Ayam Arab, Desa Suko, Kabupaten Probolinggo
Ayam Arab di Desa Suko, Kec. Maron Pesanan Melimpah Hasil Berlipat Untuk meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga, beternak ayam petelur…
Ayam Arab di Desa Suko, Kec. Maron
Pesanan Melimpah Hasil Berlipat
Untuk meningkatkan pendapatan ekonomi rumah tangga, beternak ayam petelur (ayam Arab) dapat menjadi salah satu usaha yang layak ditekun. Hasilnya berlipat, karena pesanan terus melimpah. Apalagi harga telumya cukup mahal dan produktivitas bertelur induk ayam Arab pun sama dengan ayam ras. Adalah kelompok Tani Pinangan di Desa Suko, Kec. Maron, Kab. Probolinggo, yang merintis peternakan ayam Arab sejak pertengahan tahun 2008. Kini peternakan ini sudah berkembang dengan pesat. Menurut Suwanto, Koordinator Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Kec. Maron, saat ini ayam Arab sudah menjadi alternatif usaha yang menjanjikan untuk menopang ekonomi pendapatan rumah tangga. Budidaya ayam Arab, kata Suwanto, jika diusahakan secara sungguh-sungguh dan didanai secara cukup akan dapat melipatgandakan hasil produksi.
Sedangkan PPL Pendamping Desa Suko Satriyono menjelaskan, Kelompok Tani Pinangan merupakan satu dan empat kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Sejahtera Bersama. Hingga saat ini, anggotanya tercatat lima peternak. “Setiap hari mereka berbagi tugas yang harus dilakukan. Ada yang khusus memberikan makan dan minum. Juga ada anggota yang bertugas membersihkan kandang, memberikan vaksinasi serta mengumpulkan telur,” ujar Satriyono. Menurut Satriyono, awal budidaya ayam Arab ini hanya terdiri dan 500 ekor. Setiap han ayam Arab ini dirawat diben makan dan minum secara rutin pada pagi, siang dan sore han. Selain itu, kebersihan kandang juga betul-betul dijaga dengan baik. Setelah dua minggu, ayam Arab sudah dapat bertelur dan dapat diambil hasilnya. “Awal produksinya hanya 30% saja. Namun setelah dua tahun, produksinya terus mengalami peningkatan hingga mencapai 70%. Saat ini, dalam sehari produksinya bisa mencapai 400 hingga 450 ekor. Dimana harga per butirnya bisa mencapai Rp 800 hingga Rp1.000,” ujar Satriyono.
Sedangkan telur yang dihasilkan dijual ke pasar di wilayah Kota Kraksaan dan Kota Probolinggo. Sebab disana sudah ada pedagang yang siap membeli. Namun karena besarnya permintaan akan telur ayam Arab, petani sering kekurangan stok untuk memenuhi permintaan pasar. “Masalah penjualan kita tidak menemui kendala. Bahkan kita sering kekurangan stok telur. Namun kita terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas telur ayam Arab ini dengan terus melakukan pengembangan,” jelas Satriyono. Hingga saat ini, budidaya ayam Arab yang dikembangkan Kelompok Tani Pinangan sudah mencapai 800 ekor. Kelebihan ayam Arab dengan ayam lain adalah, jika ada satu ayam sakit, maka ayam terse but tidak lang sung menularkan penyakitnya ke ayam lain saat itu juga. Meski begitu, kita selalu melakukan antisipasi dini hal-hal yang tidak kita inginkan. Kita rutin Memberikan vaksinasi dan vitamin untuk kekebalan ayam. Sehingga ayam Arab yang ada disini tidak mudah sakit,” ujar Satnyono.
AyamArab baru akan dijual jika sudah afkir (tidak produktif lagi), tepatnya saat berumur 2,5 tahun. Harga per ekornya bisa mencapai Rp 25 ribu. “Hasil dari budidaya ayam Arab ini sudah dapat dirasakan oleh para petani. Semoga budidaya ayam Arab ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama Kelompok Tani Pinangan Desa Suko Kec. Maron,” harap Satriyono. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKP3) Kabupaten Probolinggo Hasyim Ashari mengatakan pengembangan budidaya ayam Arab ini merupakan program APBN PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaaan). Untuk program PUAP ini, pemerintah pusat memberikan bantuan sebesar Rp 100 juta.
Namun untuk budidaya ayam Arab inihanya digunakan sebesar Rp 24 juta. Sedangkan sisanya digunakan untuk melakukan pengembangan di sektor lain. “Budidaya ayam Arab ini nantinya diharapkan mampu mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran yang ada di desa. Sebab ini merupakan sebuah terobosan baru dalam mengangkat pendapatan masyarakat. Sehingga masyarakat mempunyai pendapatan yang lebih,” ujar Hasyim Ashari. Melihat perkembangan budidaya ayam Arab ini Hasyim Ashari mengaku bangga. Sebab, PPL betul-betul membina dan mendampingi petani dalam mengembangankan usahanya. “Dalam hal pemasaran kita tidak mempunyai kendala. Bahkan kita sering kekurangan dalam memenuhi permintaan dan pedagang. Semoga budidaya ayam Arab ini mampu terus ditingkatkan lagi produksinya,” harap Hasyim Ashari. (hms, bdh)
Artikel di atas dinukil oleh Tim Pustaka Jawatimuran dari koleksi Deposit – Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur: Derap Desa. Edisi XXIX Maret 2010, hlm. 41.
Comments
untuk pemula perkiraan berapa modal yg harus di siapkan pak..??
Maaf Kami Pusaka Jawatimuran hanya memberikan info. selanjutnya bisa bertanya langsung ke bersangkutan. (KANTOR BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN KABUPATEN PROBOlINGGO, JI. Raya Panglima Sudirman No. 40, Kraksaan, Probolinggo. Telp. 0335 – 846632, 846633