspor ke sejumlah negara. Namun peresmian itu, baru tahap pertama di antara tiga tahap yang direncanakan.
Sesuai namanya pasar tersebut khusus menjual hasil produk pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Ribuan petani serta pedagang siap melayani eceran, grosir hingga partai besar sehingga diharapkan mampu menjaga pasokan produk hasil bumi. Selain empat menteri, hadir beberapa wakil negara sahabat, pengurus Kadin dari berbagai daerah di Indonesia.
Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, berharap Puspa Agro bisa mendorong ekspor komoditas pertanian dan konektivitas dengan negara lain. Itu sebabnya ia menargetkan tahun ini bisa memenuhi sekitar 10 persen dari kebutuhan bahan pangan di Singapura. Jika itu terwujud, 2014 diharapkan menjadi 30 persen dan Puspa Agro Jatim menjadi salah satu sumber suplai.
Menurutnya, Jatim dianggap sebagai salah satu provinsi yang luar biasa dalam mengembangkan produk-produk pertanian. Bahkan, pemerintah pusat akan membantu connectivity Puspa Agro Jatim agar bisa mendorong ekspor Indonesia. Itu sebabnya, ia berhatap Puspa Agro bisa menjadi contoh provinsi lain, khususnya pengembangan jaringan pasar bagi petani untuk bisa menembus pasar di luar daerah dan ekspor.
Pasar tahap pertama yang diresmikan itu diperuntukkan bagi pedagang kecil hingga grosir memiliki 1.045 lapak yang 30 persen di antaranya diisi para petani dari 22 kabupaten di Jatim. Sedangkan tahap kedua yang dijadwalkan beroperasi Desember 2010 berisi 4.000 lapak plus fasilitas cold storage, chiller, balai lelang serta laboratorium uji kelayakan pangan.
Berbeda dengan pasar tradisional, Puspa Agro Jatim menawarkan rasa nyaman bagi pembeli dengan lantai keramik, lokasi yang bersih dan tidak ada pungutan. Tidak hanya sarana dagang, Puspa Agro Jatim juga dilengkapi dengan sarana pendidikan seperti laboratorium dan sarana rekreasi. Rencananya, akan dibangun area wisata dan waterboom di lahan seluas 50 hektare itu.
Pada acara puncak, diadakan aksi bakar ikan bandeng terpanjang yang memecahkan dua rekor Muri (Museum Rekor Dunia Indonesia) sekaligus. Dua rekor itu aksi bakar ikan bandeng sepanjang 5,2 kilometer dan panggang ikan bakar sepanjang 5,5 kilometer. Untuk acara ini panitia menyiapkan 6,5 ton ikan bandeng, 6 ton arang dan 2,5 ton minyak tanah.
Bandeng itu sumbangan dari Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Jawa Timur yang diketuai Nina Soekarwo. Bisa dikatakan, bandeng Sidoarjo memang sangat dikenal dan wajar jika menjadi produk unggulan agrobis. Itu sebabnya dua piagam Muri diserahkan kepada Nina Soekarwo dan Direktur Utama Jatim Grha Utama, Erlangga Satriagung, sekaligus pengelola Pasar Induk Agrobis Puspa Agro.
Sebelum acara bakar ikan, mengawali rangkaian soft opening Puspa Agro, Mentan Suswono bersama Gubernur Soekarwo dan Wagub Gus Ipul melaksanakan senam yang diikuti 5 ribu orang. Mereka terdiri dari warga, ekspatriat dan PNS di lingkungan Pemprov Jatim beserta para bupati/wali kota. Usai senam bersama, acara dilanjutkan dengan makan telur dan minum susu secara simbolis oleh Mentan, gubernur dan wagub Jatim. Uniknya lagi, tampak atraksi 4 atlet paralayang yang melakukan maneuver di udara dengan membawa poster 100 Persen Produk Asli Agro Jatim, Kami Bangga Produk Agro Jatim dan Bravo Pakde Karwo . • djup/abi/ryan
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: SAREKDA Jawa Timur, edisi: 009, 12010, hlm. 8