Saturday, December 7, 2024
Semua Tentang Jawa Timur


Kacang Goreng, Tulungagung

Kacang Goreng Mukayat Kuasai Selatan Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa kacang goreng, jajanan yang berasal dari bahan dasar kacang…

By Pusaka Jawatimuran , in Sentra Tulungagung Wisata Kuliner , at 07/05/2012 Tag: , , , , , , , ,

Kacang Goreng Mukayat Kuasai Selatan

Mungkin sudah banyak yang tahu bahwa kacang goreng, jajanan yang berasal dari bahan dasar kacang tanah ini banyak penggemarnya. Ya, di Tulungagung ternyata ada yang memproduksinya dan hingga sekarang kacang goreng yang diolah beberapa warga ‘kota marmer’ ini sudah mampu menguasai pasar Jatim bagian selatan.

Salah satunya adalah Mukayat (69 th) warga Dusun Kleben, Desa Tiudan, Kecamatan Gondang. Ia adalah salah seorang pengusaha camilan kacang goreng semenjak tahun 1978 silam. Berkat ketelatenannya menggeluti usaha ini hingga sekarang pangsa pasar untuk produksi makanan ringannya hampir mencapai seluruh wilayah selatan Jawa Timur, seperti Tulungagung, Blitar, Kediri, Trenggalek dan sebagian Ponorogo, serta Nganjuk.

Mukayat hanya dibantu beberapa pekerja. Membuat kacang goreng ini tidak begitu sulit, tapi hanya membutuhkan ketelatenan saja pada waktu mulai memisahkan kacang tanah dengan tanah yang masih menempel pada kacang serta menjemurnya. Untuk pemasaran juga tidak terlalu sulit, karena para pedagang sudah banyak yang mengenal produksinya dan mereka setiap minggu memesan produknya dengan jumlah besar.

“Kacang goreng yang saya buat ini biasa dipesan oleh para pedagang luar kota. Bahkan ada yang berasal dari daerah Lamongan memesan dalam jumlah besar,” ujar bapak dua orang putra ini. Dengan proses pembuatan kurang lebih selama 3 hingga 5 hari, suami dari Suratun ini mampu memproduksi kacang goreng siap saji per minggu sekitar 5 kuintal dengan harga per kilogram rata-rata Rp 10.000,00 untuk jenis kacang biasa dan Rp 11.000,00 untuk jenis kacang hibrida.

Meski terus berproduksi, berbagai kendala juga dialaminya. Selain kendala cuaca yang tidak menentu yang menyebabkan produksi tidak stabil, juga faktor bahan dasar yang berasal dari kacang tanah yang terkadang sulit didapat. “Kami mencari solusi dengan mencari bahan dasar hingga dari daerah Nganjuk,” katanya. (ins, jat)

Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Derap Desa, Edisi 44, Juni 2011, hlm. 33

Comments


Leave a Reply